[15] lembar lima belas

293 61 1
                                    

"Lo ngapain sih, Dar? Nangis-nangis kayak zombie keguguran gitu," sapa Leon ketika masuk ke kamar Dara tanpa izin dan mendapati adiknya itu sedang menangis sambil tengkurap di depan laptop.

"Huhu, masa ceweknya mati sih ...." Dara menyeka ujung matanya dengan tangan, terlalu kalut dengan film yang barusan dia tonton.

Leon hanya mengernyit, lalu duduk di tepi kasur, memandang adiknya dengan tatapan aneh.

"Abang ngapain sih ke sini?! Ngerusak suasana aja, huhuhu," seru Dara melanjutkan acara baper-baperannya.

"Gue numpang tidur sini ya," balas Leon, sambil merebahkan tubuhnya, mencari posisi yang nyaman.

Seketika Dara langsung melotot dan menggeleng tanda penolakan keras. "NOOO!! MENDING ABANG KELUAR SANA!" serunya, mengambil guling, lalu memukulkannya berkali-kali ke arah Leon.

"Duh, elah, becanda, woi!" Leon menahan tindak kekerasan dari adiknya yang makin hari makin bar-bar.

"Ya makanya keluar sana! Nggak ada tempat buat nampung orang suram di sini." Dara menarik kembali gulingnya, capek juga mukulin abangnya.

"Bentar, gue mau nanya dulu."

Dara mengernyit ketika melihat ekspresi abangnya yang sok serius. "Nanya apa?"

"Biasanya, cewek kalau ngambek di kasih apa biar sembuh?"

"Duit," jawab Dara asal.

"Ye bocah, serius gue. Ketekin juga nih."

Dara mendelik. "Ya abisnya, ngapain Abang nanya kayak gitu— oh aku tau, pasti buat Kak Adlyne-Adlyne itu yaa, aku bilangin Mama nih, cie cie, Abang punya pacar baru ciee." Dara menggerakkan lengannya, menyenggol-nyenggol tubuh Leon.

"Berisik, tinggal jawab aja apa susahnya sih." Leon mulai sewot.

Dara tertawa dengan bibir terkulum. "Eum ... apa yaa, biasanya cewek itu kalau ngambek ya dibujuk, dikasih sesuatu yang dia suka gitu, emangnya pacar Abang ngambek kenapa?"

"Kepo," sahut Leon singkat, lalu berdiri, mengusap wajah Dara dan dengan nggak berdosanya main pergi gitu aja.

"IHH ABANGG!!"

Leon masih bingung, padahal cuma tinggal chat bilang maaf, tapi kenapa rasanya aneh banget?

Dia udah sering kena jutek sama Adlyne, tapi kalau konteksnya begini, kenapa jadi agak canggung rasanya?

Beberapa kali yang Leon lakukan cuma mengetik-hapus-mengetik lagi-hapus lagi, gitu aja seterusnya sampai lebaran monyet.

Lyne, gue minta— delete.

Soal tadi, gue minta maaf— delete.

"Ini gue mau ngetik apa sih sebenernya, anjing?" monolog Leon kesal sendiri.

Mungkin saking lamanya dia buka papan ketik, apalagi profil Adlyne kelihatan online, cewek itu malah yang pada akhirnya mengirim pesan.

Adlyne Galak:
Lagi kutbah?

Waduh, sarkas banget bestie.

Leon:
Bukan
Mau itu
Minta maaf

Adlyne Galak:
Konteks?

Leon:
Yang tadi sore

Adlyne Galak:
Oh

Bittersweet Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang