44

285 40 14
                                    

HATI-HATI TYPO BERTEBARAN!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

HATI-HATI TYPO BERTEBARAN!!

Mulai hari ini semua rahasia akan terungkap

-Ramia

••••

Di atas brankar dorong, Aira masih tetap menutup matanya dengan darah yang masih keluar dari bagian kepalanya. Didorongnya Aira oleh tiga orang perawat beserta dokter yang akan membawanya ke ruang ICU.

“Mohon maaf. Pasien akan kami tangani dulu. Tolong mbak tunggu diluar saja,” ucap seorang perawat kepada Ramia saat mencoba untuk masuk.

"Suster tolong sembuhkan Aira" isak Ramia memegang pergelangan suster yang hendak ingin masuk ke ruangan

"Kami akan menangani pasien semaksimal mungkin, mbak yang tenang dan berdoa kepada Tuhan" ucap Suster itu lalu masuk ke dalam ruangan

Ramia saat ini bingung dan panik, ia harus menelfon siapa?

Oh astaga! Ia sampai lupa, kenapa tidak menelfon Gilang, kakak kandung Aira. Yap, Ramia tau soal itu, karena ia tak sengaja mendengar pembicaraan saat di Taman kemarin. Dari situ Ramia tidak ada saat Gilang dan Faris berantam di kantin, karena ia tidak mau melihat Chika yang belaga sok baik di depan semua orang.

Untunglah Ramia sempat save nomer Gilang di kontak Whatsapp nya. Tidak butuh waktu lama, Ramia langsung menelfon Gilang dengan ke adaan tangan yang gemetar saat mengingat kejadian tadi, apalagi sekarang seragam dan tangan Ramia di lumuri darah Aira.

Berdering tapi kok gak di angkat!

Yes, di angkat!

"...."

"Tolong lo ke sini"

"...."

"Rumah sakit"

"...."

"Aira ke celakaan, please lo cepat ke sini gue gak tau siapa lagi yang harus gue hubungin. Nanti gue share lock"

Tuttt

Ramia mematikan panggilan, setelah itu ia mengirim lokasi rumah sakit lewat chat.

Ntah sudah beberapa menit ia berjalan seperti setrikaan bolak balik. Tidak bisa tenang, kemana Gilang! Lama banget.

"RAMIA!" dari sana terdengar suara menyebut namanya. Ia yakin itu adalah Gilang beserta keluarganya.

Orang tua Aira menangis saat melihat dari bilik kaca yang tidak terlalu besar, sedang di tanganin oleh Dokter dan Suster

"Ramia, kenapa Aira bisa seperti ini?" tanya Gilang dengan wajah panik

Ramia mulai menceritakan kejadian pertama hingga akhir, baik Gilang, Fasya dan Orang tua Aira mendengar dengan ke seriusan.

AIRA BULAN PUTRI NUGRAHA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang