13.

3.1K 345 47
                                    


Wooyoung dan San jalan berdampingan, setelah hampir mengabiskan waktu kurang lebih 1 jam didalam Caffe akhirnya keduanya memutuskan untuk berjalan-jalan sejenak.

"Kau sibuk uyong?".

"Tidak juga, kenapa San?".

"Mari menghabiskan waktu sebentar untuk jalan".

"Off course why not?".

Begitulah percakapan mereka tadi, sekarang benar saja
Keduanya jalan tak tentu arah, beruntung Wooyoung bukan tipikal pelupa akan arah-arah daerah yang mereka lewati tanpa menggunakan kendaraan.

Atmosfer canggung masih terasa sedikit, keduanya banyak menghabiskan untuk diam dan hanya berbicara seadanya.

"San/Uyong".

Keduanya lantas menggaruk tengkuk masing-masing dan menunduk saat setelah bertatap wajah dan menyerukan nama bermaksud untuk menanyakan sesuatu maybe.

"Ah kau duluan San" tunjuk Wooyoung dengan tangannya.
San juga melakukan hal yang sama, "kau duluan uyong" sembari menunjukkan cengirannya.

Wooyoung terdiam beberapa saat, kakinya menendang kerikil kecil dan sesekali menggesekkan telapak sepatunya sedikit.

"Hmm, gelangnya masih bagus banget ya San" Wooyoung menunjuk tangan San yang terlihat gelang hasil buatan dia saat berumur 10 tahun.
San menatap lengannya lalu tersenyum saat mengusap gelangnya.

"Mama,,, mama" panggil Wooyoung kecil, ia mencari mamanya disekitar ruang dapur.

Matanya celingak celinguk, ditangannya ada seplastik berisi beberapa kain kecil.

"Maaaa" teriaknya begitu menemukan mamanya dihalaman belakang tengah memindahkan satu demi satu pot pot kecil bunga yang mama tanam.

Segera Wooyoung berlari, "Maaa,, uyong nemu plastik ini tadi".
Wooyoung menunjukkan plastik yang ia pegang.

"Apa itu nak?" mama berjongkok didepan Wooyoung.

"Kain kecil ma, ada benangnya juga loh".

Mama memeriksa isi dalam plastik yang Wooyoung bawa.

"Ini mau dibuat apa nak?" Mama memperhatikan Wooyoung dan platiknya bergantian.

"Dibuat apa ya ma, yang kira-kira bagus gitu ma, yang gak gampang rusak terus bisa dipake" Wooyoung mengetuk dagunya sembari berpikir.

"Kalung? Ini ada benangnya, nanti benangnya dililit jadi banyak, kalau kurang bisa minta beliin papa".

Mama melihat Wooyoung menggeleng.

"Terus apa dong?" tanya mama lagi.

"Gelang aja ma, bikin dua terus satunya untuk San ma, bisa nggak?".

Mama terlihat berpikir sebentar.

"Tapi ma tapi, digelangnya dibuat nama" Wooyoung memegang pundak mamanya dan bersender kecil, kepalanya ia usak ke kepala mamanya.

Mama terkekeh, "Oke kita buat seperti itu, tapi namanya kita tulis manual pake....".

"Benang ma benang" Wooyoung menjawabnya dengan semangat.

"Uyong mau jahit?".

Wooyoung menggeleng dan menunduk, "Nanti jari uyong ketusuk kaya waktu itu ma" gumamnya pelan.

Mama tertawa, "baiklah-baiklah mama yang jahit, ayo kita buat...".

"Sekarang maaa yeeeey sayang mamaa" Wooyoung berjingkrak dan memeluk leher mamanya, tak lupa mendaratkan kecupan singkat di pipi sang mama.

Promise You? We Meet Again . °Woosan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang