Besikap sewajarnya. Anna selalu mempertahankan hubungan nya tapi, detik ini dia benar-benar sudah tidak tau lagi. Walaupun anna sudah bilang untuk mengakhirnya namun pria itu masih tidak memberikan jawaban yang jelas.
Membuat hatinya di ambang kebinggungan, "lagi dan lagi gue salah jalan, gue tersesat gue benci dunia gue. Yang harus bersikap baik-baik saja ketika hati sedang tidak baik-baik" ujar anna di pojokan, merenungkan semua kejadian dan pahitnya kehilanggan seseorang.
Jino benar-benar berubah, dan anna sudah mati rasa dengan semua cowo. "Kenapa?? Gue yang selalu merasakan kepahitan, kehilangan sedang kan mereka di luar sana bahagia! Bahagia punya keluarga utuh, banyak yang sayang. Sedang kan aku, hanya ke gelapan yang selalu bersama ku" ujar dalam hatinya, hati nya benar-benar hancur.
Tidak ada yang bisa di percayai semua nya sama, dan hanya menyakitkan.
***
"Jin__" ujar reva pada jino.
"Hmm?".
"Gimana kabar nya anna? Kalian masih bersama kan?" Tanya reva pada jino, raut wajahnya berubah seperti tak ada semanggat untuk hidup.
"Baik," lesuh nya.
"Kalian baik-baik ajah kan?" Tanya reva memastikan.
"No".
"Ada masalah?__ cerita ajah. Gue akan dengerin ko" ucap reva, bagaimana jino menjawabnya. Jika hubunggannya dengan anna melibatkan reva? Apa mungkin pria itu akan berbohong lagi? Dan berpura-pura tidak ada terjadian apa-apa tentang dirinya dan sang pacar, entah setatus mereka pacar atau pun mantan.
"Uemm, oh yah rev. Besok kan hari minggu, jalan yuk?" Ucap jino mengalihkan pembicaraannya. Mana mungkin reva mengiyakan ajakan jino, sedangkan kondisinya saat ini kurang baik. Reva semakin yakin jika jino dengan anna ada masalah, karena reva tau jino tidak pernah bisa berbohong tentang perasaannya. Yang reva liat jino terlihat cemas memikirkan sesuatu, entah itu apa?.
"Gue kan masih belum pulih jin__ udah lah cerita ajah jin" bujuk reva dengan mata yang cantik, pipi yang gemoyy. "Nggak rev__ nggak berlaku lagi wajah manis mu ree" ucap jino tertawa kecil dengan kelakukan reva. 'Ree' adalah panggil jino terhadap reva.
"Ohh gituhh" ucap reva.
"Iyah".
"Pas gue coma loh ada di sisi gue jin? Atau nggak?" Ujar reva, entah apa yang terjadi dengan reva. Dia selalu saja banyak bertanya.
"Nggak" ucap jino.
"Masa".
"Becanda, gue ada ko di sisi loh" kata jino tersenyum pada reva, lalu di balas oleh reva degan senyum yang lebar.
"Itu bibir kecil banget, pengen gue potong" kata jino memperhatikan bibir reva yang mungil.
"Iri bilang boss" kata reva.
"Ishh, buat apa gue iri sama loh. Lagian lebih nikmat yang lebar dan tebel" ujar jino mengoda reva. Raut wajah reva sangat kusut saat jino berkata seperti itu membuat wanita yang bernama reva sangat kesal, bagi reva bibir mungil itu seperti berbie dan itu cantik menurutnya, bukan jadi kepuasan seorang lelaki.
"Nggak deh nggak," kata jino.
"Sanah loh pergi__ gue mau istirahat" ujar reva mengusir jino dengan tidak baik.
"Cihhh ngambek, yahh maaf revv. Loh cantik ko___ tapi boong" ucap jino lari terbirit birit keluar untuk menghidari ambukan seorang wanita yang bernama reva.
"Awas loh jin, gue aduin sama marss loh baru tau" teriak reva dari kamar.
"Nye nye nye nye" jawab jino.
***
Jin.
Gue mau ngomong sesuatu sama loh.
Ngomong ajah!
Gue tunggu nanti malam, di taman
Sekitar rumah gue.Oke.
"Kita tak sengaja bertemu, tapi kenapa loh mudah nya mengambil semua hati gue, dan loh pergi ketika gue merindukan loh"
***
Anna segera bersiap-siap jam sudah menunjukan pukul 08:00 malam, mungkin malam ini malam terakhinya untuk bertemu jino. Kini anna sudah sampai di tempat dia dan jino akan bertemu, rasa nya tidak mau kehilangan namun sikap jino sudah tidak bisa di pertahankan, mungkin ini jalan terbaik bagi keduanya.
"Mau ngomong apa na?" Ucap jino the point, kehadiran anna mungkin tidak lagi jino harapkan kenangan yang dulu mungkin hanya sebatas aingin lewat, anna tersenyum simpul.
"Mungkin ini adalah waktu yang tepat, aku mau kita sampai di sinih ajah," ucap anna memutuskan untuk berakhir saja, lagi pula hadirnya tidak akan pernah di anggap dan menurut anna jino akan bahagia tanpa dirinya.
"Lah, kenapa?" Tanya jino pada anna, dalam hati anna sangat kesal bisa-bisa nya pria itu mengatakan 'kenapa?' Padahal yang membuat masalah sampai anna ingin putus dengan nya. Adalah dia yang terlalu mengabaikan seseorang dan masih bilang kenapa.
"Kamu nggak nyadar jin?" Tanya anna.
"Maksudnya" ujar jino tak mengerti.
"Aku sakit jin, aku cemburu liat kamu terus menerus sama reva. Aku pengen kamu ngasih kabar, bukan kaya gini" ucap anna hati nya sangat hancur, bagaimana bisa pria itu tidak merasa bersalah.
"Kan aku udah bilang, dia teman aku" kata jino.
"Sekarang aku paham. Sekeras apapun caraku berjuang, sekuat apapun aku ingin memiliki kamu seutuhnya, tapi jika hadir ku tak pernah di anggap. Percuma saja. Itu hanya memakan hati dan menyebabkan trauma ku terulang lagi dan bahkan lebih menyaktikan." Ucap anna, air mata sudah tidak bisa terbendung.
Pria itu masih berdiri tegap mendengar apa yang anna bicarakan. "Jika kamu sudah menemukan kebahagianmu, kejar berlari lah sekeras yang kamu bisa. Anggap lah aku hanya penghibur mu ketika semua orang menjauhimu" tambah anna.
"Tapi kali ini, aku rasa sudah cukup penderitaan ku. Aku mau kita PUT__USS, terima kasih telah hadir membawakan kado yang sangat menyakitkan" lanjut anna, jino terdiam dia dasar akan prilakunya terhadap anna. "Tapi, maaf kali ini aku tidak bisa lagi berjuang. Selamat tinggal". Ucap anna.
Tapi, semua itu sudah berakhir, anna pergi tanpa mendengar jawaban dari jino. Jino sangat terpukul sekali dengan perkataan anna, dia sangat menyesal telah mengabaikannya. Jika jino tau akan jadi seperti ini mungkin ia akan habiskan hidupnya dengan anna.
Jino punya alasan kenapa ia menjauhi anna, karena jino takut jika anna tau tentang penyakitnya dia akan merasa khawatir dengannya. Tapi dia salah seharusnya jino memberitahu kepada anna agar dia tidak salah paham, jino hanya mempunyai satu ginjal dan satunya di berikan kepada reva. Hidupnya di perkirakan hanya 1 bulan lebih.
Jino menyesal sekali, "kenapa gue harus ngelakuin ini, gue emang lelaki pengecut, gue tolol melepaskan nya. Gue bego" ucap jino memukul tempat duduk itu sampai tanganya mengeluarkan darah segar.
***
Next.
Silah kan tekan dan ikuti yah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Patah [Selesai]
Novela Juvenil"Ini tentang anak perempuan yang berkali-kali patah, anak perempuan yang menangis di setiap malamnya, anak perempuan yang gagal menjadi dirinya sendiri, dan anak perempuan yang tidak pernah menemukan apa definisi bahagia seutuhnya." "Jangan pernah m...