PART 22 : Pasutri Dua Negara

62 3 0
                                    

"Sah!" setelah ijab qobul dikumandangkan semua bersorak ria baik dari pihak keluargaku maupun di pihak keluarga suamiku Jack.

Walaupun ada beberapa orang tidak menerima pernikahan tapi mereka berpura-pura memasang wajah bahagia.

Aku tersenyum bahagia, akhirnya aku bisa menikah dengan pria baik yang ada disampingku ini, memang saat ini aku masih belum mencintainya tapi aku meminta kepada Jack untuk mengajariku cara mencintainya secara perlahan.

"Selamat ya Nhur atas pernikahan gak nyangka loo loe bisa nikah ama bambank bule ngacir dimana tuh?" tanya salah satu undangan.

Aku tersenyum dan berkata, "Kita bertemu tiga tahun yang lalu, kuharap dia menjadi kekasih terakhirku."

Aku menoleh ke arah Jack, kulihat dia memasang wajah sangat bahagia.

"Selamat atas pernikahannya," kata seseorang dengan super duper datar.

Siapa lagi kalau bukan James Kleinworth.

Aku melihat dengan perasaan bersalah, aku tahu aku dan dia saling mencintai tapi dialah yang membuat kita tidak bisa bersatu.

Setidaknya dengan menikahi Jack aku masih bisa bertemu James dan Feby.

"Nhur, Jangan lupa malam pertamanya live alias siaran langsung oke!" jerit Wati membuat semua undangan tertawa.

Malu-maluin banget!!

Aku yakin wajahku dan Jack berwarna merah padam.

***

"Assalamualaikum wr wb," salam Jack seraya melonggarkan dasinya.

Aku menghampirinya lalu mengambil Tas kerja Jack.

"Walaikumsalam."

Jack mencium keningku lama.

Aku merasa bahagia setelah 6 bulan menikah dengan Jack, aku dan Jack melakukan aktivitas seharusnya suami istri lakukan.

"Mas, makanannya udah siap Mas," ucapku sambil menuntun Jack ke kursi.

Aku tersentak kaget saat melihat Jack menitikkan air matanya.

"Hey, whats wrong? Why you crying?" tanyaku khawatir sambil mengelus pundaknya pelan.

"Aku gak pa pa hanya merasa bahagia, sekian lama menanti kepastian akhirnya kau jadi milikku."

Aku tersenyum dan berkata, "Sekarang penantianmu sudah berakhir Mas." Aku mengusap jejak air matanya dengan ibu jariku.

Ohh ... Ya btw Jack meninggalkan semua hartanya, ia ingin hidup sederhana bersamaku.
Walaupun sederhana ia tetap merasa bahagia asalkan ada diriku yang siap mendampinginya baik susah maupun senang.

Aiss ....

Aku menyedokkan nasi kedalam piring suamiku secukupnya dan tak lupa beberapa lauk pauk.
Setelah selesai aku hendak beranjak ke dapur untuk membereskan kekacauan yang ada di dapur seperti mencuci piring.

Namun tanganku di tahan oleh Jack.

"Nhur, ayo makan bersamaku," ajak Jack.

Aku hanya mengangguk dan mulai mengambil piring bersih.

"Nhur, makan dalam satu piring denganku." ujarnya menghentikanku untuk menyedokkan nasi ke piringku.

Jack menarik kursiku sehingga berada tepat disampingnya.

"Mas, sini aku suapin," tawarku.

Aku mulai mengambil sesedok nasi lalu mengarahkan ke mulutnya, Jack dengan senang hati langsung melahap sambil tersenyum.

Bossku Mantanku (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang