17.

2.8K 264 29
                                    

"Wuyong~ah, hei~..." San menepuk pelan pipi Wooyoung yang sedang tak sadarkan diri, yang terlihat dimatanya ini Wooyoung dalam keadaan pucat, suhu tubuhnya bisa dikatakan tidak normal.

Ketika San menempelkan telapak tangannya didahi Wooyoung, ia terjengit begitu merasakan suhu badannya yang tidak seperti biasa.

Setelah insiden Jongho yang berteriak cukup kuat, San dan Yeosang secara bersamaan lari menghampiri dapur dimana Jongho yang memangku kepala Wooyoung yang jatuh pingsan.

"Wooyoung kenapa?" San setengah berteriak ini mendekati Wooyoung.

San inisiatif menempelkan telapak tangannya didahi Wooyoung dan ia terjengit, "Panas, Wooyoung demam" ujarnya.

San berdiri memapah Wooyoung sebelum ia menggendongnya ala bridal style lalu membawanya kekamar.

"Jongho buatkan teh hangat ya, biar kakak yang nyiapin kompres buat Wooyoung".

Jongho menganggukkan kepala begitu kekasihnya, Kang Yeosang menyuruhnya.

Setelah keduanya selesai, mereka mendatangi kamar San.

"Coba cek suhunya pake termometer San" ujar Yeosang.

Dibalas anggukan oleh San, "Sudah, 41°C suhunya".

"Kompres dulu deh kompres biar mendingan, kalau masih belum juga kita bawa ke Rumah Sakit" Yeosang menyerahkan sebaskom berisi beberapa es batu dan kain.

"Ada minyak kayu putih?".

San menunjuk laci, "Ada di laci, cari aja".

Jongho mengubrek laci kecil disamping tempat tidur, setelah menemukan barang yang dicari ia langsung memberinya pada Yeosang.

"Kok kasih ke kakak? Kasih ke kak San".

Jongho setengah tertawa, ia baru sadar seharusnya ia memberikan sebotol minyak kayu putih ini ke San, kakaknya.

"Ini kak, kasih ke telunjuk kakak terus deketkan ke hidung kak Wuyong", San mengangguk dan mengikuti apa yang Jongho bilang, dengan telunjuk yang ia oleskan minyak lalu ia dekatkan ke hidung Wooyoung.

"Gak bangun" ujar San, ia mendongak kearah dua pasangan kekasih ini.

Dalam hati San merasa sangat khawatir, sebenarnya begitu tau Wooyoung pingsan, ia begitu panik tapi ia berhasil menutupinya dengan tenang, kalau tidak, mungkin San juga ikut sakit?, mungkin.

Melihat wajah pucat Wooyoung, San setengah panik bukan main.

"Ya udah kompres dulu" seruan Yeosang diangguk oleh San.

"Kak...." Jongho memanggil San tapi Yeosang juga menoleh ke arahnya.
"Kak San maksudnya".

Yeosang terkikik, bukan merasa malu tapi ia sedikit lucu saja.

"Kita panggil dokter aja gimana?".

"Setuju!" Yeosang menyahut tanda setuju dengan menjentikkan jarinya.

"Ide bagus, cob—" ucapan San terpotong oleh lenguhan Wooyoung yang terdengar begitu lirih.

"Engh.. A-aduh p-pusing..." lirih Wooyoung saat hendak membuka mata tapi karna rasa pusing dikepalanya membuatnya urung untuk membuka mata.

"Hei~..." suara lembut San menyapa indera pendengaran Wooyoung.

Wooyoung sedikit demi sedikit membuka matanya, memfokuskan untuk melihat wajah San yang berada dekat didepan wajahnya dengan menunduk.

"Kak Wuyong..." seru Jongho, ia hendak mendekati Wooyoung namun ditahan oleh Yeosang, "Nanti dulu dek, biarin San dulu yang duluan".

"Eh San? lho, kok aku disini..." ujar Wooyoung, ia menatap sekitar yang diyakini kamarnya San.

Promise You? We Meet Again . °Woosan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang