[10] lembar sepuluh

344 63 1
                                    

"Mah, jadiin bekal aja, Alin nggak sempet sarapan, nanti telat ikutan upacara!" seru Adlyne, sambil buru-buru memakai sepatu pantofelnya.

Curang banget, kenapa minggu ke senin itu cepet, sedangkan senin ke minggu malah lama? Kan Adlyne jadi nggak sadar, makanya semalem dia begadang buat marathon Gose atau Going Seventeen, acara variety show-nya boy grup korea selatan yang dia stan.

Sebelum jadi fangirl-nya Daniel, dia itu soft stan-nya Kim Mingyu Seventeen. Yang katanya nggak suka cowok buaya, tapi biasnya malah Kim Mingyu.

"Hati-hati di jalan, nih bekalnya udah Mama masukin tas."

"Oke, makasih Ma, Alin berangkat dulu," pamit Adlyne sembari mencium punggung tangan mamanya, lalu berlari menuju garasi untuk mengeluarkan motor.

Untung aja pagi ini jalanan lagi lancar jaya, jadi cuma butuh waktu lima menit buat sampai di sekolah. Adlyne masih bisa bernapas lega karena upacara juga belum kelihatan mau dimulai, OSIS yang lagi piket masih sibuk siapin tetek bengek keperluan upacara.

"Drakor lagi?" sapa Alice, begitu Adlyne duduk di bangkunya.

Menoleh, Adlyne meringis. "Streaming Gose. Habisnya ya, gue udah lama nggak nonton, mana Mingyu ganteng banget lagi," ujar Adlyne, sambil mesam-mesem bayangin muka gantengnya Kim Mingyu.

"Halah, gantengan gue kemana-mana."

Kedua cewek itu refleks menoleh sewaktu tiba-tiba ada yang sahutin perkataannya Adlyne. Melihat siapa yang lagi jalan sok cool dengan tangan di dalam saku celana iu, Adlyne berdecak pelan.

Ketimbang membalas, Adlyne lebih milih buat makan bekalnya, sebelum upacara dimulai.

"Lo kenapa sih? Nyuekin gue mulu, emangnya gue ada salah sama lo?" tanya Leon, menduduki kursi yang berada di depan bangku Adlyne, berputar balik menatap gadis itu.

Alice mengulum senyumnya. "Aduh, gue keluar duluan ya, Lyne, itu urusan rumah tangganya jangan lupa dikelarin," ujarnya lalu buru-buru beranjak keluar dari kelas.

Dengan mulut penuh yang sedang mengunyah, Adlyne mengerucutkan bibirnya. "Cuek? Emangnya gue pernah peduli sama lo?" jawab cewek itu setelah menelan roti yang ada di dalam mulutnya.

Leon memicingkan matanya. "Lo sengaja hindarin gue ya?" tanya cowok itu lagi, membuat Adlyne hampir tersedak.

Menyedot susu kotaknya, Adlyne masih berusaha buat sok cool. "Apa sih," sahutnya sewot.

"Apa jangan-jangan, lo masih malu gara-gara kejadian pulang sekolah waktu itu?" Leon menebak-nebak, kali ini membuat Adlyne beneran tersedak.

"Uhuk, uhuk—"

"Yaelah, kalem aja makanya, pangling liat kegantengan gue ya, sampe keselek begitu?" ujar Leon ketika melihat Adlyne tersedak hingga wajahnya memerah.

"Bisa nggak, lo berhenti gangguin gue sehari aja?!" bentak Adlyne akhirnya tersulut emosi.

"Bisa, buktinya kemarin gue nggak gangguin lo."

Oke. Adlyne mengalah. Dia lebih milih buat diam,  karena kenyataannya, semakin ditanggapin, Leon itu makin ngelunjak.

"Tuhkan, nyuekin lagi," kata Leon, ketika Adlyne kembalin diam, lanjut mengunyah sarapannya.

Di kelas cuma ada beberapa anak, karena mungkin yang lain lagi antri beli sarapan di kantin atau lagi nongkrong ria di koridor bareng circle-nya, Leon yang biasanya termasuk dari golongan nongkrong sebelum masuk kelas pun pagi ini milih buat masuk duluan, cuma buat samperin Adlyne.

Bittersweet Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang