"Eh Hyun,malam itu kamu nggak pulang?" Tanya Jeongyeon yang lansung nyosor
"Kamu tahu darimana?"
"Eomma kamu nelpon" Dahyun terlihat sedikit berpikir.
"Emang kalian punya nomor eomma?"
"Nah itu juga,masalahnya eomma kamu yang nelpon bukan aku" Dahyun nampaknya berpikir lebih keras akan kekuatan eommanya yang sangat aneh entah muncul darimana.
"Sudah sudah skip, ayo kita masuk kelas"
Jeongyeon menarik sahabatnya untuk masuk kedalam kelas mereka."Mina kau harus jelaskan pada kami,bagaimana Dahyun bisa kembali padamu?" Dengan tatapan serius Sana berikan kepada Mina sedangkan yang mendapatkan tatapan tersebut hanya berdecih.
"Itu sangat mudah,ya...lagipula dia sendiri yang datang padaku,bukan aku yang memaksanya" Sana dan Momo tentu tidak percaya akan perkataan Mina.
"Ayo kita bagi tiga" ucapan terlontar dari bibir Momo.
"Heol?! Tidak mungkin! Aku tak mau membaginya"
"Oh ayolah Minari,kita dari kecil sudah bersama dan saling berbagi tapi sekarang teganya kau menusuk kami" Sana tidak terima tentunya karena Mina tidak mau membaginya.
"Barang barang yang kita bagi dapat dibeli tetapi Dahyun, aku tak yakin dapat mendapatkannya lagi saat dia lepas"
"Apa kau yakin? Tapi aku rasa dia tidak mencintaimu, dia hanya terpaksa dan terbeban akan tanggung jawabnya" Sana dan Momo mencoba untuk melunturkan semangat Mina.
"Karena itulah aku menyukainya dan aku yakin pasti aku bisa melemahkannya,masalahnya hanya waktu" Sana dan Momo membuang muka atas pernyataan Mina.
"Jangan salahkan kami jika kami akan menggoda Dahyun" senyum smirk mucul dari kedua bibir gadis Jepang yang menantang Mina, sebelum kedua gadis itu pergi,Mina menahan lengan mereka.
"Baiklah,ayo kita bagi. Apa rencana kalian"
"Hyunnie....kau baik baik saja kan?" Wajah khawatir terlihat pada wajah Jeongyeon dan Tzuyu kala Dahyun terus terusan mengkhayal sedari tadi.
"Na Gwenchana,hanya saja ada beberapa tugas yang belum aku kerjakan dan itu membuatku frustasi jika dipikirkan"Jeongyeon dan Tzuyu ber oh ria akan jawaban Dahyun.
Jam istirahat sudah selesai dan ketiga gadis itu memutuskan untuk kembali ke kelas.
Menit serasa jam dan jam serasa hari.
Tidak ada yang seru saat belajar hanya ada omongan omongan yang perlu kita pelajari.Mata mengalihkan pandangan ke arah luar kelas sembari tangan menongka tengkuk agar pandangan terkunci pada objek yang dilihat.
Pikiran mulai menghantam isi pikiran gadis tersebut dengan beberapa pertanyaan.
Masa depan tidak bisa di prediksi tetapi firasat biasanya dapat menjawab.
Saat ini hanya firasat buruk yang terasa pada Dahyun,kalau dipikir pikir sejak ia pindah ke kampus ini, ia selalu saja mendapatkan banyak masalah.
Jika ia pindah,semua pengorbanan ibunya akan sia sia jadinya, sebagai anak yang berbakti ia harus mendengarkan perintah orang tuanya bukan?
Entah berapa lama lagi ia bisa terbebas dari jeratan 'mereka' yang pastinya kalian mengerti maksud dari 'mereka'. Apa mungkin seumur hidup ia tidak bisa lepas?!
"Dahyun!"
"Eoh?! Apa sudah selesai?" Dahyun menarik tangannya yang tadi menopang tengkuknya.
"Nee" memang memikirkan masalah selalu saja mengambil banyak waktu buktinya tadi ia baru saja memikirkan beberapa masalah tidak lama,tapi lihatlah kelas sudah selesai.

KAMU SEDANG MEMBACA
Girls before flower[END]
RomanceWARNING 21+ bijaklah dalam memilih bacaan! Cerita terinspirasi dari film boys over flowers tapi memiliki banyak perbedaan dalam jalan cerita. SaiDa💞 DahMo💞 MiHyun💞