PART 4 : Holang Haya

203 14 0
                                    

PART 4 : Holang haya

"Huft akhirnya sampai juga." Segeraku berlari menuju rumah majikanku, sesampai di depan pintu rumah, aku mengetuknya pelan.

"Assalamualaikum."

" ... " Nih ngapa yaa kok sepi amat kek kuburan gini?

Aku mengetuk pintu itu sekali lagi, setelah beberapa saat aku mendengar langkah kaki lebih tepatnya suara highheels.
Pintu tersebut terbuka dengan menampilkan seorang wanita cantik nan seksi dengan gaun merah maroonnya.

"Ada ap-" Suara tersebut berhenti sejenak seketika menjadi teriakan.

"Kamu!" ucapku serempak.

Aku ngak kebayang bakal ketemu dia lagi, seperti dulu hingga sekarang sikapnya belum berubah sama sekali, sombong, sok cantik, menjengkelkan sampai aku gak bisa berkata-kata.

"Kamu mau ngapain disini?" tanya Michelle dengan angkuh.

"Ya mau kerjalah siapa bilang mau numpang mandi." ucapku jengkel, fix dulu waktu kuliah aku emang pendiam dan culun entah kenapa sekarang sikapku lebih berontak apalagi berhadapan dengan wanita aneh ini, dasar bahenol badan heboh otak nol.

"Oooo jadi kamu yang dimaksud oleh James."

"Iya emang kenapa?"

"Ehm ... aku gak nyangka loe mulai berani padaku? Kamu gak tau saya siapa hah?!" teriak Michelle marah.

Cie kepancing yaa emosinya hahaha.

"Saya adalah istri James Kleinworth."

Deg!

Ya allah jadi dia adalah istri dari James, aku harap James gak tersiksa.

"Jadi loe bakal jadi pembantu gue ayo masuk buruan," perintahnya sambil menyunggingkan senyuman yang cukup mengerikan, apa sih yang bakal dia rencanain?

"Sayang!"

Aku menoleh kanan kiri sambil melihat suasana rumah yang cukup sepi ini.
Mataku terpaku pada sebuah foto yang disana terdapat seorang pria tampan nan gagah berdiri berdampingan dengan seorang wanita aneh itu dengan mengkenakan pakaian penganten.

"Ada apa?" Akhirnya majikan yang mengrekrutku datang.

"Tuh pembantunya udah datang."

"Kau terlambat Nhur seharusnya kau datang lebih awal," tegas James sedangkan diriku hanya menundukkan kepala karena aku emang menyadari kesalahanku.

"Ooo jadi dia terlambat ya," ucap Michelle sambil mengelantungkan tangannya ke lengan James dengan lebay.

Njir nih tante pamer kemesraan apa panas-panasin aku sih?

"Maaf Tuan."

"Yaudah kalau begitu jadi hari ini kamu bekerja mengurus rumah ini dan menyiapkan makan malam, siang mau pun pagi dan jangan lupa besok bawa barang-barangmu kesini."

"Loh kok gitu sih sayang, kan dia bisa pulang sesudah menyiapkan makan malam."

"Michelle kasian dia harus pulang berangkat sejauh itu, jadi saya memutuskan agar Nhur tinggal disini bersama kita."

Sebenarnya aku ingin menolaknya, kan bisa berabe kalau tinggal serumah dengan nih nenek lampir bisa gila aku, tapi aku hanya menutup rapat mulutku dan enggan menjawabnya.

***

Setelah beberapa hari aku bekerja dan tinggal disana, aku merasa mulai terbiasa dengan sikap ajaib keluarga mereka terutama Michelle itu.

Si Feby pun mulai akrab dengan ku bahkan aku sudah pernah tidur dikamar Feby beberapa kali karena dia memaksaku.

Kali ini aku sedang mempersiapkan makan malam dan beberapa saat kemudian aku berhasil menyelesaikan makanan itu, jadi, tinggal menunggu sang empu rumah.

Setelah tuan James dan keluarganya turun, mereka menuju meja makan.

"Nhur kakak ku bakal kesini jadi bisakah kau membuat makanan pembuka?" tanya James

"Ooo tentu Tuan."

"Dan kamu jangan memanggilku tuan maupun bapak panggil James saja," sambung James padaku.

"Baiklah tuan ehh maksudku James"

Aku berjalan menuju dapur kemudian mempersiapkan makan pembuka, pokok, dan penutup sekaligus. Aku memperhatikan sekeliling ternyata peralatan di dapur rumah ini sangat lengkap dam tertata rapi, lalu aku berjalan ke kulkas untuk mengambil bahan-bahan yang dibutuhkan untuk memasak.

Ooh ya, kata James kakaknya bakal kesini jadi itu adalah Jack ....

" ... "

Astaga aku baru ingat apakah dia bakal ingat padaku kuharap dia amnesia seperti adiknya aminn ....

Ehhh jangan berdoa hal yang buruk pada orang nanti kena karma tahu rasa loe, walaupun aku ingin seperti itu sih hehehe.

Beberapa saat kemudian aku berhasil membuat makanan untuk menyambut kedatangan kakak dari James, aku harap masakan sesuai dengan ekspetasi.

Ting tong.

Suara bel berbunyi kurasa dia telah datang, dan terdengar suara pintu terbuka.

"Hi bro you back," ucap James dengan logat inggrisnya.

"Hi i so miss u bro," balas pria itu sepertinya yang ku tebak dia adalah Jack.

Aku mengintip ke arah ruang makan ternyata Jack dan James sudah menduduki kursi mereka masing-masing.

"Pembantu bawa makanannya disini!" jerit Mak Lampir sambil tepuk tangan sok anggun

Huh aku dengan setengah jantung pun menghampiri mereka dan tak lupa dengan makanannya.

Setengah hati woy!

Aku meletakkan satu persatu makanan yang kumasak ke meja dan sesekali aku merasa kalau Jack dan James memperhatikanku, hah bodo amat yang penting selesai dan segera pergi agar aku bisa hidup tenang di dapur.

Setelah sudah menyelesaikan tugasku, aku segera meninggalkan ruangan tersebut namun baru dua langkah tiba-tiba seseorang memanggilku yah, dia adalah Jack dengan reflek aku pun memutar badan 180 derajat.

"Ya ada yang bisa saya ban-" Belum sempat menyelesaikan ucapanku Jack sudah memelukku erat.

"Nhur apa itu kau? aku sangat merindukan mu." ucapnya lembut dan semakin mengeratkan pelukannya sehingga membuatku cukup kesulitan bernafas.

Dag dig dug ser ....

Aku ingin sekali melepaskan dekapan ini tapi entah kenapa aku juga gak mau melepaskanya, rasanya gimana gitu ada anget-angetnya.

"Hei kalian ngapain sih?" ucap James jadi dingin dan menatap tajam ke arahku dan tuh Mak Lampir juga menatapku beringas.

"Ma--maaf" Aku segera meninggalkan mereka bertiga.

Hufff ....

Aku gak tau kenapa James tiba-tiba jadi dingin mungkin sikapku kurang sopan tapikan tidak semua itu salahku salahkan saja Jack yang tiba-tiba memelukku.

Setelah mereka menghabiskan makanannya mereka pun pergi dengan meninggalkan jejak berupa tumpukan piring kotor, segera aku mengangkutnya ke wastafel dan mencucinya.

"Gue gak suka kalau loe dekat dengan Jack, jadi loe jauhi dia," ucap James tiba-tiba.

Nih anak nongolnya lewat mana sih? jalan tikus?
Dari ucapannya seakan-akan bilang "Jangan dekati dia dasar orang miskin."

"Iya maaf aku gak bakal dekat dengan orang yang ada di sini," ucapku sambil tersenyum getir.

Dia hanya menatapku dingin.

"Kau hanya boleh dekat denganku," ucapnya ringan.

Yang bener? Ngapain aku dekatin dia? Dia kan sudah beristri dan beranak emangnya aku pelakor?

"Maksud kamu?" ehh tuh holang haya dah hilang dari pandanganku.

"Hadeh ada-ada aja"

BERSAMBUNG.....


















Bossku Mantanku (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang