Bab 2

1.2K 124 60
                                    

Bintang masuk kekamarnya ia sudah mengemasi semua barang-barangnya dan akan segera pindah kekostnya. Lalu Satria masuk kekamar Bintang dan melihat tiga koper pakaiannya dan beberapa kardus.

"Eh, lo mau pindah selamanya dari sini?" ujar Satria.

"Kagaklah bang, ini gak semuanya Bintang bawa. Cuman beberapa," balas Bintang.

"Gue ikut ke kost lo, biar tau gue kalau lo ada apa-apa." ujar Satria.

Bintang mengangguk, lalu mereka pergi ke kost Bintang. Barang-barangnya sudah di bawa oleh supir dan beberapa pengawal rumah itu. Setelah beberapa menit akhirnya mereka sampai di kost Bintang. Lalu Satria berbicara. "Tunggu, jangan turunkan barang-barangnya dulu."

Satria memeriksa kostnya, lalu kemudian ia menghubungi sang pemilik kost dan langsung membeli rumah kost itu. "Loe gak usah kost, rumah ini udah gue beli. Jadi loe tinggal dirumah ini, bersama bik Inah dan pak Udin."

"Sudah gue duga, lo apa-apa main beli, lain kali jangan boros. Inget, ayah dan ibu sudah tidak ada, dan gu..." ujar Bintang langsung diam saat jari Satria mendarat di bibir Bintang.

"Kalian bawa masuk, jangan lupa bersihkan dan cat ulang bila perlu. Saya dan Bintang pergi dulu kerumah, karena ada yang mau di bicarakan." ujar Satria.

"Baik den..." balas semua pembantu itu.

Bintang dan Satria pergi dari rumah sederhana dan bisa dikatakan ukurannya jauh lebih kecil di bandingkan rumah mereka yang besar itu. Satria mengajak Bintang pergi kesupermarket untuk belanja kebutuhan Bintang selama beberapa bulan, bahkan ia membeli kulkas segala untuk Bintang, karena pas Satria masuk kedalam rumah itu tidak ada kulkas dan sebagainya. Kasur baru pun di beli oleh satria, lemari, laptop buat belajar dan lainnya. Bintang hanya melongo saat melihat abangnya belanja sebegitu banyak. Satria yang melihat adiknya seperti itu langsung berbicara.

"Kenapa? Tidak boleh protes," ujar Satria.

"Ya Ampun bang bang, katanya kagak boleh boros, nah ini apaan? Gue kagak perlu ginian," ujar Bintang.

"Adik abang yang pinter dan cerdas, ini adalah barang-barang yang tidak seberapa harganya, lagian gue beliin lo bukan yang mahal-mahal amat, cukuplah buat dirumahmu yang sederhana itu nanti, eh lupa. Rumah kita, yakan...." ujar Satria.

"Terserah lo dah pak, aing ngikut aje...." ujar Bintang.

Satria selesai dengan belanjaan itu semua, lalu kembali kerumah sederhana yang akan di tempati Bintang, rumah itu sudah di cat dan di bersihkan, lalu semua barang-barang yang di beli satria pun sudah sampai dan di susun sesuai arahan Bintang. Satria hanya duduk dan menonton sang adik yang sedang sibuk berberes. Bintang akhirnya selesai, lalu ia pun mandi dan berganti pakaian. Hari sudah sore, lalu ia masih melihat Satria yang duduk di sofa baru sambil memainkan ponselnya.

"Oooiii Bang Sat... Lo kagak balik?" ujar Bintang.

"Suka hati gue lah, rumah gue juga ini." ujar Satria.

"Iya dah, gih sana mandi udah sore bang." ujar Bintang.

"Gak lah, abang mau pulang aja. Lo hati-hati ya dek disini. Rumah besar itu bakalan sepi pasti ga ada lo." ujar Satria.

"Iya bang, abang juga baik-baik ya disana. Jangan rindu," ujar Bintang.

"Oke, abang pulang dulu." Ujar Satria.

Bintang mengangguk dan melambaikan tangannya. Jujur saja ia juga khawatir kalau abangnya akan kesepian, tapi hal itu sengaja Bintang lakukan untuk dirinya sendiri agar tidak bergantung pada abangnya dan hidup mandiri. Hari sudah malam, bik Inah sudah selesai masak dan menyiapkan makan malam.

BxB- STAR IN THE SKYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang