24

197 12 1
                                    

“Awhh sayang apa kau senang jalan jalan seperti ini” Irene berbicara pada bayi dikandungannya yang menendang , saat ini usia kandungan itu tujuh bulan

“Hay little princess pasti kau juga senang kan bersama kakak”

“Kau ini pamannya Jinyoung...”

“Aku kan masih muda jadi aku tidak mau dipanggil paman”

“Terserah kau sajalah” Irene pun mengedarkan pandangannya dia membeku mendapati Matthew yang sepertinya tidak menyadari keberadaannya

“Jinyoung ayo pulang”

“Bukankah tadi kakak ingin membeli  jajanan tradisional disana?”

“Kakak berubah pikiran jadi ayo pulang sekarang sebelum dia menyadari keberadaan kakak

“Haishh mood ibu hamil memang membingungkan”

“Kenapa Matthew tadi terlihat sedih dan kacau kenapa pula dengan pakaiannya apakah ada kerabatnya yang meninggal astaga Irene kenapa juga kau masih memikirkannya itu akan membuatmu sakit hati”

Nyatanya sampai di rumah Irene masih memikirkan Matthew

“Irene sayang apa yang kau pikirkan nak?”

“Tidak Mom oh ya dimana kakak dan Wendy?”

“Mereka pergi ke rumah orang tua Wendy sayang”

“Maaf sayang Mommy tidak bisa mengatakan kalau mereka pergi ke pemakaman Seulgi.. Mommy tidak mau kau kepikiran dan berdampak pada kesehatan dan kandunganmu”

“Nak kalau ada apa apa cerita saja sama mommy jangan dipendam sendiri sayang”

“Iya Mommyku sayang.....”

“Anak mommy yang cantik” Mommy pun memeluk Irene

Di tempat lain Matthew tengah termenung dia tampak frustrasi karena sekali lagi dia kehilangan orang-orang yang dia sayangi

Seulgi meninggal dunia saat berjuang melahirkan anaknya dan malangnya anak yang baru lahir itu juga meninggal karena komplikasi sejak dalam kandungan

Matthew saat ini sangat berbeda dengan Matthew yang dulu dia sekarang tampak tak terurus dan dia sudah tidak perduli lagi dengan penampilannya itu

Matthew juga semakin gila kerja dia tidak kenal waktu dia bahkan sering melewatkan waktu istirahatnya

Matthew tidak lagi menjadi dokter melainkan dia menjadi CEO di perusahaan yang dia dirikan sendiri , dengan otak cerdas dan kemampuan yang dimilikinya tidak sulit untuk membuat perusahannya menjadi salah satu perusahaan besar di sana , meski banyak masalah yang menimpanya dia tidak mencampuri masalah itu dengan pekerjaannya

Tok Tok Tok

“Wendy..?!”

“Hm boleh aku duduk?”

“Ya”

“Bagaimana kabarmu?”

“Bisa kau lihat sendiri aku baik baik saja”

“Bagaimana kandunganmu?”

“Baik.. ya setidaknya tidak membuatku kerepotan seperti kehamilan pertamaku dulu”

“Oh ya mau apa kau kesini?”

“Aku mau mengundangmu ke acara perusahaan mertuaku”

“Terimakasih atas undanganmu ku usahakan untuk menghadirinya”

“Hm.. kau dapat salam dari suami dan anakku”

“Sampaikan salamku  juga pada mereka”

“Pasti..  kalau begitu aku pamit”

Sampai di mobil Wendy langsung memeluk Minho

“Ada apa sayang?”

“Tidak.. aku hanya ingin memelukmu.. kenapa apa tidak boleh?”

“Boleh sayang apa yang tidak untuk istri cantikku ini hm”

“Awhh”

“Kenapa sayang ada yang sakit?”

“Jagoan kita menendang”

“Wah sepertinya dia suka dekat dengan Daddy tampannya ini”

“Ck ayo pulang.. sebelum itu kita beli dulu donat pesanan Yeonjun dan Lauren”

“Iya sayang”

Sudah beberapa tahun sejak kejadian itu Irene melahirkan seorang gadis cantik bernama Lauren Hanna M sedangkan Wendy melahirkan pria tampan bernama Choi Yeonjun , kedua anak itu saat ini berusia enam tahun dengan Lauren yang lebih tua dari Yeonjun beberapa bulan

Black Dress | Irene ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang