PATAH

1.1K 78 4
                                    


Tidak jauh dari sekolah Aby,  aku memasuki perkampungan khusus muslim.   Kulihat beberapa wanita  berpenampilan sama seperti Raiha.  Sedangkan laki-laki di sana juga sama anehnya. Semua berpenampilan seragam,  dengan janggut,  kopiah dan celana menggantung.  Anak-anak kecil yang sedang bermain di luar rumah pun mengenakan pakaian yang mirip dengan orang-orang dewasa di sana,  malah ada yang memakai cadar. Entah mengapa bulu kuduku merinding,  aku merasa ngeri.

“Parkir di sini saja Mas,” Rai menyuruhku parkir di pinggir jalan MHT.

“Memang di mana tempat kamu ngaji?”

Rai menunjuk pada gang sempit,  terlihat di dalam gang ada rumah sederhana bercat hijau. Berkumpul para wanita di halaman rumah itu sedang bercakap-cakap.

“Gak apa-apa kan pulang sendiri?,  Mas mau nge gym dulu terus langsung ke kantor. ”

“Iya,  gak apa-apa.  Aku masuk dulu ya Mas.”

Seperti biasanya Rai mencium tanganku, langsung turun dari mobil menuju rumah hijau itu.  Menyapa teman-temannya dari kejauhan.

Kuputar stir lalau mundur berputar arah, segera menjauh dari perkampung. Aku ingin cepat pergi,  merasa  telah salah masuk ke sarang penyamun.  Benar-bena tempat yang tidak biasa bagiku dan terus terang tempat itu mencurigakan.

Mungkinkah,  mereka mencuci otak istriku sehingga ia berubah drastis. Sekejap asumsiku terbangun,  terselip pemikiran  paham radikalisme dan aliran sesat yang menjerat Raiha. Atau ini sejenis dengan pengajian-pengajian yang di bubarkan pemerintah?

Ah...  Ku biarkan dulu saja untuk hari ini,  sampai aku benar-benar yakin bahwa kecurigaanku beralasan.

Kupercepat laju kemudiku,  menuju fitnes centre yang tidak jauh dari kantor Bazzart.  Menyuruh petugas valet memarkirkan mobilku. Memasuki area fitness, melilitkan handuk pada leherku,  melakukan pemanasan dengan gerakan bench press untuk melatih otot dada.

“Eh...  Mas Barra...” Aku menoleh ke samping ketika mendengar ada yang menyebut namaku.  Rupanya suara itu bersal dari seseorang yang sedang berlari di Treadmill.

“Kamu lagi-kamu lagi.  perasaan kamu ada di mana-mana,  kayak hantu.”

“Ihhh ... sembarangan!, Emang Mas Barra gak tau kalo aku sewa apertement di belakang gedung ini”

“Enggak,”

“Ya udah kalo gak tau,  makannya ku kasih tau!”

“Memangnya aku perlu tau?!”

“Ish...  Ngeselin!!! “ gumamnya.  Ia melemparkan handuknya ke arahku.  Turun dari mesin Treadmill. “How do I look?, body goals khan?!” Ia menunjukkan otot di perut juga lengannya.

“Yeah,  not bad” jawabku sambil menurunkan sedikit bibirku.

“Iiihhh...” Ia melilitkan handuknya di leherku seolah-olah ingin mencekik.

“Bercanda ... ” jawabku “Jadi cewek tu yang anggun, bukannya kamu lagi berusaha memikat hatiku” aku tersenyum menyindirnya. Sambil berpindah ke mesin Abs Crunch.

“Ah ... Kemarin aku sudah dandan anggun,  kamu gak ngelirik aku sama sekali ! ” ia memajukan bibirnya,  sambil memegang dumbbell.

“Ya berarti usahamu kurang.” Ku naikan tingkatan pada mesin crunch,  untuk menambah tekanan pada otot perutku.

“Mmmm ... habis ini,  Mas mau kemana?”

“Ya mau ngantor”

“Makan siang dulu kan?” ia menatapku berkedip-kedip. “Aku teraktir...!”

Bingkai Surga Untuk Raiha (+21)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang