🎶listen before i go-Billie Eilish
⏸⏸⏸
(Name) menengadah, hamparan langit yang begitu luas sedang mengurung raganya. Dan tanah ini, layak diberi penghargaan karena selalu tersakiti oleh kecaman kaki para penduduk bumi.Kamu berterimakasih pada angin, telah mendengarkan bait keputusasaanmu yang berwujud tangisan.
Ini masih pagi, hawanya sejuk dan menenangkan. Belum ada ocehan dari dunia yang tak pernah berhenti berbicara dan serba berisik.
Hari-harimu penuh patah dan sengsara. Menolak ideologi kewarasan dan menerima omong kosong dari batin yang kelelahan.
Sangat gelap—ah tidak, bukan membicarakan pagi itu. Sebab matahari sudah menunjukkan batang hidungnya.
Ini tentang jiwamu. Terjebak di ruangan yang sangat gelap, orang-orang menyebutnya palung keputusasaan.
(Name) sangat membenci semuanya, ketika mulut cacat penuh dosa bergunjing tentang kehidupan keluarganya.
Yang tidak tau, seharusnya diam. Bukannya diam, mereka malah sok tau.
Mau bagaimanapun, seisi kota mengenalimu dan membuat rasa cemasmu melunjak tinggi.
Kecaman mereka tak terelakkan.
Keluargamu dianggap aib, sampah masyarakat.
Sementara itu jiwamu dikekang duka lara dan dibunuh kenyataan.
'Ah kematian pasti sangat indah,' pikirmu.
Bisa berbaring di atas rerumputan kedamaian, dengan angin kebahagiaan melambai di atas kepala, dan mendengarkan keheningan. Sepanjang waktu, hanya ada awalan tanpa akhiran.
Tidak ada kemarin, tidak ada hari esok.
Selamanya melupakan waktu seraya memaafkan hidup.
Terbebas dari kekangan sangkar dunia, kemudian mengepakkan sayap menuju tempat tak terbatas yang abadi.
Kamu tersenyum. Di masa depan, kehidupan hebat menunggu orang-orang yang kau kasihi.
Kau menitipkan pesan pada alam, "jangan akhiri hidupmu seperti yang telah kulakukan." untuk semua orang yang kamu kenal.
Kaki yang melangkah manis bagai melayang di kelilingi langit hampa. Rasanya kamu sudah tau ini salah namun tetap melakukannya. Untaian permata yang terjatuh dari pelupuk mata, tak bisa menghentikan tekad bulatmu untuk berpetualang di dimensi kematian.
Kamu sudah disana sepanjang pagi, menimang-nimang keputusan akhirmu. Memandang kearah telaga jernih yang berkilauan.
Sekejap, kamu mengingat.
Senyuman manis Ibu, tawa riang Ayah, candaan konyol dari teman sekelas, tumpahan air mata saat kelulusan, dan segala hal mengenai Tsukishima.
Sekelebat memori itu mendadak menyerang, berusaha menarikmu dari pilihan yang salah.
Sejenak, kamu merasakan.
Hembusan pawana pagi, napasmu yang bergulir teratur, dan sebentang nilakandi diatas kepala. Serta rasa hangat yang meluruhkan ketika kamu dan keluargamu bercengkrama.
"Terimakasih."
Sekarang, (name) berada dalam kedamaian abadi.▶️▶️▶️
-naru
KAMU SEDANG MEMBACA
-ˋˏ [HQ!!] ˎˊ₊· ͟͟͞͞➳T.kei [✔]
Fanfiction[Belum revisi] Sembari menekap mata dengan telapak tangan, buliran itu perlahan mengalir, melesat melewati sela-sela jari. Pada akhirnya, semua hanya terasa seperti lelucon pahit bagi Tsukishima Kei. Ada satu hal yang terus Kei sesali, sesuatu yang...