🎶Trying my best-Anson Seabra
⏸⏸⏸
'Ugh, sial!'
"Pertahankan bloknya, jangan buat celah!!" bloker andalan Karasuno itu berucap cukup lantang sebelum pergi ke bangku cadangan. Tak ada yang terkejut melihat luapan emosi seorang Tsukishima, sebab, keadaan saat itu sudah tak tertahankan kacaunya.
Otak mereka diisi ketegangan, dan hatinya dilingkupi rasa cemas.
Ini perasaan yang memuakkan, pikir Tsukishima. Ia bukan orang yang selalu haus kemenangan seperti Hinata dan Kageyama, atau membenci kekalahan macam Tanaka serta Nishinoya, dia juga tak akan menyalahkan diri sendiri kalau gagal.
Tsukishima bergumam, "ini rumit."
Rasanya aneh. Sesuatu dalam dirinya terus mencambuknya dengan perkataan, menangkanlah.
Pribadinya cenderung tidak tau menahu soal perasaan asing tersebut, ini kali pertama bagi Tsukishima Kei.
Perjalanannya panjang, dari kerja keras dan optimisme yang ia bangun, lalu sudah siapkah Tsukishima untuk kalah? Untuk merasakan kekalahan yang mampu mencekik tiap-tiap kepercayaan diri?
Ah ini rumit, gumam Tsukishima sekali lagi.
Bukan berarti Tsukishima ingin menang, hanya saja, ia harus menang.
Di sela-sela situasi krusial itu, Tsukishima mengingat kembali janjinya dengan seorang gadis bodoh yang baru-baru ini sering muncul di pikirannya.
Ia akan sangat puas kalau hari ini bisa menang, dan menyombongkan diri di depan perempuan yang ia senangi. Tsukishima membutuhkannya, senyuman tulus dari gadis taksirannya.
Perasaan bahagia itu, kini hanya sebuah ilusi.
PRIITT—
Terlepas dari pikirannya, Tsukishima langsung dihadapkan kekalahan yang dengan angkuhnya menyambangi tim Karasuno.
Tsukishima menghembuskan napas, dengan tabah menerima kekalahan itu. Lagipula dunianya tidak akan hancur atau berakhir karena suatu pertandingan antar sma.
Apalagi kekalahan Karasuno bukan apa-apa dibanding berita panas yang saat itu juga ramai diperbincangkan oleh semua masyarakat Jepang.
Dalam perjalanan menuju bus, pendengaran Yamaguchi menangkap nama yang tak asing.
"Tsukki, itu bukannya ...." Yamaguchi menahan satu lengan Tsukishima, seraya menunjuk ke arah tv dengan tangannya yang bebas. Air wajahnya tidak menunjukkan kabar baik.
"Sudahlah besok saja, kita urus masalah sendiri dulu."
Ketidakpedulian tergambar di raut Tsukishima. Ia senantiasa menjadi orang yang memprioritaskan diri sendiri.
Pemuda itu melenggang begitu saja, meninggalkan teman bermahkota hijau lumutnya yang syok.
Yamaguchi terpaku sejenak, menatap naas punggung sahabat karibnya yang kian menjauh.
"Tunggu, Tsukki!"
'[HOT] Sena (lastname), ditemukan tewas gantung diri seusai menghadiri sidang sang suami; Midori (lastname)'
▶️▶️▶️
-naru
KAMU SEDANG MEMBACA
-ˋˏ [HQ!!] ˎˊ₊· ͟͟͞͞➳T.kei [✔]
Fanfiction[Belum revisi] Sembari menekap mata dengan telapak tangan, buliran itu perlahan mengalir, melesat melewati sela-sela jari. Pada akhirnya, semua hanya terasa seperti lelucon pahit bagi Tsukishima Kei. Ada satu hal yang terus Kei sesali, sesuatu yang...