No copy paste! Hargai sesama penulis!
Maaf banget ya author telat up nya....sibuk banget. Banyak pekerjaan di rumah terus harus sibuk ngurus ini itu. Walaupun lelah, tetep harus up karena author pengen cerita ini cepet tamat. Pastinya semua cerita yang author tulis di wp di terusin sampe berakhir. Maaf atas keterlambatan upnya. Author harap kalian mau mengerti atas kesibukan author.
Buat yang sudah mampir dan tetap stay di cerita author....makasih ya😘😍😍😍author sayang kalian. Jangan lupa beri tanda bintang dan komen di cerita author ini. Jika ada typo silahkan beri saran demi sempurnanya tulisan author ini. Salam sayang dari author🤗😘
Sementara di kamar Shafa di temani Aisyah menyantap masakan yang di masak Shafa.
"Mbak...suer deh masakan mbak enak bangeeeetttt," ujar Aisyah memberi tanda jempol. Shafa hanya menanggapi pernyataan Aisyah dengan tersenyum.
"Kamu selesaikan makannya dulu....baca bismillah," tegur Shafa menatap Aisyah.
"Sip mbak...udah kok, di dalam hati aku bacanya," sahut Aisyah tersenyum dan menyendok nasi di wakul serta telur balado yang di masak shafa di dalam mangkok dan di taruh ke piringnya.
Beberapa menit berlalu mereka akhirnya selesai, Aisyah mengambil piring kotor Shafa dan dirinya lantas menumpuk piring bekas makannya ke beberapa wadah kotor.
"Biar aku yang cuci piringnya Mbak. Mbak duduk manis aja di dalam," ujar Aisyah mencegah tangan Shafa yang hendak mengambil piring kotor yang di pegangnya.
"Baik banget sih...," sahut Shafa tersenyum menatap Aisyah.
"Ya dong mbak, mbak kan baik banget sama aku," tutur Aisyah juga tersenyum lantas keluar membawa piring - piring kotor ke sumur depan.
🍁🍁🍁
Waktu berlalu, tepat jam pukul tujuh malam Shafa tengah di sibukkan dengan bermain ponsel di tangannya.
Tring
Pesan masuk ke dalam ponsel, Shafa segera membuka pesan
Akbar temen pabrik ( nama yang di tulis Shafa di ponselnya)
Kamu kemana aja? seharian aku nyariin kamu. Setidaknya beri aku kabar, aku khawatir di sini
19.06Me
Aku baik - baik aja kok🙂19.07
Akbar temen pabrik
Syukurlah☺, aku kira kamu kenapa - kenapa. Seharian aku mikirin kamu terus. Selamat malam, semoga mimpi indah ya😊
19.07Akbar tersenyum melihat dua centang biru atas pesan whatsapp yang di kirimkannya kepada Shafa. Perempuan jutek! batinnya.
Shafa membaca pesan yang dikirim Akbar padanya. Ia hanya tersenyum tipis menanggapinya. Setelahnya, Shafa menaruh ponselnya di atas nakas dan melanjutkan tidurnya.
🍁🍁🍁Waktu berjalan begitu cepat, tanpa terasa sekarang menginjak dua bulan semenjak kedatangannya berkunjung ke rumah ibunya. Hari ini tepatnya adalah hari terakhirnya Shafa bekerja setelah kontraknya sudah habis. Seperti yang di janjikannya kepada ibunya ketika itu, Shafa memang berniat tidak ingin memperpanjang kontrak kerjanya. Ia akan pulang dan kembali berkumpul dengan Alif serta Hamidah ibundanya.
Akbar yang berada satu bagian dengan Shafa yakni di bagian packing juga sebenarnya tidak tahu rencana gadis itu yang akan kembali ke kampung halamannya.
"Kamu sudah pamit Fa?" tanya Anin seraya memasukkan produk sepatu yang telah selesai proses produksi ke dalam kardus.
"Iya Nin....bakal kangen nih sama suasana pabrik..," lirih Shafa tangannya juga sibuk memasukkan sepatu ke dalam kardus seperti halnya yang di lakukan Anin. Shafa juga di bagian packing.
Akbar mendengar percakapan ke dua gadis di sampingnya. Dahinya membentuk kerutan, berpikir tidak mengerti tentang pembahasan kedua perempuan itu.
"Seperti akan berpisah lama saja," batin Akbar terheran.
"Emang kamu mau pergi kemana sih?" tanya Akbar menatap perempuan berjilbab kuning di sebelah kirinya.
"Pulang lah...kontrak aku kan sudah habis Akbar. Aku kerja di deket sana aja," sahut Shafa sibuk dengan tugasnya.
Akbar terdiam cukup lama, mencerna kata yang di keluarkan dari bibir Shafa. Akhirnya Akbar baru mengerti dengan ucapan perempuan berkulit putih itu.
"Jangan!" teriak Akbar membuat Shafa dan lainnya terlonjak kaget mendengar suara lima oktafnya.
"Ngapain teriak...teriak sih!" gerutu Anin memukul pelan lengan cowok itu. Pasalnya mereka bertiga tengah menjadi pusat perhatian dari semua karyawan gara- gara teriakan nyaring Akbar.
Akbar hanya nyengir tak bersalah, malah dengan santainya laki - laki itu joget - joget gak jelas menggoda Anin. Shafa hanya geleng-geleng kepala melihat dua anak manusia yang menurutnya serasi itu.
"Kalian cocok deh," ujar Shafa tersenyum.
"Idih...gue gak mau sama dia!" tolak Anin melirik Akbar.
"Siapa juga yang mau sama elu! Mending gue nikah sama monyet sekalian! Daripada gue pacaran sama lu!" gerutu Akbar kesal menatap Anin.
"Amin....ya Allah," ucap Anin berdoa dengan menyatukan tangannya membentuk lengkungan.
"Nyebelin!" gerutu Akbar tak mau menatap Anin. Shafa hanya tersenyum geli melihat perdebatan Akbar dan Anin.
"Entar jodoh, lho....," ledek Shafa yang mendapat sambutan malas dari keduanya.
"Kamu mau kerja dimana emangnya setelah resaign dari sini?" pertanyaan Akbar membuat Anin yang di sampingnya menatap kesal ke arahnya.
"Dasar penguntit!" batin Anin di dalam hatinya.
"Ada lah pokoknya, aku juga udah ngirim surat lamaran kok.
Semoga saja di terima," harap Shafa."Amin," timpal Akbar. " Aku rencananya mau pindah juga sih," tukasnya yang malah mendapat tatapan heran dari Shafa.
"Loh...emangnya kamu mau pindah kemana sih Bar?" tanya Shafa menatap cowok itu sekilas.
"Ke hatimu," gombal Akbar yang malah mendapat cibiran dari Anin.
"Gombalan kuno!" gerutu Anin, mencibir ketika mendengar perkataan yang keluar dari mulut laki-laki tampan itu.
Tahu nggak...di part ini...author yang lagi nulis cerita...lupa kalo author lagi masak. Eh pas mau matiin kompor...masakannya hangus....😞😪 repotnya jadi penulis😂😁
Eits! Malah curcol😁Bersambung, tunggu lanjutannya ya☺
KAMU SEDANG MEMBACA
I love you Shafa (On Going)
De TodoBagi siapapun yang mengcopy paste isi seluruhnya atau sebagian dari cerita ini. Demi Allah aku gak ikhlas dunia akhirat, jadilah penulis yang hebat dengan mengarang sendiri, bukan dari hasil mencuri! Mohon untuk tidak copy paste!! Hargai sesama penu...