Lan XiChen x QiongLin (Mekar)
Membangun kembali bukanlah hal yang mudah. Lan XiChen tahu dengan jelas mengenai hal itu karena dia sudah pernah merasakannya sekali. Ketika Yun Shen Bu Zhi Chu dibakar dalam penyerangan Sekte Wen. Beruntung kali ini Yun Shen Bu Zhi Chu tak hancur sepenuhnya dan Lanling Jin juga Yunmeng Jiang bersedia membantu mereka untuk membangun kembali.
“Nona, apakah ada yang bisa saya bantu?” Lan XiChen bertanya dengan ramah pada wanita yang tengah menatap lama bangunan yang sedang dibangun. Wanita itu memakai pakaian laki-laki yang cukup sederhana. Rambutnya diikat kuncir kuda dan dia membawa sebuah pedang berwarna hitam pekat. Wanita itu menoleh, ekspresinya datar dan dia terlihat tidak ramah. Bukan tipikal wanita yang lemah lembut seperti dalam pengetahuan Lan XiChen.
“Kau ZeWu-Jun?”
Suara wanita itu tegas, tatapan matanya tajam. Lan XiChen menebak dia seorang wanita yang kuat. Mengingatkan nya pada mendiang Wen Qing.
“Ya, apakah ada sesuatu yang bisa saya bantu?”
Dia melihat saat wanita tersebut mengambil sesuatu dari dalam tas yang dia bawa. Nampaknya itu tas penyimpanan ajaib. Benda yang keluar dari dalam tas tersebut adalah sebuah peti kayu yang cukup besar dan nampak berat. Tetapi demikian, wanita tersebut memegangnya dengan mudah. Dia meletakkan peti kayu tersebut di tanah, lalu membuka nya. Di dalam penuh dengan emas dan permata.
“Tuanku merasa bertanggung jawab untuk kerusakan Sektemu. Dia memberikan ini sebagai kompensasi. Tolong diterima. Kami tak menerima penolakan.”
Lan XiChen berkedip cepat. Walau dia memiliki tebakan kasar tentang siapa tuan yang dimaksud oleh wanita tersebut, tetap saja Lan XiChen tak dapat menahan dirinya untuk tidak bertanya, “Dan bolehkan saya mengetahui siapa Tuan anda?”
“Zhang Junda.” Wanita itu menjawab dengan sangat tenang. Lan XiChen menganggukkan kepalanya, “Lalu anda pastinya Nona QiongLin. A-Guang dan A-Xi banyak bercerita tentang anda. Senang bertemu dengan anda.”
Wanita yang tak lain adalah QiongLin menatap Lan XiChen dengan tatapan terkejut. Belum pernah ada seseorang yang mengatakan senang bertemu dengan nya. Dia lebih sering mendengarkan kutuk dibandingkan pujian. Lan XiChen dengan ramah mengundang QiongLin untuk minum teh bersama sambil berbincang mengenai Lan Guang. Tawaran itu diterima dengan senang hati oleh sang Jenderal Besar dunia Iblis.
“Saya senang A-Guang baik-baik saja. Kami sangat menghawatirkannya. Terima kasih sudah menjaga nya.”
QiongLin mengangguk pelan. Wanita itu menyesap tehnya dengan sopan. Dia tertegun sejenak lalu kembali menyesap teh yang Lan XiChen hidangkan bagi dirinya.. Tetapi jika dia memiliki kesempatan, dia suka menghabiskan waktunya minum teh bersama Lan Guang sambil berbicara mengenai dunia Iblis atau hanya menjawab pertanyaan penasaran dari pemuda manusia tersebut. Dia bukan penikmat teh dan tak mengetahui jenis-jenis teh. Baginya, semua teh itu rasanya sama saja
Dia tak pernah menduga akan merasakan teh yang berbeda dari yang selama ini dia rasakan. Mungkin Lan XiChen menyadari raut bingung yang QiongLin tampilkan. Pria itu tertawa dengan lembut lalu menjelaskan, “Ini adalah teh chamomile. Sangat baik bagi kesehatan. Karena saya memiliki sedikit masalah dengan tidur, seorang teman menyarankan untuk meminum teh ini. Manfaatnya sangat banyak. Jika Nona QiongLin tertarik dengan teh ini, saya bisa memberikan beberapa paket teh untuk anda.”
QiongLin, “Jika itu tidak merepotkan Zewu-Jun.”
Lan XiChen tertawa lembut, “Tentu saja tidak.”
QiongLin mengulas senyuman kecil, “Maka saya dengan senang hati menerima nya.”
Lan XiChen balas dengan senyuman cemerlang, “Nona QiongLin, anda nampak sangat cantik saat tersenyum. Mengapa anda jarang menyunggingkan senyuman?”
QiongLin menjawab dengan santai, “Zewu-Jun, saya adalah Jenderal Besar dunia Iblis, berada di medan perang hampir sepanjang hidup saya. Bertarung dengan berbagai macam musuh dan saya sendiri yang melatih pasukan saya. Saya tak boleh menunjukkan kelemahan sedikitpun bahkan jika itu dalam bentuk ekspresi. Senyuman termasuk ke dalamnya.”
Lan XiChen mendesah pelan, “Kurasa itu yang membuat kita berbeda. Jujur saja, saya menganggap sebuah senyuman sebagai kekuatan. Kekuatan yang sangat mematikan. Tentu tak bisa tersenyum dengan bebas saat berada di medan perang. Tetapi, bukan kah lebih baik tersenyum saat berbicara dengan seseorang? Lagi pula, senyuman memiliki banyak manfaat.”
QiongLin mengangguk, “Terima kasih atas saran Zewu-Jun. Saya sangat menghargainya.”
QiongLin adalah wanita yang menarik. Begitu pikir Lan XiChen setelah banyak berbincang dengannya. Kepribadiannya benar-benar bertolak belakang dari wanita-wanita yang dia tahu. Dia hampir mirip dengan Madam Yu. Bedanya, QiongLin sama sekali tidak bertingkah feminim. Tak mengenakan riasan wajah atau riasan rambut. Dia membuat Lan XiChen melihat Nie MingJue dalam versi wanita.
Kunjungan QiongLin ke Gusu cukup sering, selain untuk menyampaikan berita tentang Lan Guang, dia juga mengawasi pembangunan Yun Shen Bu Zhi Chu kembali. Memastikan tempat itu dibangun dengan baik agar dia bisa memberikan laporan pada Tuannya, Zhang Junda.
Karena kunjungan itu, Lan XiChen dan QiongLin menjadi cukup dekat. Bisa dikatakan sekarang mereka berteman. Setiap kali kunjungannya, Lan XiChen akan mengajak QiongLin minum teh bersama sambil membicarakan hal-hal yang ringan. QiongLin, dia nampak lebih ceria dibandingkan pertama kali mereka bertemu. Jenderal wanita itu kini sering tersenyum, bahkan mulai mempertimbangkan untuk mengenakan pakaian yang lebih feminim. Walau dia sama sekali tak dapat menyembunyikan aura tegas dan kuat dari tubuhnya.
“Nona QiongLin, tolong maafkan kelancanganku.” Kata Lan XiChen. QiongLin belum sempat bertanya untuk apa permintaan maaf itu ketika tangan Lan XiChen bergera untuk meraih bunga di atas rambutnya. Cukup tercengang dengan tindakan yang Lan XiChen lakukan. Lan XiChen tersenyum sedikit canggung, meletakkan bunga di atas tangan QiongLin lalu berkata, “Bunga persiknya mekar dengan indah hari ini.”
QiongLin tersenyum. Nampaknya, bukan hanya bunga yang sedang mekar.
19 Oktober 2020