"Andai saja Savana punya tongkat ajaib macam Upin-Ipin, sekali cakap pim, pim, pom! Semua yang diinginkan pasti terkabul."
•
•
•"Yang, aku berangkat. Jangan lupa masak buat makan siang sebelum mama datang." Samar-samar Savana mendengar suara Jonas, lalu merasakan sebuah kecupan hangat yang mendarat di dahi. Namun, bukannya bangun, si kebo cantik itu justru semakin menyembunyikan tubuh di balik selimut.
Tak peduli dengan suara-suara bertebaran di luar kamar, Savana masih setia memejamkan mata. Ah, rasanya ia seperti berada di rumah sendiri. Tidur sepuasnya sampai alarm yang berasal dari suara enyak berbunyi, barulah hati Savana tergerak untuk bangun.
Ngomong-ngomong soal enyak ... Savana jadi kangen sama beliau. Gimana keadaan enyak, yah? Apa beliau baik-baik saja? Atau malah tambah baik setelah Savana enggak ada?
Ah, tapi Savana yakin kalau enyak baik-baik aja, bahkan tambah baik karena tidak ada yang membuat tensi darah wanita kesayangan Savana itu naik.
"Sekarang jam berapa?" Savana menyibak selimut, manik cokelatnya melirik ke arah jam dinding. "Udah si—APA? UDAH SIANG?"
Bodoh! Bodoh! Bodoh!
Kenapa Savana bisa lupa kalau ibu mertuanya akan datang hari ini? Aduh! Bisa gawat kalau medusa tua itu melihat keadaan Savana yang baru saja bangun dari tidur nyenyaknya.
"Mati gue!"
Segera Savana berajak dari posisinya, kemudian berlari ke kamar mandi. Jangan pikir kalau Savana akan menyiram tubuhnya dengan air! Karena itu salah besar. Savana Dinescara tidak akan mandi jika keadaanya mendesak seperti ini.
Usai membasuh wajah, membersihkan bekas iler yang sudah mengering, serta menghilangkan bau neraka dari dalam mulutnya, Savana segera mengganti piama dengan dress bunga berwarna kuning. Ngejreng, guys!
Setelah menata penampilannya sebelum bertemu mertua yang galaknya naudzubillah, gadis berkulit putih itu mengedarkan padangan ke seluruh penjuru kamar.
"Aduh, ini kamar kenapa berantakan banget? Siapa, sih, penghuninya? Nyebelin banget." Savana menggaruk kepala. Ia kesal. Kenapa, sih, medusa tua itu harus datang ke sini? Pakai acara nginep lagi. Kan Savana jadi ribet sendiri.
Kalau saja Savana masih mengikuti plot cerita, mungkin saja Savana tidak akan mengalami hal ini. Ah, tapi ya sudahlah. Yang harus Savana lakukan sekarang adalah ... memikirkan bagaimana caranya ia bisa membuat kamar ini rapi dalam sekejap?
Andai saja Savana punya tongkat ajaib macam Upin-Ipin, sekali cakap pim, pim, pom! Semua yang diinginkan pasti terkabul. Tapi, sayang, ini bukan dunia kartun atau dunia halunya para bocil, melainkan dunia pernovelan.
"Males banget beresin kamar." Sembari berdecak kesal, Savana mulai merapikan tempat tidur. Namun, sebelum tangannya menyentuh seprai, ketukan pintu yang cukup keras berhasil mengurungkan niat Savana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dilarang Jatuh Cinta! (TAMAT)
HumorSiapa, sih, yang bisa menolak pesona Jonas Baswara? Pria tampan, kaya, yang romantis. Itulah yang dirasakan Savana Dinescara, gadis yang baru saja menjadi Maba di Universitas Nusa Pelita itu dibuat pusing tujuh keliling ketika takdir membawanya ke d...