Kepingan 22

408 68 11
                                    

Yuju sangat menyadari bahwa ia hidup bersama ketakutan yang ia buat. Ketakutan akan kenangan masa lalu terburuk yang sangat ingin ia hapus.
Menyakiti diri sendiri adalah cara ia melampiaskan kebencian akan dirinya sendiri serta meyakinkan bahwa ia layak bertahan hidup untuk mimpi ibunya.

Akan tetapi semenjak beberapa hari ini wanita yang mengaku bernama Sana berhasil merobek pertahanannya melalui teror kekerasan fisik maupun verbal, lalu paketan misterius yang ia buka semalam membuat tubuhnya kaku dan lemas.
Apakah sehina itukah dirinya?

Ia juga bodoh. Tindakan sembrono yang ia lakukan semalam ternyata membuat khawatir dua laki laki terpenting dalam hidupnya.
Dirinya setengah sadar saat Jeon Wonwoo yang sudah ia anggap sahabat sekaligus kakak, membawanya ke rumah sakit dengan ambulans.
Di sisi lain Yuju bersyukur masih ada yang peduli terhadapnya.

Tok tok tok...

Yuju menoleh ke arah sumber suara.

Ceklek

Yuju mendapati perempuan tua itu melongokkan kepalanya di pintu kamar seakan menunggu persetujuan darinya untuk masuk.

"Tak apa Ahjumma, masuklah."

Sebelum berangkat untuk jadwal pemotretan, Hoshi sudah berpesan pada Yuju bahwa ada Ahjumma yang akan menemani dan mengurus keperluan dirinya.
Yuju sampai tidak enak hati, laki laki itu berusaha menjaganya walaupun sedang tidak bersama.

"Terimakasih.. "

Yuju sedikit menunduk sopan saat Ahjumma itu membawakan makanan untuknya.
Sebenarnya hari ini ia sudah mengatakan pada Hoshi bahwa dirinya ingin berangkat ke kampus, tapi seketika itu langsung dilarang oleh laki laki itu.
Jadilah ia seharian ini bersama Ahjumma hanya berdiam di apartemen milik Hoshi.
Chan juga sudah pergi berangkat ke sekolah.

***

Kilatan blitz dari kamera fotografer mengarah ke satu obyek yang sedang berpose sesuai arahan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Kilatan blitz dari kamera fotografer mengarah ke satu obyek yang sedang berpose sesuai arahan.
Laki laki yang sedang di potret itu memancarkan pesonanya, menghipnotis arah pandang semua orang yang ada di ruangan itu untuk menatap dirinya.

Hoshi melirik arloji hitam miliknya, sudah lewat tengah hari. Sesi pemotretannya sudah selesai sejak beberapa menit yang lalu.
Selanjutnya ia akan bersiap untuk sesi wawancara edisi majalah bulan depan.

Hoshi sudah gelisah ingin bertemu dengan gadisnya tetapi ia harus tetap profesional dengan pekerjaannya.

Ponselnya bergetar menandakan ada telepon masuk.

"Halo, ada apa? "

"Kau masih bisa bertanya ada apa,?" suara di seberang sana terlihat kesal.

"Dimana Yuju, aku tau kau membawanya bersamamu."

"Tak usah khawatirkan gadisku, aku yang akan menjaganya."

"Cihh, yang benar saja. Jika kau bisa menjaganya, Yuju tak akan melakukan percobaan bunuh diri. Dan alasan ia melakukannya, aku rasa adalah karena dirimu,"

"Apa maksudmu, Wonwoo-ssi"

"Datanglah ke kontrakan Yuju sore ini, aku akan menunjukkan sesuatu untukmu."

~Tiger My Boyfriend~

Hoshi tergesa memarkirkan mobilnya di basement apartemen yang ia tempati.
Dirinya bergegas menuju lift. Sesampainya di unit apartemen, ia langsung mencari keberadaan gadisnya.

"Yuju-ah"

"Aku ada di dapur, Oppa"

Laki laki itu sedikit merasa lega saat melihat Yuju sudah mau tersenyum ke arahnya.
Ia ingat tadi pagi wajah gadisnya masih pucat pasi, hingga ia tak tega meninggalkannya sendirian dan berakhir minta tolong Ahjumma yang biasa bersih bersih setiap pagi untuk menjaga gadisnya.

Hoshi mengecup dahi Yuju sekilas, lalu mengelus pucuk kepala gadisnya.

"Kau tak perlu repot repot memasak Yuju-ah, aku khawatir luka di pergelangan tanganmu belum sepenuhnya kering."

"Aku suka melakukannya Oppa, kau tak perlu khawatir." Yuju tersenyum tulus.

"Kau memasak apa?, aku sudah tidak sabar ingin mencicipinya,"

"Sup pasta kedelai, Ahjumma yang membawakan fermentasi pasta kedelai untukmu. Jadi kupikir akan bagus jika aku mengolahnya, "
Yuju sudah akan mengambil mangkuk untuk wadah nasi tetapi di cegah oleh Hoshi.

"Biar aku saja, Yuju-ah. Duduklah,"

"Baiklah, Oppa."

Yuju menarik kursi dapur, duduk melihat laki laki itu yang sedang sibuk menata makanan.
Dirinya juga menyampaikan permintaan maaf Ahjumma pada Hoshi karena pulang lebih awal sebab ada suatu hal.

"Setelah makan, kita ganti perbanmu ya!

Yuju mengangguk setuju.

***

Hoshi membalurkan obat merah pada pergelangan tangan gadisnya. Ia mengamati arah mata Yuju yang menatap kosong luka sayatannya. Jika diperhatikan lebih detail luka tersebut terlihat mengerikan.

Setelah tangan Yuju selesai di perban, Hoshi mengenggam lembut telapak tangan gadisnya.

"Terimakasih sudah bertahan Yuju-ah. Aku tak tahu apa yang kamu rasakan saat ini. Takut, marah, bahagia, sedih. Apapun itu, kumohon jangan melampiaskan dengan menyakiti dirimu sendiri.
Kau adalah hal terindah yang pernah aku miliki saat ini dan aku sungguh bersyukur.
Aku hanya ingin kau tahu, bahwa aku selalu ada kapanpun saat kau membutuhkanku.
Mengerti, hmtt?

Yuju diam, menatap bola mata sejuk itu yang sedang berbicara dengan dirinya.

"Ya, Oppa."

Hati Yuju menghangat saat kalimat itu meluncur dari bibir laki laki yang ia cintai.

"Apakah ada tempat yang ingin kau kunjungi, Yuju-ah?

Lama Yuju berfikir, bahkan ia sampai merasa asing akan hal hal kecil yang ingin ia lakukan.

"Taman bermain," gadis itu akhirnya menyuarakan keinginannya.

Hoshi membelai rambut Yuju membuat gadis itu merasakan kenyamanan.

"Ayo..! Kita akan kesana malam ini."

~~¤~~

Coretan, 16 Okt '20

Terimakasih untuk kalian yang selalu antusias sama kisah ini. Vote atau komentar yang kalian beri selalu sukses buat aku bahagia.

Semoga suka..












Tiger My Boyfriend || HOSHI x YUJUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang