No copy paste! Hargai sesama penulis!
Sebenarnya mau memberi visual pada karyaku yang ini. Tapi agak susah banget nyari visual yang persis karakter Shafa. Jadi aku putuskan dicerita ini gak ada visualnya. Jangan kecewa ya, yang penting ceritanya nyambung kalau dibaca. Kalian bisa komen kok ke aku siapa yang cocok jadi karakter Shafa. Bakalan aku pertimbangkan kok nantinya. Yang pasti harus berhijab aja. Makasih buat yang sering mampir. Love you dari author sebanyak - banyaknya😍😘😗😙😚😘😘😘😁
Jam pukul dua siang lewat dua puluh menit, selesai melaksanakan sholat
Dzuhur Shafa duduk di teras menemani Alif yang bermain di halaman rumah."Ibuk sini main sama ayif." ajak Alif melambaikan tangannya menyuruh Shafa menghampirinya. Bocah empat tahun itu tampak gembira rasanya. Tangannya mengaduk - ngaduk tanah dan memasukkan ke dalam wadah mainan.
Shafa menghampiri Alif, ia berjongkok di samping anaknya memperhatikan Alif yang sedang bermain. Anak seusia Alif tak peduli hal kotor, yang penting senang bisa bermain. Ia sudah cukup gembira rasanya.
"Alif ayo bobok sayang." ucap Shafa mengelus - ngelus kepala bocah di sampingnya.
"Ayif masih mau main buk." Alif langsung cemberut memperlihatkan bibirnya yang mengerucut, menggemaskan rasanya.
"Ya sudah, nanti kalo sudah puas mainnya, ke kamar mandi ya. Cuci tangan, terus kita bobok deh." sahut Shafa tersenyum mengacak - ngacak rambut Alif. Gemas dengan tingkah lucunya. Alif mengangguk dan meneruskan mainnnya lagi. Kali ini ia mencampur tanah dengan air lalu di aduk seperti membuat kue. Lantas setelah itu mencetaknya sangat banyak di wadah mainan berbentuk bulat. Hasilnya ia jemur di batu yang terkena sinar matahari.
🍁🍁🍁Setelah puas bermain, Alif segera mengembalikan tempat mainannya ke tempat semula, ia menuju keran air di samping rumah, memutarnya dan menyalakan sendiri keran air, mencuci tangannya yang kotor. Shafa sangat gemas melihat kelucuan yang di tampilkan Alif, ia beranjak menghampiri Alif dan membasuhkan tangan Alif dengan benar, pasalnya masih ada kotoran di sela - sela tangannya. Setelah mencuci tangan Alif sampai bersih Shafa mengajak Alif masuk ke dalam rumah.
Alif menurut dan mengikuti langkah ibunya yang menuntunnya ke dalam kamar.
"Alif mau langsung bobok apa masih mau mandi dulu?" tanya Shafa berjongkok mensejajarkan tingginya dengan bocah empat tahun itu, Alif mengerjap - ngerjapkan matanya menatap Shafa. Shafa menoel pipi bocah itu, bibirnya melengkung membentuk senyuman.
"Mau lancung bobok." jawab Alif memperhatikan Shafa.
"Mandi dulu yuk, entar kalo gak mandi jadi sarang kecoa. Soalnya kecoa suka banget lo sama bocah jorok, nanti.... kecoanya masuk ke dalam baju Alif...... terus bersarang di situ.... terus bertelur. Banyak banget telurnya." ucap Shafa melebih - lebihkan, menakuti Alif. Shafa menahan tawa dengan kebohongan yang di sampaikannya pada bocah itu. Alif langsung melotot dan ekspresinya berubah menjadi jijik dan ngeri.
"Ibu ayo maydi." ajaknya menyeret Shafa menuju kamar mandi. Shafa tersenyum memperhatikan tingkah lucu Alif.
Sampai di kamar mandi, Shafa membuka baju dan celana Alif. Tangannya sibuk membasahi sabun dengan air dan menggosokkan sabun ke seluruh tubuh bocah itu.
"Alif mau keramas?" tanya Shafa melihat Alif, Alif mengangguk. Shafa segera menuangkan cairan shampo ke tangannya dan menggosok - gosokkan ke kepala Alif, membuat busa sebanyaknya. Setelah di rasa bersih, Shafa segera memakaikan handuk ke tubuh bocah itu dan membawanya ke dalam kamar.
Shafa mengambil setelan baju Alif di dalam lemari, ia memakaikan baju bergambar spiderman dan celana jeans anak setelahnya. Alif sudah berpakaian, lalu Shafa membubuhkan bedak ke wajah putranya itu setelah memberikan minyak telon, minyak kayu putih dan minyak sereh ke bagian tertentu dari tubuh Alif.
Shafa menggendong putranya itu dan menaikkan tubuhnya ke atas ranjang, menyiapkan bantal untuknya lalu tidur di samping Alif. Tangannya menepuk - nepuk bokong Alif supaya tertidur. Tak lupa nyanyian lagu anak yang sering di nyanyikan sebelum Alif tidur.
Beberapa menit kemudian bocah itu tertidur lelap. Shafa menyelimuti tubuh Alif dengan selimut, di kecupnya perlahan kening bocah empat tahun itu dengan sayang lalu beranjak keluar kamar untuk membantu ibunya memasak di dapur.
🍁🍁🍁
Ibu sibuk memasak hidangan di dapur, Shafa menghampiri ibunya yang mengaduk - ngaduk sambal goreng ampela. Keringat mengucur di wajah tuanya yang keriput. Shafa segera membantu dan menyuruh ibunya istirahat saja. Ibu tersenyum dan mengelus punggung tangan Shafa dan beranjak ke dalam kamar. Sedangkan Shafa sibuk memasak, ia menyiapkan bumbu membuat sambal terasi kesukaaannya setelah sambal goreng ampela sudah matang. Tangannya mengambil piring di rak piring dan mensisihkan ke mangkok besar. Lalu ia memasukkan cabai, bawang putih, bawang daun, bawah merah serta tomat segar ke dalam wajan lalu menumis dengan minyak sedikit, setelah agak layu Shafa mentiriskan ke cobek besar dan menguleknya memakai ulekan bersama terasi. (Ini resep versi author ya)
Sambal yang sudah halus segera di masukkan ke dalam wajan, di tuangkan sedikit air lalu memberikan sedikit minyak dan garam, gula, dan penyedap rasa secukupnya.
Setelah lima menit sambal terasi andalannya matang, Shafa mengangkatnya ke dalam mangkuk kecil dan menaruhnya di meja makan.
Puas dengan memasak hidangan kesukaannya, Shafa bergegas menuju kamar untuk beristirahat melepas lelah setelah masakan di meja makan telah ditutupi dengan tudung saji.
Nb: jadi untuk bahasa Alif, itu bukan typo ya, hanya mengikuti cara bicara bocah empat tahun aja kok😊
Bersambung, tunggu lanjutannya ya...salam cinta dan sayang dari author😊😍😘😍😘 jangan lupa vote dan komennya sebanyak - banyaknya (author maksa😂😁🤣)
KAMU SEDANG MEMBACA
I love you Shafa (On Going)
SonstigesBagi siapapun yang mengcopy paste isi seluruhnya atau sebagian dari cerita ini. Demi Allah aku gak ikhlas dunia akhirat, jadilah penulis yang hebat dengan mengarang sendiri, bukan dari hasil mencuri! Mohon untuk tidak copy paste!! Hargai sesama penu...