Leon Sinting 👊🏻💘:
yang
masih belajar ya? belum selesai?
mau call
kangen
yangAdlyne tadinya sudah mengaktifkan mode hening di ponselnya, agar suara-suara notifikasi yang masuk nggak bikin fokus belajarnya teralihkan, sebab dia gampang terdistraksi, tapi salah memang dia malah menaruh ponsel di samping tempatnya belajar. Adlyne yang berusaha memahami materi dengan khidmat pun berakhir melirik ponselnya tatkala benda pipih itu menyala, menunjukkan sederet notifikasi pesan masuk meskipun tanpa bunyi.
Awalnya, Adlyne ingin tak acuh, tapi melirik nama kontak yang mengirim pesan tersebut, tangan Adlyne rasanya gatal buat nggak buka ponsel sampai pada akhirnya dia menyerah dan menggeser bukunya, beralih memainkan ponsel.
"Lima menit aja, nggak lama kok," monolognya ketika membuka layar kunci ponsel dan membalas pesan yang dikirim Leon.
Adlyne:
ihh, lagi belajaaarrr
emang kamu nggak belajar?
besok mapelnya kimiaLeon Sinting 👊🏻💘:
cap cip cup aja atau ngitung kancing
males belajar
mau belajar sampe ngebul pun kalau nggak bisa ya nggak bisa, yang
mending kita call ajaLalu layar ponsel Adlyne menghitam beberapa detik, dari ruang chat berganti panggilan masuk. Tanpa pikir panjang, Adlyne langsung menolak panggilan tersebut dan mengetik pesan secara kilat.
Adlyne:
DIBILANG LAGI BELAJAARRR
nanti aja apa besokLeon Sinting 👊🏻💘:
kangennya sekarangAdlyne:
alay. besok juga ketemu di sekolahLeon Sinting 👊🏻💘:
nggak bisa pacaran, kamu belajar terus
kamu kan udah pinterAdlyne:
pinter aja nggak cukup
harus belajar biar nilainya bagusLeon Sinting 👊🏻💘:
kamu di rumah udah belajar
nanti sampe sekolah belajar lagi
istirahat juga masih belajar, emang nggak capek?Adlyne:
capek
mending capek sekalian daripada setengah-setengah
sekolah kan juga bayar
yang bayarin maunya dapet nilai bagusLeon Sinting 👊🏻💘:
maaf
lanjutin belajarnya kalau gitu, aku mau nonton bola dulu
kalau capek istirahat, jgn dipaksain, nanti kamu sakit nggak ada yg bisa aku usilin lagiAdlyne:
kok minta maaf?
kenapa minta maaf? kamu kan nggak salah
aku cuma bilang aja kok :(Memandangi ponselnya yang perlahan meredup, pesan terakhir Adlyne hanya berakhir dengan tanda centang dua abu-abu, dan tanda online Leon yang berubah menjadi terakhir dilihat. Adlyne mengembuskan napas panjang, selama hampir satu minggu ulangan kenaikan kelas berlangsung, Adlyne sama Leon memang jarang pacaran, kayak yang dibilang sama Leon, sampai di sekolah Adlyne akan belajar, waktu istirahat pun Adlyne juga belajar, sepulang sekolah pun, Adlyne akan tidur siang, lalu sorenya belajar, malam pun masih lanjut belajar.
Jadi rasanya, mereka kabar-kabaran cuma kayak formalitas saja, isi ruang chat mereka juga nggak sehangat sebelumnya, biasanya mereka kalau sudah membahas sesuatu pasti mengalir begitu saja sampai tahu-tahu yang tadinya mulai chatting jam tujuh, bisa sampai jam dua belas malam.
Adlyne mulai merasa bersalah. Dia merasa baik-baik saja dengan hubungan mereka yang kayak gini, karena Adlyne sibuk sendiri dengan urusannya, sedangkan dia nggak tahu, kalau mungkin saja Leon menunggu balasan chat darinya atau menunggu Adlyne mengabari setelah berjam-jam hilang untuk belajar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bittersweet
Teen Fiction[ FOLLOW SEBELUM MEMBACA ] REPUBLISH ( TELAH DIREVISI & ROMBAK ULANG ) ──────────────── Adlyne nggak pernah percaya sama yang namanya, "Enemies to Lovers." Karena sejak awal dia bertemu Leon, cowok tengil bin rese yang dia juluki manusia setengah se...