¹⁴》halo Kei

326 72 3
                                    


⏸⏸⏸

(Name) hanya ingin melihat Tsukishima tersenyum, sekali saja. Segalanya terasa sangat berat baginya sampai sekarang, hingga memungkinkannya nekad pergi ke Tokyo menemui orang yang dikasihi.

Ia sudah sampai di Stasiun Tokyo, perjalanannya cukup cepat jika menggunakan shinkansen. (Name) membuka kembali map di ponselnya, mencari cara tercepat dan tepat untuk bisa sampai ke gedung pertandingan.

Dia hanya, butuh kekuatan.

⏩⏩⏩

(Name) mencoba berpikir jernih.

Mencoba mengatakan pada diri sendiri bahwa, pasti dirinya bisa bertemu dengan Tsukishima. (Name) tidak tahu bagaimana respon Tsukishima jika ia pergi ke Tokyo, melanggar janji yang keduanya buat suatu malam di bulan Agustus.

(Name) memulai perjalanannya, menaiki bus satu dan berpindah ke bus lainnya. Sampai di pemberhentian terakhir, jarak halte dengan gedung pertandingan hanya seperempat kilometer. Gadis ini memutuskan untuk berjalan saja.

Sudah lama ia tidak pergi ke Tokyo, padahal Ayahnya selalu ke sana dari Senin sampai Kamis. Ia bernostalgia, tenggelam dalam delusi menyenangkan yang ia buat barusan.

(Name) tak ingin menghubungi Tsukishima, bukan karena ingin memberi kejutan. Sebab ia tak ingin mendapat respon yang membuat tekanan darahnya melunjak.

Ia tersenyum, menemukan gedungnya dan langsung ke papan petunjuk. Ada daftar tim yang bertanding beserta keterangan secara terperinci.

Kekasih Tsukishima ini sampai dan langsung disambut teriakan para suporter yang sungguh mengagumkan. Baik dari tim Karasuno, maupun Inarizaki.

'Waahh.. ada Miya kembar yang di tv.. ganteng! Mataku rasanya sudah terobati. Kei dimana ya?'

(Name) menerobos kerumunan dan duduk di salah satu bangku penonton yang berhadapan dengan Karasuno langsung.

Dan kemudian Tsukishima dimasukkan kembali ke pertandingan, setelah melalui satu rally yang panjang.

Jantung (name) berdegup kencang.

Tsukishima mengenakan jersey yang didominasi warna oranye, dan bagai seorang ikemen yang mencolok dari dongeng, keringatnya berkilauan seperti buliran kristal serta sorotan cahaya hanya kepadanya.

(Name) tersenyum cerah, senyum nyata pertama setelah hari-hari patah nan sengsara.

Udaranya disana panas, dan (name) makin kepanasan ketika melihat Tsukishima yang baginya--- sangat tampan, mampu membuatnya berteriak dengan wajah merona seperti orang gila.

Untung tak dilakukannya.

(Name) sedikit menaruh harap, bahwa Tsukishima akan meliriknya barang sedetik. Dan voilā! keinginannya terwujud.

Alih-alih lirikan menggoda, Tsukishima melempar tatapan kesal dan marah, bagai ada awan hitam yang berkumpul.

(Name) sangat tahu, ialah yang sedetik lalu ditatap oleh Tsukishima dengan geraman yang lolos dari bibir lelaki itu.

-ˋˏ [HQ!!] ˎˊ₊· ͟͟͞͞➳T.kei [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang