Bab 10. Satu Tambah Satu Sama Dengan Dua

622 96 30
                                    

"Satu tambah satu sama dengan dua, madusa satu tambah medusa dua sama dengan hancur dunia Savana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Satu tambah satu sama dengan dua, madusa satu tambah medusa dua sama dengan hancur dunia Savana."



Sial! Hanya kata itu yang mampu menggambarkan nasib Savana hari ini. Menghadapi satu medusa saja sudah membuat darah Savana naik ke atas kepala, lalu datang lagi medusa dua hingga membuat darah Savana ingin minggat ke kutub utara agar dia bisa berdingin ria di sana.

Ya, habisnya dia kesal, berada dalam tubuh Savana terus dibuat mendidih. Lama-lama kan darah Savana bisa mengental lalu habis. Kalau habis, mau diganti sama apa nanti?

"Kamu kenapa diam aja?"

Ini lagi, dasar suami enggak peka! Apa mata dia kelilipan buaya? Sampai-sampai enggak lihat istrinya kecapekan. Ah, mengingat kejadian tadi siang membuat mood Savana tambah buruk, seburuk hati mertuanya.

"Udah tau istri kecapekan, pake nanya lagi." Savana menyahut ketus. Malas sekali dia berbicara pada anak mami macam Jonas ini. Masa istrinya dijadiin pesuruh oleh dua medusa dia hanya diam saja sambil ketawa-ketiwi bareng Laura. Kan asem!

Siapa coba yang enggak marah ngelihat suaminya bahagia sama cewek lain? Bercanda sampai lupa kalau istri lagi kesusahan. Cih, suami macam apa itu?

"Ceritanya kamu cemburu?" goda Jonas, kemudian pria yang baru saja naik ke ranjang itu mempertipis jarak dengan Savana.

"Bukan cemburu. Lebih tepatnya, aku marah sama kamu. Enak aja kamu santai-santai, sementara aku harus repot nyiapin ini itu."

"Jadi kamu gak ikhlas?" Intonasi bicara Jonas berubah menjadi datar. Tak ada lagi terdengar nada menggoda seperti sebelumnya, membuat Savana menghela napas panjang.

Nah, kan. Gue salah lagi.

Lantas tanpa menjawab ucapan Jonas, Savana turun dari ranjang berjalan menuJu kamar mandi untuk mengganti pakaian.

Kadang Savana menginginkan untuk tetap menjadi anak-anak. Enggak perlu tumbuh dewasa lalu menikah dan mengalami banyak masalah. Seperti yang ia alami saat ini di dunia novel.

Satu per satu masalah mulai berdatangan, dan Savana sama sekali enggak siap dengan semua itu. Andai saja ia masih mengetahui apa yang akan terjadi, mungkin Savana bisa menghalau masalah-masalah itu. Namun, segalanya sudah berubah. Sekarang, Savana sudah tidak terpaku lagi pada naskah. Mau tidak mau, ia harus bisa mempersiapkan diri.

"Fana ...." Jonas memanggil diiringi dengan ketukan pelan. "Aku minta maaf."

Savana sengaja mengunci mulut, membiarkan Jonas berbicara panjang lebar di luar kamar mandi. Biarkan saja mulutnya berbuih macam orang kemakan racun tikus. Savana tidak peduli. Dia capek. Serius, Savana benar-benar capek. Rasanya dia ingin segera kembali ke dunianya.

Lagi pula ... Savana sudah rindu berat dengan suara beo enyak yang selalu berbunyi di pagi hari. Pun dengan Rayyan. Ah, sahabat laknatnya itu walaupun ngeselin, tapi terkadang ngangenin. Kangen pengin nabok pakai golok.

"Sayang ... maafin aku, yah."

Ya Tuhan! Savana pikir, Jonas sudah pergi dari depan kamar mandi. Tapi rupanya tidak. Savana yakin, posisi Jonas di depan kamar mandi sangat mengenaskan macam para pemeran protagonis di sinetron ikan terbang. Bisa dibayangkan bagaimana wajah Jonas?

Menghela napas panjang, Savana membuka pintu kamar mandi. Seketika Savana melongo melihat keadaan Jonas macam anak kecil habis dimarahin. Astaga! Memang, ya, realita itu jauh dari ekspetasi.

Savana berpikir kalau Jonas duduk bersandar di pintu kamar mandi sembari menangis. Namun dugaan Savana salah. Suami fiksinya itu justru melakukan aksi lebih gila dari perkiraannya. Rebahan di depan pintu kamar mandi.

"Kamu ngapain?" Savana mengernyit. "Bangun, Mas. Ngapain rebahan di depan sini, sih? Mau cosplay jadi keset?"

Jonas ini benar-benar kurang kerjaan, yah? Nungguin istri itu harusnya duduk manis di ranjang, bukan di depan kamar mandi sambil rebahan di atas keset. Kalau Savana khilaf, terus keinjak gimana? Kan dia jadi istri durhaka karena enggak sengaja menginjak suami.

"Aku mau bangun, asal kamu maafin aku, Fan."

Boleh tidak, Savana meminjam tongkat ajaib Upin Ipin atau Marsha? Rasanya tangan Savana gatal ingin menyihir Jonas jadi berlian, lalu dia jual ke pasar.

"Kamu selalu gitu, Mas. Habis ngasarin aku, kamu minta maaf. Nanti gitu lagi. Gitu aja terus sampai tuyul beruban," sahut Savana, berjalan melewati Jonas lalu duduk di tepi ranjang.

"Tuyul bisa beruban, Yang?" Jonas bertanya sembari bangkit dari posisi rebahan. "Bukannya dia botak? Enggak punya rambut. Terus, gimana ceritanya dia bisa beruban?"

"Tuyulnya pake shampo penumbuh rambut, Mas. Terus dia kebanyakan mikirin perasaan mantan. Makanya rambutnya jadi beruban." Savana menyahut asal. "Kamu, kalo enggak mau beruban, jangan suka mikirin mantan, Mas."

Jonas menggeleng, lalu pria itu mendekat ke arah Savana dan memeluknya. "Aku enggak pernah mikirin mantan, Yang. Soalnya isi kepala aku semuanya nama kamu. Jadi, mantan enggak bisa masuk. Katanya takut sama kamu."

Ini kalau Savana menjitak kepala Jonas pake emas Monas, dosa enggak, sih? Gedeg banget rasanya sama makhluk ganteng satu ini.

"Udahlah, Mas. Aku mau tidur." Savana melepaskan tangan Jonas yang melingkar di perutnya. Ngomong-ngomong soal perut ... Savana jadi ingat sama otak jahilnya tadi siang ketika mengerjai medusa dua.

Ya habisnya Savana kesal! Sama ibu mertuanya saja yang sering nyuruh ini itu Savana kesal, apalagi sama titisan Mak Lampir. Beuh! Jangan ditanya, sudah pasti jawabannya Savana jauh lebih kesal.

Maka dari itu, karena ia sangat, sangat, sangat kesal pada Laura. Anak Enyak Hindun itu berencana akan memasukkan racun tikus pada makanan si medusa dua, tapi hati nuraninya menolak dan memberi saran pada Savana untuk memasukkan obat pencahar pada makanannya saja.

Dan hasilnya ... sangat memuaskan! Wanita ganjen itu harus bolak-balik ke toilet untuk buang air. Savana bangga dengan dirinya sendiri karena telah berhasil membuat musuhnya tersiksa.

"Yang, tadi mama tanya sama aku."

Kening Savana berkerut sesaat sebelum akhirnya berucap, "Tanya apa?" Savana tebak, pasti mertua galaknya itu menanyakan hal yang sama seperti sebelum-sebelumnya.

"Kapan kamu—"

"Hamil?" Savana terkekeh. "Mas, hamil itu enggak semudah Spongebob berubah jadi ibu dan Patrick jadi ayah ketika mereka menemukan anak kerang yang gak bisa terbang. Enggak semudah itu, Mas."

"Aku tau." Jonas mendekatkan tubuhnya, lalu memeluk Savana dari samping sembari berbisik, "Kalau gitu ... ayo kita buat anak!"

JONAS SIALAN! GUE ENGGAK MAU!

••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

10.09.2020.

Mentok lagi😭😭😭

Ya, habisnya Ze lagi banyak kerjaan. :(
Jadi enggak bisa cepet-cepet nulis.

Ngomong-ngomong, Ze mau curhat sikit. Masa Ze kutang gegara lupa isi presensi😭😭😭

Sedih😭😭😭

Tapi, karena Ze anak baiks, jadi Ze terima hukuman dengan lapang dada.

Ze enggak tau gimana sama bab ini. Tapi, Ze berharap kalian menikmati💋 cuman itu harapan Ze. #biarinajalebaysehari

See u next chapter😍

Ze sayang kaleannnn💋

Dilarang Jatuh Cinta! (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang