Bagian (4)

66.9K 2K 48
                                    

Sinta pun mempersilahkan Niken untuk duduk

"Nak silahkan duduk"ucap Sinta sambil memegangi tangan Niken "iya bu terimakasih"bales Niken dengan senyuman manis

Niken duduk di samping Sinta "mau minum apa nak biar ibu buatkan" "tidak usah repot repot Bu" diajak kerumahnya aja udah seneng susul Niken di dalam hati

"Tidak kok santai saja nak bentar ya ibu buatkan dulu" ucap Sinta dan beranjak dari duduknya

Davin hanya mentap kedua insan tersebut dengan keningnya yang berkerut karena tidak biasanya ibu nya cepat akrab pada orang lain

Sinta membawa 3 gelas teh disusul dengan biskuit

"Silahkan tidak usah malu malu"ucap Sinta dengan tersenyum ramah

Niken menganggukkan kepalanya dan tersenyum

"Terimakasih Bu"mereka meminum teh nya dan tiba tiba pertanyaan melayang dari mulut Sinta

"Nama kamu siapa nak" ucap Sinta dengan menaruh cangkirnya di meja Niken yang merasa ditanya langsung menjawab

"Niken Ariyani Bu saya karyawan di perusahaan pak Davin"ucap Niken melirik Davin

Davin yang serasa di lirik langsung angkat bicara "dia teman Davin dan juga karyawan Davin ma"jawab Davin "mama katanya mau membicarakan sesuatu"susul Davin

Sinta hanya ber oh ria "oh ya mama tadi mau bicara sesuatu tentang kamu mama mau menjodohkan kamu dengan anak sahabat mama"ucap Sinta

Davin yang mendengar itu pun spontan kaget "apa mama bercanda"jawab Davin "tapi bercanda mama engga lucu ma"susul Davin

"Mama engga mungkin bercanda kalo menyangkut tentang masa depan kamu sayang lagian kamu juga belum punya calon kan apa salahnya mama mengenalkan anak sahabat mama padamu"ucap Sinta panjang lebar

"Tapi kenapa mendadak seperti ini ma"protes Davin "karna kamu selalu sibuk sayang dan lagi pula kamu jarang main ke rumah mama dan papa"jelas Sinta

Niken yang mendengar percakapan antara ibu dan anak ini hanya menunduk tidak seharusnya Niken berada di antara mereka

Davin masih diam dan tiba tiba terselip ide nya yang membuat semua orang pasti akan tercengang

"Ma lagian Davin sudah punya pilihan sendiri"ucap Davin dengan berusaha menetralkan dirinya Sinta yang mendengar itu pun menegakkan duduknya

"Siapa kenalin ke mama sama papa dong jadi kan mama engga usah repot repot ngenalin kamu sama anak sahabat mama" ucap sinta dengan. Senyuman antusias nya

"Calonnya lagi di sampingnya mama"jawab Davin dengan se santai mungkin

Niken yang mendengar itu langsung celingak-celinguk kesana kemari namun tidak ada siap siapa di samping Sinta

Niken belum sadar kalau yang dimaksud Davin dia. Niken hanya diam dan kembali berfikir siapa gadis yang dimaksud Davin

Apa mungkin dia tapi tidaklah mungkin tapi yang lebih tidak mungkin lagi di samping Sinta tidak ada seorang lagi selain dia

Sinta spontan langsung melirik Niken "maksud kamu Niken sayang" tanya Sinta dengan melirik Davin

Tapi Davin hanya menganggukkan kepala nya Niken yang melihat itu langsung membulatkan matanya

Apa bosnya ini gila bagaimana mungkin kenal saja baru sehari gerutunya dalam hati

"Katanya temen kok calon jadi yang bener yang mana Davin mama tidak mau kamu mempermainkan perasaan perempuan"ucap Sinta dengan tegas

"Jadi maksud Davin itu temen hidup ma"jawab Davin dengan seribu alasannya

Sebenarnya Davin hanya tertarik pada Niken bukan mencintai nya

"Lah kamu ini mau ngerjaiin mama Davin kamu sangat berdosa banget kamu Davin"jawab Sinta Dengan terkekeh

Niken yang denger itu langsung melirik Davin sebaliknya dengan Davin dia tampak biasa saja dan selalu menampakkan raut wajah datarnya itu

Sebenarnya Niken bingung dengan pemikiran manusia gila ini yang sedang di hadapannya rasanya dia ingin segera menghapus raut wajah datar nya dengan ringisan rasa sakit

"Jadi sejak kapan kalian menjalin hubungan ini" tanya Sinta "2 bulan ma"jawab Davin

2 bulan dari mana baru saja 1 hari itu pun tanpa sengaja dasar pembohong ucap Niken dalam hati

Davin ingin segera pulang karena dia males kalau nantinya lebih di interogasi oleh mamanya dan pasti akan ke mana mana

"Mama Davin anter Niken pulang ya udah malem kasihan"ucap Davin Sinta yang mendengar itu langsung mengerucut kan bibirnya dan akhirnya menganggukkan kepalanya

Kini Davin dan Niken sudah di perjalanan pulang untuk mengantar Niken

Niken memecahkan keheningan " maksud bapa apa kenapa bapak ngomongg seperti itu ke ibu"ucap Niken yang enggan melihat Davin di sampingnya

"Saya terpaksa lagian cuma kaya gini juga engga usah di bawa perasaan"ucap Davin dengan enteng

"Bapak kok tega bohongin ibu sendiri sih"Davin tiba tiba memberhentikan mobilnya dan mentap Niken dengan tatap tajam

Davin mendekatkan wajahnya ke wajah Niken yang pastinya membuat jantung Niken tidak baik baik saja

Niken pun langsung memundurkan kepalanya dan sudah menempel jendela pintu mobil dan berharap jantung nya di dalam baik baik saja

Davin memandang wajah Niken yang sedang memejamkan matanya "jangan banyak bicara atau kamu habis disini"bisik Davin di telinga Niken yang jelas sekali di dengar oleh Niken

Davin memundurkan kepalanya dan segera menyalakan mobilnya kembali Niken membuka matanya pelan pelan dan segera menghadap ke jendela kaca mobil tersebut

Kini hanya ada keheningan di antara keduanya hingga sampai dirumah Niken

Niken segera turun dari mobil yang ditungganginya dan meninggalkan seorang di dalam sana yang tentu saja menatap punggung Niken hingga Ter telan oleh pintu yang tertutup

Niken segera menutup pintu rapat rapat dan manusia di dalam mobil yang tentunya itu Davin hanya tersenyum miring dan membayangkan kejadian dimana wajah panik Niken tadi sambil menutup matanya

Niken Ter ingat sesuatu dan keluar dan seorang yang ditujunya sudah tidak ada entah di telan bumi atau dimana

"Tadi sayakan belum mengucapkan terimakasih"ucap Niken sendiri sambil celingak-celinguk "sudahlah gampang saja lagian aku sudah cape banget"Dengan melangkahkan kakinya ke dalam rumah sederhana itu

Sampai sini dulu ya sampai jumpa✨jangan lupa coment dan vote terimakasih 🤗

Luv u❤️❤️❤️
See u🌹

MY CEO MY HUSBAND (+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang