Sudah lebih dari dua bulan aku berada di singapura. menjadi pengarah kreatif, juga juri di AsTM (Asia's Top Model) musim ini. Berkesempatan beberapa kali untuk turun langsung memfoto panelis. Salah satunya berasal dari Indonesia, Arinka Prasetya. Seorang gadis berusia 21 tahun, Berkulit putih, berwajah oriental. ku akui kehebatannya dapat bertahan hingga Top five. Juga ke gigihan usahanya dalam menarik perhatianku.Di sela-sela jam istirahat Syuting, ia menghampiriku. “ Gimana hasil fotoku menurut Mas Barra?”
“Bagus, tapi kita lihat nanti hasil diskusi dengan juri yang lain.” Jawabku sedang melihat layar kamera, menunggu kru merapikan peralatan.
“Boleh minta nomor WatsUp nya, Mas?”
Aku sedikit terkejut mendengarnya, “Untuk keperluan apa?!”
Ia menggaruk-garuk kepalanya, “Maaf Mas, aku gak sopan. Tapi barangkali kalau besok aku menang kan kita bisa kerjasama, hi-hi ... ” lalu menggigit bibirnya sambil tersenyum malu. “Please...!" pintanya lagi memelas menyatukan kedua telapak tangannya.
“Iya kalau menang, Kalau kamu ter eliminasi besok gimana?” tanyaku menakutinya.
“ Aku yakin menang, harus menang !” tandasnya bersemangat. Ia pun memasang senyuman lebar.
“ Oke lah we will see... .” Kuambil ponsel dan bertukar nomor Wa padanya. Sebetulnya aku juga meyakini dia berkompeten menjadi calon pemenang. jadi tak ada salahnya membantunya. Toh jika iya, kami akan terlibat kerja sama kembali di Bazzart.
“Aku coba call ya?” lanjutnya.
Derrrdd!!!
Derrrdd!!! Panggilan masuk dari Rai.
“Sebentar!" aku sedikit menjauh dari Arin. Mengangkat Video Call dari Rai.
“Assalamualaikum Papi...!!!” Aby melambaikan tangannya di layar handphone.
“Wa alaikumussallam, hei... Aby lagi apa?!”
“Aby baru pulang sekolah, tadi Aby tasmi ..."
“ Terus...? Dapat nilai bagus gak?”
“Kata Pak ustad, Aby udah bagus bacanya.”
“Pinter ..., pulang nanti Papi bawa hadiah buat Aby. Sekarang Papi kerja dulu. Nanti malam Papi telepon lagi ya?!”
“Iya Pi, dadah Papi... Assalamualaikum!”
Aku tersenyum melambaikan tangan juga pada Aby. Setelah panggilan di matikan, Arin kembali mendekatiku.
“ Itu tadi anaknya Mas Barra ?” bertanya dengan mimik muka yang tidak percaya.
“Iya” jawabku. Rautnya berubah kecewa “ Kenapa memangnya?”
“Aku pikir masih single! ” gumamnya.
Aku tertawa “Memangnya kenapa kalau gak single?”
“ Eh, gak kenapa-kenapa juga sih.”
“Sudah ku chat coba periksa masuk atau nggak?”
“Sudah Mas!” Ia kembali mengecek ponselnya. “Terima kasih ya Mas Barra!”
Kupikir membantunya memberi wejangan untuk terjun di dunia modeling sudahlah cukup. Namun Komunikasi di antara kami semakin intens ketika ia benar memenangkan ajang AsTM. Pengarahan-pengarahan itu semakin di butuhkannya ketika masuk ke dunia komersil sesungguhnya. Produk-produk ternama mulai mengontraknya. Dan ajang AsTM mempromosikannya menjadi model cover majalah Bazzart di Indonesia. Sehingga mau tidak mau, ya... Akhirnya kami mempunyai ikatan kerja sama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bingkai Surga Untuk Raiha (+21)
RomanceMau tau rasanya kalau punya suami tampan dan banyak di gandrungi perempuan? BINGKAI SURGA UNTUK RAIHA. Cerita yang apik mengisahkan perjuangan Istri menghadapi terjangan ombak dalam rumah tangga. Di tambah sudut pandang cerita yang di ambil dari...