Hari berganti dengan cepat, Jum'at sudah datang dan masih dengan rutinitas yang sama, Yerim sibuk di depan PC pemesanan dan membuat minuman yang menjadi pesanan. Kali ini Yerim sedang menghitung jumlah penjualan. Sooyoung sudah berada di sampingnya sejak tadi, karena jam kerjanya akan dimulai sebentar lagi.
"Pemotretannya, jadi?" Yerim mengangguk singkat membalas pertanyaan Sooyoung.
"Rim." Sooyoung menyenggol bahu Yerim yang sedang memasukkan kembali uang yang sudah dihitung kedalam mesin kasir.
"Rim." Senggol Sooyoung lagi, matanya menatap tajam mobil yang berhenti didepan cafe.
"Kenapa eonni?" Yerim akhirnya menolehkan kepalanya pada Sooyoung.
"Lihat! Bukankah dia tampan? Dia pelanggan cafe ini yang paling setia loh. Tepatnya 3 bulan lalu sih, setelah kau masuk." Mendengar lontaran Sooyoung, Yerim mengikuti pandangan Sooyoung yang terarah keluar cafe.
"Tapi auranya gelap sekali Rim." Kata Sooyoung lagi. "Dia masuk - dia masuk, kau saja yang layanin."
"Cih, katamu dia tampan, tapi kenapa malah melemparkannya padaku?" Balas Yerim yang di hadiahi cengiran Sooyoung. Menggeser tubuhnya, Sooyoung memberi tempat yang leluasa untuk Yerim.
"Halo, selamat dari di Tollo Cafe." Yerim menyapa pelanggan yang selalu membeli banyak minuman di cafe tempatnya bekerja ini dengan gugup.
"10 iced americano large, 5 caramel machiato." Tanpa menunggu jumlah totalan, pria di depannya memberikan kartu hitamnya pada Yerim. Sooyoung yang sudah mendengar pesanan dengan sigap menyiapkannya. Walaupun jam kerjanya belum mulai, mereka sering saling membantu jika di jam pertukaran seperti sekarang.
"Totalnya 55.000 won." Jemarinya menari-nari diatas layar, menggesek kartunya dan mendapatkan lontaran kertas belanja.
"Terima kasih, semoga hari anda menyenangkan." Yerim mengembalikan kartu serta struck. Si pria berbalik dan berjalan keluar dari cafe, setelahnya 2 pria yang selalu bertugas mengambil pesanan masuk menggantikan pria tadi.
"Aku saja yang masukkan." Yerim meletakkan tiap empat gelas pada kantung kardus. Sooyoung selesai dengan americanonya, beralih menuangkan minuman yang lainnya.
"10 iced americano large, 5 caramel machiato. Terima kasih, semoga hari anda menyenangkan."
Yerim dan Sooyoung masih memandang dua pria yang berjalan keluar, keduanya sudah masuk kedalam mobil SUV hitam.
"Aku selalu bertanya-tanya. Kenapa pria itu repot-repot turun hanya untuk memesan? Padahal dia bisa menyuruh anak buahnya kan Rim?" Yerim mengangguk menyetujui kalimat Sooyoung.
"Kau selesai jam berapa?" Tanya Sooyoung lagi yang kini perhatiannya sudah dialihkan pada Yerim.
"Entah, ada apa?"
"Aku menginap di tempatmu ya?" Yerim menaikkan alisnya heran.
"Bertengkar lagi? Dengan masalah yang sama?" Yerim melihat Sooyoung yang membuang nafasnya lelah.
"Aku selalu gagal memahami kenapa Namjoon selalu memintaku berhenti."
"Mungkin Namjoom oppa hanya mau yang terbaik untukmu." Yerim coba menenangkan Sooyoung yang kini terlihat kesal.
"Tapi bukan begitu! Aku bekerja di tempat ini karena aku senang, walaupun kadang melelahkan. Tapi aku senang, seharusnya dia bisa memahami itu! Aku juga tak pernah melarang dia bekerjakan Rim? Apa aku salah jika meminta hal yang sama?" Yerim hanya diam, inginnya membantah tapi Yerim takut Sooyoung salah paham jika ia mengeluarkan pendapatnya sekarang. Apalagi Sooyoung masih telihat kesal dan gusar.
KAMU SEDANG MEMBACA
end | Better Run
Fanfiction"Ayo Yerim jalan lebih cepat!" Kalimat itulah yang terus Yerim ucapkan selagi kakinya terus menerobos keramaian jalan dengan cepat. "Bukankah menyenangkan, melihat dia berlari seperti itu?" *gambar pada cover cr. pinterest