Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kulangkahkan kakiku masuk ke ruangan kelas. Hanya ada beberapa orang di dalamnya, sahabat-sahabatku yang memang suka datang pagi-pagi.
Kangin duduk bersama Leeteuk. Yesung dan Ryeowook asyik memperhatikan hiasan dari kerang yang mereka dapatkan saat berlibur di pantai beberapa hari lalu. Hangeng sedang berbicara serius dengan Heechul.
Begitulah, makhluk-makhluk sedang kasmaran itu tak pernah berhenti untuk selalu dekat. Aku jadi... iri?
Hei, masa aku sudah lupa tekadku?
Aku akan menjalani hidup tanpa perlu memikirkan terlalu serius si perasaan bernama cinta itu. Aku berjanji pada nuraniku sendiri, tidak akan sebodoh hari-hari sebelumnya yang terlalu cengeng hanya karena tak bisa memiliki seseorang. Cintatak harus memiliki, 'kan?
Begitulah kata Donghae, yang terus menjadi penopangku.
“Hyukie, mana novel yang kupinjamkan padamu kemarin?” Donghae tiba-tiba menyapaku dari belakang.
“Eum, Hae? Novel itu?” Aku membongkar tasku. Ya, sejak belakangan ini, aku hanya mengonsentrasikan diri pada hobiku, melupakan nasib cintaku yang terus-terusan menggerus hati, hobi membaca novel untuk bahanku dalam mengasah kemampuan menulis.
“Dimana? Aku bisa kena denda kalau hilang tahu!” suaranya agak membentakku.
“Ya ampun! Pasti ketinggalan di perpustakaan kemarin!” Aku menepuk dahiku. Aku ceroboh meninggalkan novel itu di meja perpustakaan!
“Ah, ayo ambil sebelum ada yang menemukannya.” Donghae otomatis menarik tanganku keluar dari kelas. Dan aku sadari beberapa pasang mata sedang melirik ke arahku dengan tatapan semacam 'seperti-ada-sesuatu-diantara-mereka'.
Lima menit kemudian, kami kembali ke kelas. Aku berjalan tepat disampingnya, membicarakan sesuatu yang kurang penting, sekedar basa-basi.
“Hyukie! Kesini!” Heechul memanggilku, mereka bertiga sepertinya sedang membicarakan sesuatu.
“Ada apa?” tanyaku menghampiri mereka, melemparkan tasku ke meja dan duduk bergabung bersama mereka.
“Akhir-akhir ini aku melihat kau dekat sekali dengan Donghae, ada apa sebenarnya?” Sungmin dengan wajah menggoda mendekatiku.
“Hah?” tanyaku bingung.
“Iya Hyukie! Beberapa akhir ini kau selalu bersamanya. Apa jangan-jangan kau...” Ryeowook memainkan jari telunjuk dan tengahnya, mengisyaratkan sebuah tanda petik.
“Pacaran?” sambung Heechul.
“Apa? Ti...”
“Atau kau suka padanya?” desak Sungmin, masih dengan tampang menggoda.
“Hm... Su... Suka?” Pasti wajahku mulai berubah warna merah. Jantungku juga seperti tertohok sesuatu hingga detaknya lebih cepat dari biasa.
“Tuh, kan, kau jadi salah tingkah.” Sungmin tertawa kecil padaku, memperlihatkan gigi kelincinya.
