Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
.
.
.
.
Murid pindahan itu melangkahkan kakinya dengan santai, pandangannya menilik suasana sekitar. Kyunggi High School, sekolah khusus pria yang ia tempati bertaraf international, tentu saja sangat mewah. Banyak para siswa berlalu-lalang, sesekali para murid itu menghentikan langkah Donghae dan mengajaknya berkenalan. Lee Donghae, pemuda tampan yang baru pulang dari Amerika dan kembali ke Korea karena urusan pekerjaan ayahnya. Pria yang memiliki wajah tampan, berpenampilan rapi, kaya, serta memiliki sikap yang hangat. Donghae merupakan pria baik dan taat pada aturan terutama perintah sang ayah. Benar-benar good boy, Lee Donghae!
Langkah Donghae berhenti di depan kelas yang bertuliskan 3-1. Sampai juga ke kelas barunya. Namun suara riuh terdengar dari lapangan basket membuat Donghae enggan untuk masuk ke kelasnya. Hanya sebentar, Donghae terkekeh melihat seorang siswa di sudut pojok lapangan yang berteriak dan berseru dengan senangnya. Laki-laki berkulit pucat dengan bola mata yang indah. Donghae tersenyum. Laki-laki itu tak henti-hentinya berteriak riang sesekali menampilkan gummy smile-nya.
“Hari pertama yang menyenangkan. Tidak buruk juga aku kembali ke Korea.” Donghae menelusupkan kedua tangannya di saku celana dan berjalan masuk ke kelasnya.
***
“Kyuhyun, fighting!” Hyukjae berteriak dengan mengangkat banner yang ia bawa.
“Wah, ya ya. Daebak Kyuhyun! Kau sungguh keren!” Hyukjae semakin antusias ketika melihat pria bernama Kyuhyun berhasil memasukkan bola kedalam ring.
“Hyukie! Kecilkan suaramu sedikit, benar-benar bising tahu,” keluh sahabat baiknya, Kim Ryeowook. Ryeowook hanya mendengus kesal, sahabatnya yang bernama Lee Hyukjae itu benar-benar membuat dirinya sakit kepala. Apa mulutnya tidak pegal? Dari tadi menyoraki salah satu pemain tim basket, bernama Kyuhyun.
“Aku tidak bisa diam, Wookie. Kau tahu kan aku sangat mengagumi dan menyukainya,” terang Hyukjae sambil berbisik di tengah riuhnya lapangan.
Ryeowook memutar bola matanya malas. Selalu begitu. “Lalu kenapa tidak mengatakannya saja, siapa tahu dia suka padamu juga Hyuk.”
