"Lice, ntar gue nyontek ye, pas matematika, kimia, biologi, fisika, bahasa indonesia, bahasa inggris, bahasa sunda, semua lintas minat, bahasa jepang, udah itu aja nggak usah banyak-banyak," ujar Kevin nggak tahu diri, pada Alice yang lagi sibuk baca bukunya.
Selama ulangan kenaikan kelas, anggota kelas mereka diacak, dan kebetulan X IPA 4 gabung sama XI IPS 3, kelasnya Ergaf. Duduknya juga diurutin absen, dua belas anak dari kelas X IPA 4 dan dua belas anak dari kelas XI IPS 3. Karena absen Alice dan Adlyne bagian atas jadi mereka kebagian ruang yang sama. Begitu pula dengan Kevin, Leon, dan Denzel, cuma Jevano doang yang beda kelas sama mereka.
"Itu sama aja semuanya bego," balas Adlyne, emosi, sedangkan Alice males nanggepin.
"Yee, Alicenya aja santai, kenapa lo sewot, dasar mak lampir," ledek Kevin.
"Kok agama nggak sekalian, Pin? Emang lo bisa? Lo 'kan setan." Denzel nimpalin sambil ketawa.
"Dih anjing, bisa lah, gini-gini gue rajin ngaji," sombong Kevin. "Kalau disuruh," lanjutnya.
"Sama aja bagong!" Denzel menabok kepala Kevin dengan buku yang ia pegang.
"Ya itu dah pokoknya, lo juga Lyne, ntar gue nyontek ye, masa sama calon suami sendiri kejam gitu sih," ujar Kevin mendramatisir.
"Najeeesss," seru Alice dan Adlyne bersamaan, bahkan Alice yang tadinya males nanggepin pun jadi ikutan nyahut gara-gara geli sama omongannya Kevin.
"Pulang lewat mana lo, Pin?" Leon yang tadinya diam langsung ikutan nimbrung.
Kevin langsung cengegesan. "Hehe, kagak, Le, becanda doang gue mah."
"Mampus lo, Pin." Denzel menepuk-nepuk pundak Kevin sambil tertawa.
Saat Kevin ingin mengabsen anggota kebun binatang untuk Denzel, tiba-tiba pintu kelas tergebrak bersama dengan kedatangan cowok yang rambutnya masih acak-acakan, dasinya pun nggak diikat benar.
"Anjing, gue kira udah bel masuk," umpatnya dengan napas terengah-engah.
"Masuk mah masuk aja, itu celana resletingin dulu dong." Salah seorang anak kelas sebelas menyahut, yang mana bikin si cowok tadi langsung gelagapan, buru-buru narik resleting celananya ke atas.
"Hahaha, lawak bener muka lo, Yut, jangan-jangan kaga mandi ya lo?" ledek Kevin sambil ngakak.
"Bau jigong nih, Yut, aelah, cuci muka dulu ngapa dah," timpal Denzel ikut meledek.
Kenapa mereka berani meledek? Iya karena cowok itu adalah Ergaf, umur hanyalah angka meskipun si Ergaf ini kakak kelas tapi mereka nggak ada takut-takutnya malah pada durjana semua, alih-alih dipanggil 'Kak' atau 'Bang' malah dipanggil Buyut.
Diledekin begitu, Ergaf cuma bisa senyum. Iya senyumin aja dulu, belum aja ditendang sampai ke Uruguay.
✿
Sepulang sekolah, para circle cowok-cowok itu sepakat mau belajar bareng lagi di rumah Leon kayak kemarin, dan karena Adlyne nggak mau jadi cewek sendiri, dia pun ngajak Alice buat ikutan.
Walaupun yang belajar tuh cuma Adlyne sama Alice, karena cowok-cowok kayaknya pada nggak niat, mereka datang cuma buat numpang nongkrong mumpung lagi kumpul bareng-bareng begini.
"Udah, ah nyerah aja gue mah, kaga paham gue kaga paham." Kevin berseru pasrah, sambil lemparin bukunya ke atas meja.
"Emang mau paham gimana, orang daritadi lo pelototin doang bukunya, matematika mana bisa dipahamin begitu, dodol," sahut Adlyne.
"Si Kepin mah, pahamnya rumus gombalin cewek, nama-nama pemeran miyabi, ukuran beha mia khalifa, kalau urusan matematika begitu, mana paham," sindir Stevan
KAMU SEDANG MEMBACA
Bittersweet
Teen Fiction[ FOLLOW SEBELUM MEMBACA ] REPUBLISH ( TELAH DIREVISI & ROMBAK ULANG ) ──────────────── Adlyne nggak pernah percaya sama yang namanya, "Enemies to Lovers." Karena sejak awal dia bertemu Leon, cowok tengil bin rese yang dia juluki manusia setengah se...