Bagian (3)

73.7K 2.3K 30
                                    

Dijalan kota kini Davin sedang menaiki mobilnya dengan kecepatan sedang dia baru pulang dari kantornya sejak 30 menit yang lalu

Dipinggir jalan seorang gadis tengah sendirian duduk di halte untuk menunggu kendaraan umum

"Aduh udah 30 menit aku nunggu kok engga ada juga kendaraan umum lewat ya"gumam niken sambil melirik jam yang menempel di tangannya

Davin kini sedang menatap seorang gadis yang tengah sendirian di pinggir jalan dengan raut wajah yang gelisah

Davin segera melajukan mobilnya ke arah gadis itu dan berhenti tepat dihadapannya

Gadis di luar itu hanya mentap jalanan kota yang sepi dengan raut wajah putus asa nya

Kini Davin sudah dibelakang gadis itu dan memegang pundaknya membuat gadis itu menjerit kaget juga ketakutan

"Aaaaa tolong jangan sakiti saya tolong" teriak Niken gadis itu memang Niken
Niken masih menutup matanya dan enggan untuk membuka

Davin segera melepaskan pegangannya pada pundak niken "apaan si kamu teriak teriak engga jelas banget"jawab Davin dengan raut wajah datar

Niken membuka matanya perlahan dan menampilkan seorang Davin Niken langsung berdiri tegak dan menundukkan kepalanya

"Maaf pak saya kira bapak penjahat" jawab Niken dengan jujur "emang muka saya muka penjahat apa" jawab Davin dengan ketus "maaf pak kan saya mengira"

"Halah banyak alasan saja kamu" Davin segera duduk di tempat halte tersebut "bapak ngapain disini" tanya Niken dengan nada bicara yang ramah

"Terserah saya dong memang halte ini milik nenek moyang kamu"jawab Davin dengan ketus "kamu juga ngapain malam malam disini" tanya Davin dengan datar

"Iya nunggu kendaraan umum untuk pulang lah pak"jawab Niken sambil duduk Davin menoleh"kamu disini sejak 30 menit yang lalu" tanya Davin lagi

Niken hanya menganggukkan kepalanya dengan menoleh ke sana kemari

Davin sudah di dalam mobil dan segera menyalakan mobilnya "Heh kamu mau bareng saya engga"tanya Davin dengan pandangan kedepan tanpa menoleh ke Niken

"Engga usah pak saya bisa sendiri"jawab Niken dengan senyuman manis nya "iya sudah kalau tidak mau saya juga tidak memaksa" jawab Davin dengan melajukan mobilnya

Sebenarnya Davin masih penasaran dengan niken namun Niken menolak tawarannya membuatnya enggan untuk memaksa nya tiba tiba ide terselip di otak davin

Davin segera memundurkan mobilnya membuat Niken mengerutkan keningnya "ada apa pak apa ada yang bisa saya bantu"sapa Niken terlebih dahulu "saya cuma mau bilang hati hati disini banyak preman"

Niken tampak takut dan binggung "emm pak apa tawaran bapak masih berlaku"tanya Niken dengan malu malu
Davin hanya tersenyum tipis dan mengangguk kan kepalanya

Niken segera masuk dan duduk di belakang "ngapain kamu duduk di belakang kamu kira saya sopir kamu"ketus Davin " lalu saya duduk dimana pak" tanya niken dari belakang sana

" Terserah kamu yang penting jangan di belakang" seketika Niken hanya diam dan mematung bagaimana dia tidak mematung ini pertama kalinya Niken bertemu CEO nya langsung terlebih lagi harus satu mobil

"Ayo cepat kamu mau saya segera berubah pikiran" ucap Davin Niken menggeleng "tidak pak makasih yah" Davin hanya bergumam "Hm"

Niken segera pindah ke depan dan di samping Davin dan Davin segera melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang

Kini hanya ada keheningan dia antara mereka Davin berdehem "ekhemm" Niken masih saja setia melihat ke kaca jendela dan membuat Davin sekali lagi berdehem

"Ekhem" Niken langsung melirik Davin "bapak kenapa bapak haus atau keselek" tanya Niken dengan khawatir

Davin berfikir iya saya keselek ludah saya sendiri jawab Davin dalam hati

Niken segera merogoh tas kerjanya itu "bapak kenapa ini tadi saya beli susu kotak bapa minum ya" ucap Niken dengan ramah dan segera memberikan susu kotaknya ke Davin

Davin menggeleng "saya tidak minum susu seperti itu"jawab Davin dengan ketus "oh ya sudah tapi bapak baik baik saja kan" tanya Niken pada Davin lagi

Davin hanya bergumam "Hm" kini keduanya kembali dalam keheningan

"Nanti saya mampir ke rumah orang tua saya dulu"ucap Davin pada Niken tanpa meliriknya Niken hanya menganggukkan kepalanya dan melirik Davin

Kini mereka sudah sampai didepan rumah besar bak istana dan serba berwarna putih Davin segera keluar dan melihat Niken masih saja disamping mobil

"Kamu ngapain disitu terus ayo"ucap Davin "saya ikut masuk kedalam pak"jawab Niken yang sedang berdiri di samping Davin

Davin hanya menganggukkan kepala dan segera melangkahkan kakinya meninggalkan Niken

Niken segera berjalan dan mengekori Davin dari belakang sebenernya Niken masih binggung namun ia harus mengikuti lelaki itu

Mereka sudah didalam dan menuju ruang tamu "ma mama aku datang" teriak Davin menggema sangat keras diruangan itu

Kini seorang wanita paruh baya sedang menuruni tangga dan menatap seorang yang ditunggunya

"Iya sayang mama disini"jawab wanita itu yang bukan lain adalah ibu dari Davin Bakhtiar dan wanita paruh baya itu segera memeluk putra kesayangannya itu

Kini giliran Sinta ibu Davin melirik wanita yang berada di belakang Davin

Gadis yang merasa dirinya sedang di tatap segera berjabat tangan kepada Sinta dengan mencium punggung tangannya "selamat malam Tante" ucap Niken pada Sinta dengan senyuman manisnya

"Malam nak"jawab Sinta dengan mengelus kepala Niken dengan lembut

Ayo baca terus ya dan jangan lupa tinggalkan jejak ya🌹 jejak kalian adalah semangat buat aku wkwkwk🤗
Maaf kalo banyak typo bertaburan 😁

Sampai jumpa ✨
Luvv U ❤️❤️❤️❤️

MY CEO MY HUSBAND (+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang