Setidaknya jika tidak punya hati, gunakan otakmu!
Jangan lemah karena cinta!Setelah beberapa bulan lamanya, kisah kasih cinta anna dan yoga! Sangat menggantung. Yoga selalu menghidar jika di tanya? 'Bagaimana kelanjutan hubungannya dengan anna' namun remaja itu seolah- olah tidak peduli dengan kekasihnya.
Ayah anna bercerai dengan ibu tirinya, karena ayah anna tau apa yang mereka lakukan terhadap anna! Syukurlah, setidaknya anna tidak akan tersisa lagi. Namun anna tidak suka dengan ke putusan ayahnya! Walaupun dia selalu di injak, di maki. Tapi, tidak ada niatan untuk menghancurkan keluarganya!.
Tapi, keputusan ayahnya tidak bisa di gangu. Anna hanya bisa diam, merenungkan semua permasalahan yang ia hadapi sekarang. Ayah nya mendekati sang anak yang tengah duduk di depan rumah! "Ada apa na? Bilang sama ayah?" Ujar ayahnya duduk di samping anna.
Anna menggelengkan kepalanya, dengan wajah yang datar tanpa senyum sedikit pun, "aku gapapa. Ko, yah" jawabnya. Tapi, seorang ayah tidak bisa di bohongin. "Ya, udah kalo nggak mau bilang sama ayah, udah makan?" Tanya ayah nya, begituh perhatian pada anna. Ahk ini rasanya di perhatikan oleh ayah sendiri!.
Sejak ia lahir, anna tidak pernah bertemu dengan ayahnya. Bahkan tidak ada satu foto pun foto ayah nya, terpajang di rumah ini. "Udah yah,".
"Assalamua'llaikum om, anna" sapa kesya.
"Walaikumsallam, duduk sya di sinih! Om masuk dulu yah," pamit ayah anna, masuk ke dalam rumah. "Na, maaf yah, gue nggak bilang kalo mau ke sinih!" Ujar kesya mengengam tangan anna. Memohon! Agar anna tidak marah, karena kesya ke rumah anna tanpa menelpon atau pun mengirim pesan.
"Gapapa, lagi pula gue seneng loh di sinih! Jadi gue ada temannya," kata anna melepaskan tangan kesya perlahan, "anna," panggil kesya.
"Hmm,"
"Gimana? Hubungan loh! Sama kak yoga?" Tanya kesya, anna terdiam sejenak! Mencoba untuk mengikhlaskan kak yoga, dan dia akan secepatnya bilang ke yoga. Agar semua tidak menganjal di hidupnya.
"Gue coba ngomong deh, sama kak yoga! Biar semuanya nggak ngegantung. Dan gue hidup tenang! Walaupun melepaskan sakit sih." Terus terang anna pada kesya, kesya mengerti! keputusan anna memang tepat. Tidak seharusnya ia tenggelam dengan ke sedihian ini.
"Gue dukung apa keputusan loh na, ini tepat ko! na. Jangan ragu untuk maju yah," ujar kesya, mengelus- elus pundak anna. Sakit, yah memang sakit! Melepaskan orang yang kita sayang. Itu sangat berat, tapi, jika terus- menerus di pertahankan? Untuk apa? Jika menyakiti diri sendiri! Itu juga tidak baik, bukan?.
***
"Kak," panggil anna, mencoba mengkuatkan tubuhnya. Anna berjalan menghampiri yoga! Seharusnya yoga yang menghampiri anna, tapi, itu tidak berlaku jika degan yoga. "Kak, sebenarnya! Kita masih pacaran nggak sih?" Tanya anna pada yoga. Namun yoga hanya diam tak menjawab apa pun!.
"Aku udah cape, aku udah nggak mau terus- menerus sakit karena ulah kakak. Kakak nggak mikirin apa yang aku rasakan! Kakak egois, aku mau akhir semuanya, aku nggak mau jatuh cinta sendirian kak." Tegas anna, tapi. Remaja itu tidak berbicara melainkan hanya terdiam. Mendengar keluh kesah anna!.
"Kak,kita putus. Maaf aku nggak bisa jadi cewe yang kakak mau. Kakak boleh bebas pergi dengan siapa pun! Aku tidak akan melarangnya." Ujar sekali lagi, tapi! Yoga tidak mengucapkan sepatah kata apa pun. Kesal, yah kesal ada apa dengan yoga saat ini! Tentu membigungkan sekali.
"Kak, aku pamit! Terima kasih telah singah di hati aku, dan menghancurkan keprcayaan aku pada kakak!" Ucap anna, ingin segera mengakhir percakapan yang canggung ini. "Iyah." Ucap yoga. Hanya 'iyah' yang ia dapatkan. Tidak ada kata lain, seperti percuma saja berbicara panjang lebar! Tapi, pria ini tidak punya hati. Sedikit pun! "Seharusnya kakak merasa bersalah, tapi aku salah! Lucu yah. Dulu kita akrab sekali, tapi sekarang asing," sindir anna.
Sakit, hati seperti di robek- robek. Percuma berbicara dengan manusia seperti itu, rasa nya percuma saja.
***
Next....
Sampai jumpa di part selanjutnya.....
Reva alaudya
KAMU SEDANG MEMBACA
Patah [Selesai]
Teen Fiction"Ini tentang anak perempuan yang berkali-kali patah, anak perempuan yang menangis di setiap malamnya, anak perempuan yang gagal menjadi dirinya sendiri, dan anak perempuan yang tidak pernah menemukan apa definisi bahagia seutuhnya." "Jangan pernah m...