Bab 21. Fix! Savana Jatuh Cinta!

516 71 6
                                    

Setelah melewati beberapa kabel-kabel pendek yang ada di otak Savana, gadis yang disangka udah enggak perawan lagi akibat punya status sebagai istri, Savana menyatakan kalau ia ... JATUH CINTA!

Ya Tuhan, seharusnya hal ini enggak boleh terjadi. Seharusnya Savana enggak boleh jatuh cinta pada Jonas. Ini bahaya! Apa yang harus Savana lakukan? Perasaan ini ... rasanya benar-benar nyata.

Semua ini salah Jonas! Siapa suruh terlalu tampan, terus godain Savana pakai acara meluk sambil ngucapin kata yang membuat Savana merasa yakin kalau tidak ada pria yang lebih tampan dari Jonas sampai akhirmya ia jatuh dalam pesonanya.

"Mau balik ke kamar?" Perkataan Jonas membuat gadis yang tengah hanyut dalam lamunan menoleh sesaat, lalu menggeleng pelan sebagai jawaban.

Sebelumnya, Savana sudah bilang kan kalau dia enggak mau balik ke kamar karena takut kalau Jonas macam-macam? Ya, itu. Savana enggak akan kembali ke kamar sebelum matanya berair karena ngantuk dan mulutnya mengeluarkan suara 'hoam', barulah hatinya akan tergerak untuk ke kamar.

"Mama sama Laura ke mana?" Savana membuka pembicaraan.

"Enggak tau, Yang." Pria yang mengenakan hodie abu-abu itu mengeratkan lilitan tangannya di perut Savana. "Suka-suka mereka aja. Siapa suruh ikut pasangan yang pengen bulan madu."

Hah? Apa tadi dia bilang? Bulan madu? Bukannya tadi Jonas bilang kalau mereka pergi liburan, bukan bulan madu. Lalu, kenapa sekarang suami tampannya itu justru berkata demikian?

Duh ... perasaan Savana mulai tidak enak. Bagaimana kalau adegan dewasa terjadi setelah ini? Ya Tuhan, Savana enggak siap. Apa yang harus ia lakukan?

Kalau sudah begini, Savana harus pergi ke Malaysia untuk meminja tongkat pim-pim-pom Upin Ipin agar ia bisa menghilang untuk sesaat. Atau ... Savana pergi menyelam ke Bikini Bottom untuk meminjam pensil ajaib Spongebob agar ia bisa menciptakan ribuan kecoa, hingga niat Jonas terhenti seketika. Secara, pria macho itu kan takut sama kecoa.

"Yang," panggil Jonas sembari memutar tubuh Savana hingga ia menghadap wajah Jonas. "Kamu tau? Sampai saat ini aku masih enggak nyangka sama takdir yang udah digariskan Tuhan buat hidupku."

Savana diam mendengarkan, manik cokelatnya menatap dalam netra kelam milik Jonas, membuat gadis itu terhanyut akan binaran yang ditampilkan oleh pria itu. Seketika, Savana merasa kalau dirinya beruntung karena memiliki pasangan yang sangat mencintainya.

Bahkan, Savana melupakan stastuanya, ia lupa kalau dirinya hanya manusia yang kebetulan nyasar ke dunia novel ini.

"Fana ...." Jonas mengusap pipi Savana lembut. "Apa kamu masih ingat pertemuan pertama kita?"

Savana terdiam, ingatannya berusaha meraba plot cerita di bab awal, tepatnya di mana ia bertemu dengan sosok Jonas, di mulai dari hukuman menjengjelkan, sikap angkuh Jonas, sampai kepedulian laki-laki itu terlintas jelas di benaknya.

Savana ingat, awal mula pertemuannya dengan Jonas bukanlah bisa dibilang kesan pertama yang baik. Waktu itu adalah hari pertama OSPEK, Savana terlambat lalu terkena hukuman.

Klise memang, tapi memang hal itu yang membuat mereka saling sapa, bertemu tanpa sengaja hingga ada kejadian di mana Jonas menjadi pahlawan kesiangan membuat kedua selalu dekat bagai Spongebob dan krabby patty.

"Ingat." Savana mengangguk. "Kamu itu manusia vampire, gak punya hati, gak punya perasaan. Tapi kamu juga bisa jadi malaikat pelindung yang enggak pernah aku sangka sebelumnya."

Savana ingat betul, malam itu ia pulang terlalu malam dari rumah Cindy. Jalanan sudah cukup sepi, membuat ia merinding setengah mati. Pikiran negatif bermunculan ketika Savana melewati kuburan.

Bagaimana kalau Mbak Kunti melambai, meminta tumpangan oada Savana karena ingin bertemu Mas Pocong? Namun, pikiran negatif tentang para penghuni makhluk astral itu hilang, digantikan dengan ketakutan ketika dua motor berjalan ugal-ugalan menyalip Savana lalu berhenti untuk menghalangi jalan.

"Hai, Cantik!" Laki-laki berambut gondrong macam Mbah Surip itu turun dari motor butut, tapi dimodifikasi dengan cat semprot warna-warni macam gulali.

Savana mengernyit, lalu maniknya kembali melihat laki-laki lain yang tak kalah buruk rupanya dengan laki-laki gondrong itu turun dari motor. Satu di antara membawa botol kaca.

Dengan bodohnya Savana bertanya, "Bang, lo ngapain bawa botol kecap?" Serius Savana tidak bohong. Bentuk botol yang dibawa laki-laki tidak berambut alias botak macam tuyul itu seperti botol kecap yang sering nangkring di meja makan.

"Ini bukan botol kecap!" sentaknya, membuat Savana berjengkit. Eh, buset! Galak benget. Enggak tahu apa kalau Savana ini cewek tercantik yang bisa berubah menjadi macam seperti iklan biskuat?

"Bang, gue tau lo miskin. Tapi kalau mau mabuk jangan pake kecap asin. Kasian cacing-cacing di perut lo." Savana meringis, laki-laki yang mengenakan celana sobek itu tidak menganggapi ucapannya.

"Banyak omong. Dasar cewek!"

Savana menjerit, berteriak meminta tolong ketika tangan mulus bin lentiknya ini ditarik sama dua laki-laki yang sedari tadi hanya diam menatapnya. Awalnya Savana pikir mereka berdua ini bisu, tapi ternyata tidak setelah keduanya mengeluarkan suara yang membuat Savana segera mengunci mulut.

"Lo kalau gak mau diam gue perkosa di sini!" Laki-laki berwajah garang itu membentak.

"Gue udah gak sabar nyicipin tubuh dia yang aduhai."

Savana melotot saat indra pendengarannya menangkap ucapan tak senonoh dari laki-laki yang memakai tindik di telinga kanannya itu. Dasar gila! Memangnya Savana ini makanan yang bisa dicicipi begitu saja?

"Heh, orang utan! Lo pikir gue ini masakan padang? Main cicipin aja." Savana malah menggerutu sebal.

"Udah, Ceng, gak usah dibawa ke gudang, main di jalan aja. Gue hdah enggak tahan!" seru laki-laki gondrong itu.

Bang to the sat! Seketika Savana berontak, ia teriak meminta tolong. Tak peduli jika Mbak Kunti dan Pocong yang menolong. Intinya Savana tetap akan berterima kasih nantinya jika ia bisa bebas dari para manusia otak udang ini.

"Lepasin gue!" Savana berusaha melepaskan cekalan dua makhluk yang memegangi tangannya itu. Matanya terbelalak ketika melihat laki-laki gondrong sedang berusaha membuka pengait celana jinnya.

Ya Tuhan ... Savana mau pulang!

••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

Baru kelar ngetik🤣 sebenarnya akutu stuck, jadilah nulis adegan flashback.🤣🤣

Maafkan daku yang selalu kutang ini, yah. Tapi daku tidak berjanji untuk tidak melakukannya lagi🤣🤣

Dahla, see u next chapter 💋

Ze sayang kaleannnn💋💋💋

24.10.2020.

Dilarang Jatuh Cinta! (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang