Delapan

2.4K 374 101
                                    

Jungkook duduk di salah satu sofa yang ada di sudut kiri kamar milik Yerim, milik mereka berdua sebenarnya. Matanya terus saja menatap pada Yerim yang masih terbaring diranjang. Tim Dokter yang dipanggil Jungkook mengatakan bahwa Yerim hanya terserang panik yang menyebabkan dirinya gagal bernafas. Dokternya sudah memberikan obat melalui infus yang terpasang dan mengganti selang oksigen menjadi bentuk masker untuk kenyaman Yerim. Jungkook beranjak dari sofa setelah 2 jam hanya memperhatikan gadis kecilnya itu. Menghampiri sisi kiri ranjang dan berdiri tepat menghadap Yerim sambil bersedekap di dada memperhatikannya beberapa saat.

"Saeron. Kenapa kau mengingatnya sayang?" menunduk cepat Jungkook mencium gadisnya dan berjalan pergi keluar dari kamar.

2 orang penjaga menyambutnya di depan pintu kamar, keduanya mengangguk hormat saat Jungkook berlalu.

"Sir bagaimana dengan Lee Jieun?" Virgo menghampiri Jungkook yang baru saja menapakkan kakinya di anak tangga, tanpa berhenti Jungkook terus melanjutkan langkahnya sambil melepas jas yang masih melekat.

"Urus pengunduran diri Yerim. Panggil paman Song keruanganku di bawah." Virgo mengangguk patuh, tetap mengikuti Jungkook sampai anak tangga terakhir sebelum membungkuk hormat dan berlalu pergi.

Jungkook melirik sekilas lemari kaca yang sudah dibersihkan. Tak ada lagi pecahan kaca yang berhampuran. "Entah apa lagi yang akan kau lakukan saat bangun nanti." Gumam Jungkook.

Kakinya terus diarahkan melewati lorong ke pojok ruangan dimana terdapat pintu berwarna hitam. Walaupun posisinya yang berada di pojok, pintu itu berdiri kokoh dengan ukuran yang lumayan besar dan terkesan menyeramkan karena warnanya yang pekat serta pencahayaan lorong yang tak terlalu terang. Di depannya lagi-lagi terdapat 2 orang berbadan besar. Melihat Jungkook yang mendekat, salah satunya membukakan pintu untuk dilewati Bossnya itu. Menghiraukan anggukan hormat anak buahnya, Jungkook masuk dengan langkah tegasnya, memutari meja dan duduk di kursi besarnya yang menghadap tepat kearah pintu.

Baru saja duduk, pintu diketuk lalu muncul Virgo dengan seorang pria setengah baya dibelakangnya.

"Selamat malam Boss." Pria setengah baya itu membungkuk hormat.

"Santai paman, jangan kaku begitu." Kalimat datar Jungkook dibalas kekehan ringan dari si pria setengah baya.

Jungkook mengangguk singkat pada Virgo. Mendapatkan izin untuk keluar dari ruangan, Virgo membungkuk lalu memundurkan langkahnya sebelum berbalik tepat didepan pintu.

"Istriku sudah pulang paman Song." Ujar Jungkook setelah memberikan Song Seungheon yang dipanggil Paman Song itu untuk duduk.

"Apa yang harus saya lakukan Boss?" Seungheon masih terduduk kaku dihadapan Jungkook.

"Santai saja paman, jangan tegang begitu." Gantian Jungkook yang terkekeh datar. Kalimat yang disampaikan Jungkook tak membuat Seungheon merubah posisi duduknya.

"Paman tau bukan apa yang harus paman lakukan?" Tanya Jungkook dengan datar. "Untuk saat ini istriku itu tak akan pergi kemanapun." Lanjut Jungkook yang diangguki mengerti oleh Seungheon.

"Istriku itu luar biasa tidak bisa diprediksi." Seungheon masih mendengarkan dengan seksama.

"Jangan pernah memberinya alcohol."

"Jangan meletakkan benda-benda tajam disekitar istriku."

"Jangan memberhentikan mobil di tempat ramai." Seungheon menaikkan alis bingung. "Karena bisa dipastikan istri kecilku itu akan meminta pertolongan orang lain dan berlari lagi." Seungheon mengangguk kaku.

"Walaupun pada akhirnya semua orang akan mengerti karena aku suaminya. Suami sahnya secara hukum." Lanjut Jungkook. "Bukan begitu paman?" Seungheon mengangguk sambil tersenyum kaku.

end | Better RunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang