Dua puluh

1.8K 292 56
                                    

Yerim mengerang dalam tidurnya, suara erangan lirihnya berhasil membangunkan Jungkook yang baru saja memejamkan matanya. "Sayang.." Jungkook duduk dengan siaga.

"Panggil Dokter." Perintah Jungkook pada Leo, satu-satunya orang yang berada di dalam ruangan. Virgo sedang menjemput pria yang menghubungi Jungkook tadi.

Mata Yerim mengerjap pelan, menetralkan matanya karena mendapatkan serangan cahaya lampu. "Hey sayang.." sapa Jungkook yang malah membuat Yerim bangkit penuh antipasi.

"Apa yang sudah kau lakukan?" Yerim berhasil membuat jarak dengan Jungkook.

"Apa yang kau lakukan padaku?" Tanya Yerim lagi.

Jungkook mengangkat tangannya berniat menangkup pipi Yerim, tapi dengan cepat ditangkisnya tangan yang menjulur padanya itu. Melompat turun dari ranjang, Yerim mendorong kursi dan menarik paksa jarum infus yang menciptakan aliran darah segar keluar dari punggung tangan kanannya.

"Sayang apa yang kau lakukan? Tanganmu terluka." Jungkook ikut turun dari ranjang, jarak terbentang dengan ranjang menjadi pemisah diantara mereka.

Pintu yang diketuk, terbuka dengan cepat. "Pak, Dokter Sungkyung sedang keluar." Virgo mematung melihat pemandangan didepannya.

"Kau pria itu.." ujar Yerim ragu, matanya memandangi Leo yang masih mematung di depan pintu yang tertutup. "Kau pria yang bersama Saeron." Ujar Yerim lagi.

"Sayang.." Yerim menoleh kaget saat mendengar suara yang berada tepat diatas kepalanya. Gagal memundurkan langkah, Jungkook lebih dulu menahan kedua lengan Yerim. "Sayang dengar, dia orangku. Dia yang menjagamu."

Menjagaku? Dia pikir aku bodoh?

"Dia bersama Saeron karena dia menjaganya juga. Dia Leo, orang yang selalu menjagamu." Terang Jungkook melembut. Pancaran hangatnya bertemu dengan manik Yerim yang terlihat kaku.

"Leo, panggil siapapun. Istriku butuh diobati." Pria ini, pria yang mengurungku. Bagaimana bisa aku kembali kesini? Dan bagaimana bisa pria ini juga mengenal Saeron? Pria ini susah melakukan sesuatu padaku!

"Menjauh dariku!" Pancaran mata Yerim menajam, memandangi Jungkook penuh tuduhan. Kedua tangannya berusaha keras melepaskan cengkraman Jungkook dilengannya.

"Apa yang sudah anda lakukan padaku Tuan?" Tanpa sadar Yerim mengeluarkan kembali isi kepalanya, menyebabkan perubahan ekspresi di wajah Jungkook.

Lalu kejadian itu tiba-tiba terputar ulang diotak Yerim, dirinya yang terus menjerit saat sadar dari obat bius di jet yang berniat membawanya pergi. Saeron, Bibi Kim, Tuan Shin. Mereka ada didalam mimpiku. Sudah berapa tahun terlewat?

Pintu ruangan yang terbuka, mengalihkan Yerim. Leo datang dengan 2 orang berpakaian perawat dan 2 orang dokter pria. "Kau perlu diobati dulu." Jungkook mengarahkan Yerim duduk disisi ranjang, tangannya masih mencengkram kedua lengan Yerim. "Jangan macam-macam atau bertindak bodoh." Ujar Jungkook tenang.

"Ulurkan tanganmu sayang." Jungkook membawa tangan kanan Yerim, terjadi tarik-menarik sampai Jungkook berhasil memenangkannya, lalu memindahkan tangan Yerim pada salah satu tangan perawat. Dengan cekatat, perawat itu membersihkan luka Yerim. Meminta tangan kiri Yerim karena tangan kanannya bengkak, tak memungkinkan si perawat memasang kembali infus disana.

"Ssttt..." Desisan Yerim mengalun pelan saat punggung tangannya terasa tertusuk dalam, tangannya ditahan Jungkook agar tak memberontak. "Apa yang sudah anda lakukan padaku Tuan?" Yerim kembali melayangkan pertanyaan yang sama, mengabaikan rasa sakitnya dipunggung tangannya.

"Sudah Nyonya." Dengan gemetar, si perawat bangkit berdiri dari posisi jongkoknya. Bergantian dengan Dokter yang kini mendekat pada Yerim.

"Apa yang sudah anda lakukan padaku?!" Yerim berteriak marah, mengabaikan Dokter yang berdiri di depannya dan Jungkook, matanya hanya memandangi Jungkook dengan tatapan marah. "Anda bermain-main dengan ingatanku?" Tanya Yerim, menekan keraguannya.

end | Better RunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang