Enam

2.4K 394 76
                                    

Sooyoung dan Yerim yang tertahan di pintu masuk akhirnya diizinkan melanjutkan langkahnya. 2 penjaga di pintu tadi meminta mereka berdua mengeluarkan identitas diri dan terlihat melapor lewat headset HT sebelum memperbolehkan mereka masuk. Yerim memeluk lengan Sooyoung erat, merapatkan pula tubuhnya. Kaki keduanya dilangkahkan cepat membelah kerumunan orang yang terlihat lebih padat dibanding kemarin malam. Keduanya sudah dekat dengan meja-meja panjang yang dibelakangnya berjajar bartender.

"Eonni!" Yerim mengedarkan pandangannya karena mendengar teriakan teredam wanita yang ia kenal.

"Disana Rim." Belum juga menemukan keberadaan Doyeon, lengan Yerim yang masih melingkar dilengan Sooyoung tertarik mengikuti si empunya.

Sampai salah satu meja bar stool, bartender yang sedang meracik minuman itu memandang kaget keduanya. Mulutnya terbuka lebar terlihat ingin menyampaikan sesuatu, tapi kemudian ditutupnya cepat setelah melirik penjaga yang tersebar di berbagai sudut kini memperhatikannya.

"Bisa kita bicara?" Yerim menghampiri di bartender, berdiri berhadapan dengan Bobby-si bartender yang dipisahkan meja bar. Bobby lagi-lagi melihat sekitarnya takut.

"Kami ingin bertanya mengenai kejadian kemarin." Sela Sooyoung yang kini ikut berdiri disamping Yerim.

"Apa? Memang apa yang terjadi kemarin?" Raut wajah Bobby berubah menjadi datar.

"Kenapa kami sadar di tempat yang berbeda? Siapa yang membawa kami?" Tanya Yerim, matanya masih memaku Bobby yang kini berubah cepat menjadi gelisah didepannya.

"Sebenarnya apa yang kalian bicarakan?" Bobby berdalih lagi.

"Kau bilang salah satu dari mereka istri si Boss, dan satunya lagi kekasih Boss yang lainnya." Doyeon yang sejak tadi memperhatikan ikut angkat bicara, Bobby memandangnya Doyeon kaget.

"Siapa yang membawa kami?" Yerim menekan suaranya, kali ini keberanian entah dari mana hadir dibenaknya. "Penjaga yang mana? Panggil mereka kesini." Lanjut Yerim karena mengingat percakapan yang didengarnya di telepon tadi.

"Kau tau kami pelanggan. Kami bisa saja melapor pada pihak yang berwajib, cepat panggil mereka!" Sooyoung ikut mengintimidasi Bobby, sedangkan di bartender malah melotot kaku saat melihat siapa yang baru saja datang dan berdiri dibelakang ketiga gadis itu.

"Ada yang bisa dibantu?" Ketiganya menoleh cepat. Berdiri 2 orang pria berjas yang berbeda dari penjaga yang dilihat Yerim dan Sooyoung didepan tadi.

"Kami sedang mencari orang." Doyeon yang bersuara, karena kini Yerim dan Sooyoung terlihat sedang meneliti kedua wajah lelaki besar didepannya.

"Orang yang kemarin membawa kami dari sini." Yerim kembali bersuara saat dirinya selesai mengamati kedua pria tersebut.

"Siapa yang membawa anda Nyonya?" Yerim tersentak mundur saat mendengar panggilan dibelakang kalimat yang dilontarkan salah satu pria itu.

"Beberapa pria berjas hitam. Coba periksa cctv siapa yang membawa kami." Sooyoung yang menjawab. Kedua pria itu terlihat saling pandang sebelum salah satunya menekan alat komunikasi yang tertempel ditelinganya.

"Silahkan ikuti kami." Doyeon menahan tangan Sooyoung yang siap mengikuti kedua pria itu.

"Setahuku ruang cctv disebalah sana." Doyeon menunjuk arah yang berlawanan, dirinya bangkit dan memblok Yerim serta Sooyoung dari kedua pria itu.

"Kami sudah selesai." Kata Doyeon lagi yang kali ini disambut raut kaget keempat orang itu. Bobby sejak tadi hanya memperhatikan bersama ketiga bartender lainnya.

end | Better RunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang