Bab 17.

440 71 0
                                    

Happy reading gessss!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Happy reading gessss!

Selamat akhir pekan. Jangan lupa baca cerita ini agar akhir pekan kalian penuh dengan kegembiraan.

🤣🤣🤣



Savana merutuk kesal dalam hati. Bagaimana tidak? Liburan berdua yang Savana bayangkan akan terasa menyenangkan karena tidak adanya gangguan justru hancur seketika saat Jonas mengizinkan dua medusa perusak suasana ikut serta dengan mereka.

"Kamu duduk di belakang sama Mama, yah, Fan." Mama berucap sebelum masuk mobil. "Dan kamu Laura, kamu duduk di depan temanin Jonas."

Savana terbelalak. Apa-apaan ini? Memangnya ini sinetron ikan terbang? Seenaknya saja wanita ini menyuruh Laura yang bukan istri Jonas.

"Enggak, Ma." Savana menahan pintu mobil, membuat Laura menaikkan alisnya sebelah. "Aku istrinya Mas Jonas. Jadi, yang berhak duduk di samping Mas Jonas itu aku. Bukan Laura."

Dengan gaya songongnya, Savana mengambil menjauhkan tangan ganjen Laura dari pintu mobil. Sembari mengangkat dagu, Savana membuka pintu lalu duduk dengan tenang di sana tanpa memedulikan tatapan dari dua medusa.

"Fana! Maksud kamu apa?!" Mama membentak, mengetuk cepat kaca mobil. Hais! Ini bu tua kenapa, sih? Apa dia enggak dengar apa yang dikatakan Savana tadi?

Mengembuskan napas, Savana menurukan kaca mobil lalu tersenyum. "Ada apa, Ma?" Savana bertanya santai, membuat wanita di hadapannya melotot.

"Kamu enggak dengar apa kata Mama tadi?"

Mama ini ... dia macam nenek-nenek di jendela yang giginya tinggal dua. Pelupa. Padahal kan Savana tadi sudah bilang kalau ia yang akan duduk di depan alias di samping Jonas, karena Savana adalah istrinya. Ya, meskipun hanya istri-istrian. Tapi, tetap saja status Savana di sini adalah istri Jonas Baswara.

Savana meringis. "Aduh, Ma. Kayaknya Mama emang ditakdirin duduk bersebelahan sama Laura, deh." Lantas gadis itu menatap Jonas yang baru saja duduk di belakang kemudi. "Iya, 'kan, Mas?"

"Iya, Sayang." Jonas menyahut sembari mengusap lembut pipi Savana. "Mama sama Laura kalau jadi ikut, duduk di belakang aja. Kan enggak mungkin kalian duduk di depan semua."

Savana mengulum bibir. Yes! Dia menang. Kali ini, Jonas tidak membela mama dan justru sebaliknya. Demi Sandy yang hanya memakai bikini, Savana sangat bahagia sekali.

Terdengar dengkusan nyaring serta pintu mobil yang ditutup secara tidak santai ketika dua medusa itu masuk dan duduk dalam mobil.

Untuk pertama kalinya Savana berterima kasih dan menyatakan persahabatan pada sang dewi keberuntungan karena telah menghilangkan kesialan. Ya, meskipun Savana tidak tahu kapan kesialan itu akan datang lagi. Tapi jangan sampai datang lagi, deh. Soalnya Savana capek. Ia kan juga mau santai-santai, rehat-rehat menikmati ciptaan Tuhan yang tidak pernah mengecewakan. Jonas Baswara contohnya.

"Yang," panggil Jonas, membuat Savana yang semula menatap jalanan menoleh ke arah si tampan.

"Iya, Mas?"

Jonas melirik kaca spion sesaat, lalu pria itu berucap, "Kamu ... pasti kesel karena aku ngizinin mama sama Laura ikut liburan ke pantai bareng kita, 'kan?"

ANDA BETUL!

"Ya, gitu, deh." Savana tersenyum tipis. Tadinya aku pikir kita bakal berduaan aja. Tapi nyatanya enggak."

"Kamu mantap-mantap sama aku, tapi takut ketahuan sama mereka?"

Aduh! Kenapa malah mantap-mantap, sih? Kan bukan itu alasan sebenarnya. Savana kesal karena mereka itu adalah medusa yang membuat kenyamanan serta kedamaian Savana terancam.

"Bukan gitu, Mas." Duh, ini kalau Savana bilang mama enggak suka sama dia di sini, Jonas bakal marah gak, yah? Kalau Jonas marah kan bisa bahaya. Bisa-bisa gadis cantik cetar membahana macam Syahrini ini terlantar di balik semak belukar. Kan serem.

"Terus? Maksud kamu kayak gimana?"

"Ya ...." Apa Savana harus jujur? Bilang aja gitu sama Jonas kalau dua medusa itu akan menjauhkan dewi keberuntungan darinya. Ah, tapi nanti Jonas nanya pula siapa si dewi keberuntungan. Kan Savana bingung mau jawab apa. Iya kalau cuman nanya, kalau minta kenalan macam apa? Masa Savana harus ngenalin Dewi anaknya Bu Maemunah yang tinggalnya samping rumah? Kan enggak mungkin.

"Ya, udahlah, Mas. Enggak usah dibahas lagi." Savana yakin, mukanya saat ini macam tomat busuk. "Masih jauh, Mas?" Perasaan ini mobil jalan maju terus, enggak ada mundur-mundurnya gitu? Atau terbang sekalian? Kasih sedikit mantra ajaib biar bisa terbang. Kan Savana bosan.

"Sebentar lagi nyampe, kok, Fan. Kamu kalau mau tidur, tidur aja. Nanti kalau udah nyampe aku bangunin." Sebelah tangan Jonas terangkat, mengusap puncak kepala sang istri.

"Enggak, ah, Mas." Savana bukannya sok-sokan mau romantis, tapi dia tidak ingin kebablasan. Kan berabe kalau sampai ia kebablasan. Ujung-ujungnya, Savana malah tidur di mobil tanpa ada yang berniat untuk membawanya pergi.

"Aku mau nanya." Jonas kembali membuka percakapan setelah berdiam beberapa saat.

"Tanya apa, Mas?"

"Kamu tau, bedanya kucing meong sama kamu?"

Heh! Pertanyaan macam apa ini? Sudah jelas sekali perbedaan antara si cantik Savana dengan si kucing yang entah berasal dari mana.

"Ya, jelas tau dong, Mas!" Savana mengibaskan tangan kanannya di depan wajah si tampan. "Kucing itu hewan, sedangkan aku manusia paling cantik yang pernsh ada."

"Duh! Seharusnya kamu jawab enggak tau, Yang. Biar aku bisa ngegombalin kamu."

Bodo amat, Mas. Bodo amat.

"Fan?" Tatapan Jonas berubah serius. Mobil pun sengaja pria itu berhentikan, parkir di pinggir jalan. "Kamu sama Arvi ... kalian punya hubungan apa di belakang aku?"

Deg!

Kenapa Jonas tanya macam ini? Sejauh Savana bertemu dengan laki-laki somplak itu, tidak pernah ia berbuat macam-macam apa lagi sampai menjalin hubungan. Hih, amit-amit, deh. Savana bukan tidak suka dengan Arvi. Jelas jawabannya ia suka. Siapa yang enggak suka coba? Arvi itu ganteng, baik, dan perhatian. Tapi masalahnya, Savana menganggap Arvi itu adalah kakaknya. Dan karena perasaan Savana ke Arvi hanya sebatas kakak adik, jelas dia tidak akan menjalin hubungan lebih.

Savana tidak akan membuat kulit durian ada khasiatnya macam buah manggis. Ia terlalu malas untuk melakukan hal yang menurutnya enggak berfaedah macam menjalin hubungan dengan Arvi.

"Kenapa kamu tanya gitu?"

"Fan, jujur. Aku tau kalian sahabatan udah lama. Bahkan sebelum lahir pun kalian sudah bersahabat. Tapi, Fan, entah kenapa aku ngerasa kamu saa dia ... punya hubungan yang lebih dari sekadar sahabat. Buktinya, kamu bela-belain buat ketemu dia meskipun kita harus berantem."

Tuhan ... Savana tidak ingin menangis. Savana hanya ingin tertawa bersama cogan di sampingnya ini. Jujur, Savana juga capek berada di tempat yang enggak seharusnya ini. Savana capek karena kesialan yang tiada henti menimpanya. Ia ingin terbang macam ubur-ubur di Bikini Bottom.

Jadi, bolehkah Savana berubah jadi ubur-ubur?

••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

17.10.2020.

Terima kasih sudah membaca.❤❤❤

Ze sayang kalean.💋💋💋

Dilarang Jatuh Cinta! (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang