Bab 17 end

851 84 42
                                    

Bintang pulang kerja lebih awal, ia mulai masak untuk makan malamnya bersama Langit. Tapi saat masuk kedalam rumah, ia melihat Langit sudah pulang lebih dulu. Lalu ia melihat Langit tengah masak nasi goreng untuk mereka makan berdua.

"Lo udah balik?" ujar Bintang.

"Aaah, sayangku sudah pulang. Iya sayang, aku pulang lebih awal karena bos mau ada acara keluarga jadi tutup cepat. Kamu sendiri kok udah pulang?" ujar Langit.
Ciiiee akoh kamoh....

"Aku dan kamu?" ujar Bintang.

"Memangnya kenapa? Malahan lebih nyaman pakai aku kamu kan?" ujar Langit.

"Iya sih, aku di pecat dari Cafe, gara-gara mecahin gelas dan piring 10 buah." ujar Bintang.

"Ya iyalah di pecat kamunya, tapi yang sabar ya. Kan ada suamimu ini yang cari duit, istri dirumah aja." ujar Langit.

Bintang hanya diam, ia tersenyum saat Langit bicara seperti itu. Langit selesai masak, lalu ia memberikan sepiring nasi goreng lengkap ayam goreng dan telur mata sapi. Tapi ada yang mengundang perhatian Bintang,  Bintang mengangkat alisnya sebelah, lalu ia sedikit menahan tawanya. Tapi ia juga gak tahan pada akhirnya.

"Pppffff ahahhahah, ya Allah. Oops maaf, tapi ini niat banget coba, maksud kamu apa bikin telor bentuk Love begini?" ujar Bintang.

"Gak lucu, dasar gak romantis. Gak peka banget jadi orang." ujar Langit sambil mengacak-ngacak makananya.

Bintang sedikit tersenyum lalu ia dan berbicara. "Thank u so much..."

Ujar Bintang sambil mencium pipi Langit. Mendapat ciuman itu, Langit langsung bangkit kemudian membuka sebuah kotak Cincin, dan memberikan Cincin itu kepada Bintang. Bintang tersenyum dan menutup mulutnya dengan kedua tangannya, kemudian Langit berbicara.

"Mau kah kau menikah denganku?" ujar Langit.

"Kau gila ya?" ujar Bintang.

"Aku gila karena mu. Aku minta maaf sama kamu karena selama ini sudah jahat sama kamu, aku minta maaf. Jauh dan tulus dari hati aku," ujar Langit.

Bintang mengangguk, lalu berbicara. "Aku sudah maafin kamu jauh-jauh hari, tapi ingat jika kau menyakitiku lagi, aku tidak akan pernah memaafkanmu lagi."

Langit mengangguk, kemudian Langit memakaikan cincin itu. Bintang pun sama memakaikan cincin kepada Langit. Mereka berdua makan bersama, lalu setelah selesai mereka mengerjakan tugas sekolah. Setelah selesai itu semua mereka pun tidur. Langit tidur sambil memeluk Bintang,  Langit tertidur pulas, sementara Bintang masih belum tidur. Ia memandangi cincin yang melingkar di jari manisnya. Bintang meneteskan air matanya entah kenapa ia mendadak sedih, ia ingin sekali mengungkapkan perasaannya kepada Langit, tapi ia masih ragu apakah Langit sudah berubah atau belum. Bintang tidak tau ia harus percaya atau tidak, berkali-kali ia memberi kesempatan kepada Langit, tapi Langit berkali-kali mengulangi kesalahan yang sama. Itu sebabnya hingga saat ini Bintang tidak mengungkapkan isi hatinya kepada Langit. Ia bahkan membuang jauh-jauh perasaan itu.

Setelah satu tahun lamanya ia tinggal bersama Langit, Langit benar-benar berubah total, Langit jadi lebih baik bahkan peduli sesama. Ia bahkan jauh lebih perduli dengan Bintang. Selama itu pula Bintang memendam perasaannya karena masih trauma akan di sakiti. Tetapi melihat keyakinan di depan matanya, ia sedikit luluh dengan perlakuan Langit, meski kata cinta tak terucap dari bibir Bintang, Bintang menunjukan dengan sikapnya dari dulu. Langit sangat sayang kepada Bintang, mereka sering menghabiskan waktu bersama.

"Sayang," panggil Langit kepada Bintang.

"Mnp.." sahut Bintang.

"Setelah lulus SMA nanti kamu mau lanjut kuliah dimana? Jurusan apa?" ujar Langit.

BxB- STAR IN THE SKYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang