"Kakak vampire, yah? Kok gak punya hati?"
Happy reading, gessss!
•
•
•Jakarta, 22 Juni 2010.
———————————Savana itu cantik, bahkan banyak yang naksir. Tidak jarang cowok-cowok mengajak Savana pacaran. Namun, Gadis yang baru saja mendapat gelar alumni SMA Galaksi itu malas untuk menghilangkan gelar JDL—jomlo dari lahir—dari dirinya.
Jika ada yang bertanya, siapa perawan yang paling malas di dunia, maka jawabannya adalah Savana Dinescara. Terdengar berlebihan, tapi itulah kenyataan. Seperti saat ini, Savana lebih memilih bersembunyi dalam selimut daripada menghiraukan teriakan Enyak Hindun di depan kamarnya.
"SAVANA! Masya Allah ... punya anak satu susah bener dibangunin. Savana! Lu bisa terlambat ke kampus!" Enyak Hindun masih setia menggedor pintu bercat putih itu, mengulang ucapan yang sama, sampai Savana memilih menyumbat telinga dengan kapas yang selalu ada di bawah bantal. Katanya antisipasi, supaya telinga Savana tidak rusak karena suara melengking enyak.
"Ya Allah, Savana! Lu anak siape, sih? Kenapa susahnye minta ampun kalo dibangunin?! Heh, Savana! Dosa li kaga nyaut Enyak! SAVANA BANGUN!"
Kesal. Savana segera menyibak selimut putih yang menutup seluruh tubuhnya tadi, lantas gadis bertubuh mungil itu berjalan ke arah pintu, lalu membukanya sembari menguap lebar hingga membuat suara beo enyak kembali mengganggu indra pendengarannya.
"Masya Allah ... lu bener-bener, ye? Kaga ada sopan-sopannye ama orang tua. Itu mulut ditutup, Savana. Biar setan kaga nambah banyak dalam badan lu." Savana memutar bola mata malas menanggapi. Enyaknya ini kenapa rempong sekali, sih? Sedikit-dikit, komentar. Macam netizen saja.
"Apa, sih, Nyak? Pagi-pagi buta udah berisik aja." Savana berujar sembari menggaruk rambutnya.
"Pagi-pagi buta dari Hongkong! Ini udah hampir jam tujuh, Savana anaknya Enyak! Begimane, sih? Katanye hari ini lo—"
"JAM TUJUH?!" Savana memekik. "Enyak kenapa enggak bangunin, Savana, sih?!" Tanpa menunggu balasan dari enyak, Savana langsung berlari menuju kamar mandi sambil mencepol tinggi rambut panjangnya.
Dengan gerakan cepat, Savana membasuh muka, lalu menggosok gigi sebentar. Dirasa mulutnya sudah tidak bau neraka lagi, Savana segera mengakhiri aktivitas gosok gigi dan berlari keluar dari kamar mandi menuju lemari.
Hari ini hari pertama OSPEK. Savana tidak boleh terlambat jika ia tidak mau terkena hukuman. Maka dari itu, ia hanya bangun tidur, cuci muka dan gosok gigi, lalu mengganti pakaian. Tak lupa pengharum ketiak ia oleskan serta parfum dengan wangi vanila ia semprotkan.
Beruntung Savana sudah mempersiapkan peralatan yang ia butuhkan hari ini tadi malam—atas paksaan enyak-—jadi, Savana langsung membawa tas serta perlengkapan OSPEK keluar dari kamar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dilarang Jatuh Cinta! (TAMAT)
HumorSiapa, sih, yang bisa menolak pesona Jonas Baswara? Pria tampan, kaya, yang romantis. Itulah yang dirasakan Savana Dinescara, gadis yang baru saja menjadi Maba di Universitas Nusa Pelita itu dibuat pusing tujuh keliling ketika takdir membawanya ke d...