PART 28 : Terpuruk

38 2 0
                                    

Awan berubah menjadi gelap seolah mewakili perasaan semua orang yang ada di pemakaman.

Disana terdapat sebuah nisan yang berdiri dengan kokoh tertuliskan.

"Jack Kleinworth."

Semua orang bersedih termasuk diriku selaku istrinya, air mataku tak henti-henti mengalir.
Nyonya Amira menangis tersedu-sedu karena putra sulungnya sudah meninggalkan keluarga mereka termasuk diriku.

Beberapa saat kemudian hujan pun turun dengan deras sehingga semua pelayat pun berhamburan meninggalkan makam itu.

Pak Josh mengajak istrinya pergi, James mengendong Feby pergi diikuti oleh Michelle dan Tara pun ikut pergi namun ia memberiku tepukan pada pundakku sekilas.

Aku masih ingin disini tak peduli harus basah karena hujan menguyur badanku.
Aku berfikir apakah Jack baik-baik saja disana?

Aku khawatir Jack pasti kesepian disana karena gak ada teman bicara atau dia kedinginan karena disana lembab dan basah.

"Mas, Umi minta maaf hiks gak bisa membahagiakanmu hiks," tangisku.

Aku sekilas mengingat kejadian super duper bahagia sebelum mas Jack meninggalkanku.

Dimana aku duduk diam menghadap tv menonton serial kesukaanku.

"Dimana?" terdengar suara seorang gadis kecil lagi menanyai setiap orang yang menontonnya.

"Dibelakangmu!" jeritku antusias sedangkan Jack hanya memutarkan bola mata.

"Dimana?"

"Dibelakangmu, dibalik pohon!"

"Dimana?"

"Dibelakangmu Dajjal! Ya allah kecil-kecil udah tuli," pekikku.

"Ohh, itu dia! Katakan Swiper jangan mencuri!"

"Swiper jangan mencuri!" Entah mengapa aku sangat antusias mengikuti animasi ini walaupun sering membuat penonton kesal karena ketulian gadis kecil itu.

"Katakan lagi!"

"Swiper jangan mencuri!"

"Lebih keras!"

"SWIPER JANGAN MENCURI WOY!" jeritku menjadi-jadi menyebabkan Jack yang tengah berkencan dengan laptopnya terjengkang sangking terkejutnya.

"Astagfirullah dek kok jerit-jerit sih?" tanya Jack.

"Gara-gara itu tuh, masa Swiper udah dibilangin jangan mencuri masih aja ngeyel apalagi si Dora tuli banget besok ayo kita bawa mereka ke rumah sakit ya mas buat periksa," ajakku dan  Jack hanya mengelengkan kepala atas sikap absurd istri sahnya itu.

"Sini Dek." Jack merentangkan kedua tangannya dengan senyuman manisnya, akupun dengan senang hati langsung berhamburan masuk dalam pelukan hangat Jack sambil menghirup aroma citrus dibadan suamiku.

Jack mencium suraiku dengan lembut dan kembali fokus pada laptopnya.

"Mas aku boleh tanya?"

"Tanya apaan dek?"

"Kan Mas sekarangkan makin sibuk, aku takut mas ngelirik cewek lain sebab mas kan tampan bak dewa yunani, tinggal say hai doang cewek-cewek langsung klepek-klepek," jelasku.

Jack mengernyitkan dahinya seakan-akan berkata, "Pemikiran dari mana itu?"

Jack menghembuskan napas lelah lalu mengangkatku dari pelukannya dan menghadap wajahnya.

"Dek sekarang Mas tanya, apakah ada pria lebih tampan dari mas?" tanya Jack.

"Ada," jawabku penuh keyakinan.

Bossku Mantanku (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang