Bab 26. Ini Serius?

611 74 1
                                    

Savana merasakan pening yang luar biasa ketika ia membuka mata. Kemudian ingatannya terlemapar pada kejadian sebelum ia pingsan. Astaga! Apa Savana dan Jonas sudah melakukan hubungan itu?

Perlahan tapi pasti, Savana bangkit dari posisinya. Seketika ia terbelalak saat menyadari kalau Savana berada di tempat yang berbeda dari sebelumnya.

Tunggu ... apa jangan-jangan setelah Savana pingsan Jonas membawanya ke rumah sakit? Dan sekarang ia berada di UGD?

"Akhirnya lo sadar juga!" seru seseorang, membuat Savana menoleh. Lagi-lagi Savana dibuat terkejut dengan kehadiran Arvi di sini. Sebenarnya ... apa yang terjadi? Pun kenapa ada Arvi di sini?

"Arvi?" Savana memanggil. "Jonas mana? Bukannya tadi gue sama dia—"

"Halu, nih, anak. Heh, Savana anaknya enyak! Otak lo kenapa? Amnesia karena jatuh dari brangkar? Lo lupa siapa nama gue? Nama panggilan gue. Dan siapa Jonas? Lo mimpi apa bangun-bangun langsung nyariin cowok?" Laki-laki itu berjalan mendekati Savana, lalu meletakkan tangan di keningnya.

"Hangat, sih. Kayaknya lo emang sakit. Buktinya pingsan berjam-jam. Padahal, lo cuman jatuh dari brangkar."

Savana masih tidak mengerti. Kapan coba ia jatuh dari brangkar? Bukannya Savana berada di kamar hotel bersama Jonas? Menghabiskan malam yang panjang sampai akhirnya ... ah, Savana lupa apa yang terjadi setelahnya.

"Maksud lo apa, sih?" Ini si Arvi juga aneh banget. Kenapa dia malah bingung ketika Savana menanyakan keberadaan Jonas?

"Savana ... kayaknya lo beneran amnesia." Arvi mengambil air di nakas, lalu menyuruh Savana meminumnya. "Biar gue ingetin," ucapnya sembari meletakkan gelas.

"Pertama lo datang nyaris terlambat, terus dihukum sama si sipit, lo pura-pura pingsan, terus makan bekal dari enyak. Setelah itu gue ngajak lo ngikutin kegiatan OSPEK, tapi lo bilang kalau lo males karena kegiatan selanjutnya disuruh meminta tanda tangan panitia. Dan lo balik lagi ke sini."

Savana mengaga tak percaya. Ini serius? Jadi ... Savana kembali ke dunianya sebelum ia merasakan—Ya Tuhan! Doa Savana ternyata dikabulkan, ya, walaupun ia kembali di waktu yang tidak tepat.

Ah, ia jadi penasaran apa yang terjadi sebelum ia pingsan? Tadi kan Arvi, ah maksud Savana Rayyan mengatakan kalau Savana pingsan karena jatuh dari brangkar. Jadi, apa yang menyebabkan ia jatuh?

"Yan, gue ... kenapa gue bisa jatuh dari brangkar?"

"Lo enggak ingat?" Kening Rayyan berkerut. "Serius gue harus ngingetin lagi?"

Savana mengangguk. Tidak ada salahnya meminta Rayyan membantu Savana mengingat kejadian sebelum ia pingsan. Ya, gimana, yah? Soalnya kan ingatan Savana masih terombang-ambing macam kapal Malin Kundang. Masih mikirin si tampan gitu. Apalagi kan ... Savana sudah menaruh hati pada Jonas.

"Kata Raven, cowok yang ngehukum sekaligus bawa lo ke sini, lo debat sama dia. Dia bilang lo gak terima dihukum selama masa OSPEK hanya karena pura-pura pingsan. Terus, pas dia mau pergi, entah gimana ceritanya lo langsung jatuh dan pingsan.

"Selama tiga jam gue nungguin lo, si Raven bolak-balik ke sini nanyain keadaan lo. Heran, sih. Lo kenapa betah banget pingsan selama itu?"

Ah, sekarang Savana ingat. Savana memang sempat berdebat dengan cowok ngeselin bin nyebelin itu karena enggak terima dihukum selama masa OSPEK.

Ya, habisnya dia itu benar-benar enggak punya hati macam vampire. Masa cewek secantik Savana harus datang pagi-pagi terus nyapu-nyapu gantiin petugas bersih-bersih di kampus. Selama masa OSPEK pula. Dia pikir gampang apa bangung pagi terus mandi?

Setelah berdebat dengan si sipit itu, Savana merasa kepalanya pusing. Lalu ... gelap. Rasa pusingnya itu sama seperti yang ia alami ketika berhubungan dengan Jonas.

"Gue mau pulang."

"Serius mau pulang?" tanya Rayyan.

Lebih baik Savana pulang, 'kan? Daripada ia harus berada di ruang kesehatan. Savana juga sudah rindu dengan kamar, bantal, guling, selimut, laptop, dan enyak tercinta.

"Gue gak bawa mobil, Na. Lo masih lemah banget kayaknya."

"Cariin taksi kan bisa, Yan. Lo kok mendadak bego? Otak lo ketuker sama Patrick temennya Spongebob, yah?"

"Iya, Na. Tadi pas gue bosen nungguin lo, gue nyelam ke Bikini Bottom buat nuker otak sama Patrick."

Savana mengerjap. "Serius lo? Terus cewek-cewek di sana gimana? Ada yang bening gak? Lo berniat ngejadiin salah satu dari mereka istri gak?"

Rayyan mendesag kecewa. "Sayang banget, Na. Kaga ada yang mulus. Semuanya bersisik. Cuman kepala Squidword yang mulus."

Savana terbahak. Terkadang pembicaraan mereka memang se-absurd gitu. Kalau tidak berhubungan dengan Bikini Bottom, ya, dengan si dewi keberuntungan yang selalu cari perkara.

"Ayo bantu gue!" Savana mengulurkan tangan, meminta Rayyan membantunya. "Gue udah kangen banget sama kasur, bantal, guling, selimut, pokoknya gue kangen!"

"Lebay banget lo? Baru beberapa jam pisah aja udah kangen sama bantal dan teman-teman."

KATA SIAPA CUMAN BEBERAPA JAM? Savana itu terpisah dari kamar dan segala benda kesayangan miliknya selama berhari-hari, bahkan berminggu-minggu. Jadi, Savana tidak salah kan kalau merindukan mereka?

"Udah, ah. Ayo bantuin! Lo tega ngeliat gue jalan sendiri?"

"Tega enggak tega, sih, Na." Rayyan melirik jam tangannya. "Lo tunggu di sini bentar, yah? Gue males bantu lo. Gue mau manggil Raven dulu."

Kening Savana berkerut, lantas ia mencekal tangan Rayyan, membuat laki-laki yang hendak pergi itu menoleh. "Lo ngapain manggil dia, Yan? Yang sahabat gue itu kan lo, bukan dia!"

Nah, kan. Savana jadi emosi. Rayyan ini benar-benar keterlaluan, yah? Bisa-bisanya dia menyuruh orang yang udah ngebuat Savana pingsan sampai berjam-jam buat membantunya. Fix, nih, otak Rayyan memang tertukar sama otak Patrick. Atau ... otak Rayyan ketinggalan di jok motor. Makanya dia ngomong seenak es krim.

"Apaan, sih, Na? Orang dia yang nyuruh, kok. Katanya, kalo lo udah sadar, panggil dia. Daripada lo naik taksi terus gue gendong lo sampai ke halte depan? Ya, mending lo pulang bareng dialah!"

Rayyan asem!

"Enggak mau! Tinggal gendong gue apa susahnya, sih, Yan?"

"Ya, susah karena lo berat, Maemunah! Kenapa gak ngerti juga, sih?"

Savana mencebik. Boleh tidak, Savana meminta kembali ke dunia novel? Sumpah, Rayyan di dunia nyata ini benar-benar menyebalkan. Bahkan lebih menyebalkan dari dua medusa di sana.

"Udah sadar rupanya." Seseorang masuk ke ruang kesehatan, membuat Savana yang semula berisik menjadi diam ketika menyadari siapa orang itu.

"Jonas?"

••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

26.10.2020.

Gubrak! Savana sudah kembali ke dunianya. Yeay! Dan ... kejutan! Dia ketemu lagi sama Jonas😌

Kira-kira apa yang bakal terjadi setelah ini? 🤣🤣🤣

Omaygat, setelah sekian jam aku ngetik, akhirnya selesai juga bayar hutangnya. Tinggal dendanya aja😭😭😭

Dahla, see u next chapter!

Ze sayang kaleannn💋💋💋💋

Dilarang Jatuh Cinta! (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang