Sudut pandang pertama-
* * * * *
Keluar dari kamar mandi, mataku berhasil melihat segelas minuman bening tapi kuyakin ada rasanya yang berdiri mengejekku dari atas nakas. Pria itu selalu memberiku minuman aneh itu di pagi dan malam hari. Entah minuman apa yang dia berikan. Awal berada disini pria itu memberiku susu, tapi entah kenapa susu itu berganti dengan minuman yang sampai saat ini belum aku ketahui bagaimana rasanya. Hanya tercium bau manis dan asam disatu waktu. Mendekati nakas, mataku malah beralih pada ponsel yang sengaja kuletakkan disana. Melihat benda pipih itu, otakku kembali memutar ingatan semalam. Ada 4 cctv dan 2 kamera kecil dikamar ini. Aku belum mendapatkan kesempatan mengecek di bagian kamar mandi dan ruang baju. Bagaimana caranya supaya pria itu tak tahu? Tapi rasanya sulit kalau mengecek keberadaan kamera dan cctv saat pria itu dalam keadaan sadar. Apalagi mengingat dia selalu tau apa yang aku lakukan, besar kemungkinan seluruh ruangan kamar ini di pasangi cctv.
Pintu kamar yang diketuk membuatku memusatkan perhatianku kearah pintu. Wanita cantik yang selalu memandangiku tak suka itu berhasil masuk kedalam kamar.
"Dokter Suga sudah datang, Mari saya antar." Berniat mendekatinya, wanita itu kembali berujar. "Tolong habiskan minumannya lebih dulu Nyonya."
Tapiku acuhkan, kembali berjalan. Aku melewati tubuhnya yang memperilahkan aku jalan lebih dulu.
"Kenapa kalian ikut?" Tanyaku saat melihat 2 dari 6 orang penjaga di depan pintu mengikuti langkahku. Tapi dua orang itu hanya diam dan menunduk kaku. Apa jangan-jangan mereka tak bisa berbicara? Sejak kedatanganku, orang-orang penjaga ini tak pernah mengeluarkan suara. Hanya dua pria yang selalu aku lihat ada disekeliling pria itu aja yang berbicara, Virgo dan Leo, si pria yang menolongku di tangga kemarin.
Ponsel yang masih kubawa bergetar pelan, aku mengangkatnya guna melihat ada pesan masuk dengan nama Sooyoung eonni di informasi pengirimnya.
Sooyoung eonni
Aku akan ketempatmu jam 12.
Namjoon melarangku datang
sekarang! Tunggu aku ya, ingin
ku bawakan sesuatu Rim?Aku sudah senang eonni mau datang
kesini. Tapi sepertinya tteokbokki enak
sudah lama aku tak memakannya.
Kita batal memakannya beberapa hari
lalu:(Aku mengetikkan jawaban dengan cepat, membayangkan bagaimana tteokbokki yang tiba-tiba berputar di kepalaku. Tak lama Sooyoung eonni menyampaikan rasa yang sama padaku dan berjanji akan membawanya saat ia berkunjung nanti.
"Hwaa!!" Kedua tanganku di tarik perlahan kebelakang. Ya Tuhan! Kau hampir membuat tulangmu patah Rim!
"Hati-hati Nyonya. Sebaiknya jangan gunakan ponsel saat menuruni tangga." Aku mendongak kaget saat mendengar suara yang berasal dari depanku. Seorang lelaki dewasa atau memang sudah dewasa? yang juga berpakaian formal berdiri kaku tepat di lantai bawah, menghadap padaku.
"Terima kasih." Aku menarik perlahan kedua tanganku yang masih dipegangi. "Dan terima kasih Tuan, di lain kesempatan aku tak akan memainkan ponselku di tangga." Tak ada di laim kesempatan karena aku akan kabur secepat mungkin. Melanjutkan langkahku menuruni anak tangga, pelayan wanita yang bersamaku sejak tadi mengarahkan tangannya kesisi kiri tangga, kearah ruangan yang berdekatan dengan ruang makan.
"Dokter Suga sudah di dalam, silahkan masuk Nyonya." Pelayan itu membukakan pintu untukku, di dalamnya sudah ada lelaki super putih dan seorang perempuan cantik yang berdiri bersebelahan seolah menyambutku.
KAMU SEDANG MEMBACA
end | Better Run
Fanfiction"Ayo Yerim jalan lebih cepat!" Kalimat itulah yang terus Yerim ucapkan selagi kakinya terus menerobos keramaian jalan dengan cepat. "Bukankah menyenangkan, melihat dia berlari seperti itu?" *gambar pada cover cr. pinterest