[0.1] lembar satu

1.1K 98 39
                                    

if you like this story, please gimme
some vote/comments.

i hope u enjoy, so happy reading 🌻!

***

Leon sama Adlyne itu kayak kucing sama tikus. Susah akurnya, sering berantemnya. Walaupun kadang juga akur, tapi yakin, gak akan tahan lama. Pasti adaaa aja yang bikin mereka berantem lagi.

Kayak sekarang ini,

Adlyne mencengkram tasnya dengan kuat. Dia berjalan melewati koridor dengan cara jalan yang tidak santai. Bahkan beberapa pasang mata melihat aneh ke arahnya.

"Apa lo liat-liat?!" sarkas Adlyne, ketika banyak yang melihatnya dengan pandangan aneh, membuatnya semakin kesal.

Ketika sampai di depan kelas, Adlyne menendang pintu kelas yang terbuka tidak terlalu lebar. Membuat teman-temannya yang sudah berada di dalam kelas terkejut.

Dengan muka yang masih ditekuk kesal, Adlyne duduk di bangkunya.

Alice—Teman sebangku Adlyne— mengernyitkan dahinya, bingung dengan tingkah Adlyne pagi ini.

"Lo kenapa, Lyne?"

"Gak usah tanya-tanya!" pekik Adlyne nyaris membentak.

Alice mengerjapkan kelopak matanya, kaget.

Selang berikutnya, Leon berlari masuk ke dalam kelas, mendekati bangku Adlyne. Dia membungkuk, menopang dagunya pada meja bangku Adlyne.

"Uw, Lyne." Leon bersiul nakal, sambil menaik-turunkan alisnya.

Adlyne mengumpat dalam hati.

Rasanya pengen banget nyakar muka Leon yang sok polos itu. Tapi dia lebih milih buat diem. Yang ada, dia malah ketularan gila sama kayak orang yang lagi nopang dagu di depannya itu.

Adlyne mendorong mejanya, berniat untuk mengusir Leon darisana.

"Minggir!"

Bukannya pergi, Leon malah duduk di atas meja, masih dengan memasang komuk menyebalkannya.

Adlyne memijit pelipisnya, pusing.

"Lo ngapain sih, setan?!" maki Adlyne, kesal.

"Keliatannya?" Leon balik bertanya, membuat Adlyne semakin kesal.

Adlyne berdiri lalu menendang tulang kering Leon, kemudian melengos pergi keluar kelas.

Ada banyak alasan kenapa Leon seneng banget jahilin Adlyne. Salah satunya, karena menurut Leon, muka sebel Adlyne itu enak dilihat.

Seperti saat ini, ketika jam pelajaran Bahasa Indonesia tengah dimulai, dan beberapa perhatian anak kelas mengarah ke depan tepat dimana sang guru tengah menjelaskan, Leon malah menggaruk tengkuk dan menguap, malas juga bosan.

Namun tatkala netranya tak sengaja menangkap sosok gadis yang duduk dua meja di depannya tengah serius memperhatikan, sebuah ide bulus muncul di benaknya, mengundang seringai tipis di bibir pemuda itu.

Meraba laci mejanya, cowok itu mencari benda apa yang kira-kira bisa ia gunakan untuk mengganggu Adlyne dan membuatnya kesal. Hingga sebuah karet gelang yang biasa dipakai pada nasi bungkus ia temukan di dalam laci mejanya.

Leon menggigit bibirnya seraya memicingkan mata, mencari titik yang tepat agar jepretannya pas mengenai sasaran.

"Diamuk tau rasa lo," ujar cowok yang duduk di samping Leon, ketika melihat niat teman sebangkunya yang mulai jahil.

Bittersweet Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang