Siang itu, Haekal berpikir hari ini tidak lagi ada hal buruk yang menimpanya setelah pulang sekolah. Senyumannya masih terpampang jelas, dan juga ia senang karena tau perempuan yang katanya gebetannya Narendra itu tinggal satu komplek dengannya.
Memang susah mencari kecocokan antara Narendra dan Amara, tapi kita bisa tunggu biar takdir yang berbicara. Akankah usaha Narendra selama ini akan terwujud?
Haekal baru saja melangkah tidak sampai satu meter dari gerbang rumahnya, sudah disapa dengan pemandangan sang Ibu yang berjalan dengan tegas ke arahnya. Haechan mengernyitkan dahinya heran, penasaran ada apa dengan ibundanya itu.
Plak!
"Bunda ...."
"Kamu itu kemana aja?! Mas Doy nggak ada di rumah! Cepat cari dia sampai ketemu!" Zoya membentak keras setelah menampar si Bungsu.
Haekal diam, tidak lagi bisa berkutik jika sang Ibu sudah marah besar seperti ini. Haekal akan melakukan semua yang ibunya minta, maka saat itu juga remaha itu berbalik untuk kembali keluar dari gerbang.
"Jangan kembali jika belum ketemu mas-mu!" Itu kalimat terakhir Zoya yang membuat langkah Haekal berhenti sejenak, sekedar menyiapkan mental dan tenaga, entah sejauh apa ia akan berjalan nanti.
.
.
.
.
.
.
"Mas Doy!" Haekal berteriak, berharap jika kakaknya itu bisa mendengarnya, hari sudah mulai gelap dengan kumandang suara adzan maghrib sudah hampir berlalu.
Haekal masih belum menemukan kakaknya, perasaan khawatir itu pasti ada, secemburu apapun Haekal pada kakaknya. Dengan kata lain, Haekal itu sangat sayang pada Dovian. Mungkin, Haekal memang bukan pengurus terbaik bagi kakaknya, tapi Haekal menyayangi Dovian lebih dari siapapun.
Haekal berjalan melewati masjid, jadilah ia memilih untuk sholat maghrib dulu sebelum melanjutkan pencariannya. Lagipun, ibunya tidak akan memarahinya karena menunda pencarian untuk beribadah.
Ibunya itu dulu yang selalu cerewet agar Haekal sholat di masjid, pasti langsung diomeli kalau tidak sholat di masjid bersama ayahnya. Sayangnya, semenjak sang Ayah meninggal, sudah jarang omelan sayang untuk ke masjid, lebih merujuk pada bentakan dan makian karena setiap kesalahan yang Haekal buat.
Haekal merindukan itu semua, Haekal rindu ibunya yang dulu, Haekal rindu ayahnya. Maka, pada do'anya kali ini ia hanya ingin mencurahkan suara hatinya pada Allah bahwa, "Ya Allah ... Echan kangen sama ayah, Echan juga kangen bunda. Berikanlah keselamatan kepada Mas Doy ...."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sunshine Becomes You [END]
Random"Senyum dan tawanya tidak akan pernah hilang, meski dunianya sudah kelam" Kadang memang dia menyebalkan, ibunya bilang dia merepotkan. Tapi, setidaknya dia sadar dia punya tanggung jawab, dia sadar dia satu-satunya harapan untuk keluarganya. Dia hid...