Bab 4

985 103 17
                                    

Pagi harinya Bintang bangun lebih dulu, lalu ia memeriksa kondisi abangnya itu. Bersyukur demam abangnya sudah turun dan flunya sudah sembuh Bintang beranjak dari tempat tidur lalu ia membenarkan selimut abangnya. Ia tidak membangunkan abangnya karena Bintang tau abangnya lagi sakit. Bintang selesai mandi dan memakai seragam sekolah yang baru dari sekolahnya. Lalu ia pergi kedapur untuk sarapan, ketika selesai Bintang pun berpamitan untuk pergi ke sekolah.

"Bik Jun, nanti kalau bang Satria bangun bilang ya, aku udah pergi kesekolah. Terus jangan lupa suruh makan supnya ya bik." ujar Bintang.

"Iya den, aden hati-hati di jalan. Apa gak mau di anter naik mobil aja den?" ujar Bik Jun.

"Gak bik, naik sepeda aja. Aku pergi dulu ya, da bibik." ujar Bintang.

Bintang pergi duluan, ia sengaja tidak berpamitan dengan satria karena ia tidak mau membangunkan abangnya itu. Saat Bintang sudah pergi dan hendak keluar gerbang, Satria bangun dan melihat adiknya yang mengayuh sepeda dari balkon. 'Terimakasih adikku sayang, aku tidak tau apa jadinya jika kau tau aku dan dokter Edy pacaran? Aku harap kau akan mengerti,"

Satria bersiap-siap ke kamar mandi dan ia pun mulai mempersiapkan diri untuk pergi ke kantor. Satria pergi untuk sarapan lalu, bik Jun memberi tahu satria kalau Bintang sudah pergi kesekolah. Satria mengangguk mengerti, lalu ia pun pamitan kepada pembantunya untuk kekantor. Tapi mbok Mumun melarang Satria untuk pergi karena kondisinya masih belum stabil.

"Den, kata den Bintang. Aden jangan masuk kerja dulu, masih sakit." ujar Mbok Mumun.

"Tapi aku udah baikan kok mbok, udah seger malahan." ujar Satria.

"Ya sudah, Den Satria hati-hati di jalan ya." ujar Mbok Mumun pengasuh Satria dan Bintang sejak kecil.

Satria mengangguk, lalu Satria pun pergi meninggalkan rumah menuju kantornya. Kembali kepada Bintang yang masih di dalam perjalanan menuju kesekolahnya. Ia melihat sebuah mobil menabrak tiang listrik, lalu Bintang berhenti dan melihat apakah didalam mobilnya masih ada orangnya atau tidak. Bintang langsung membuka pintu mobil saat tau ada pria paruh baya yang bisa di katakan seusia ayahnya. Ia langsung membawa pria itu dengan taksi menuju rumah sakit, soal sepedanya ia sudah menelpon mang ujang untuk menjemput sepedanya itu. Bintang pun sampai di rumah sakit, sesampainyandi rumah sakit, Bintang di tolong oleh petugas rumah sakit dan suster. Lalu dokter segera membawa pria itu keruangan UGD untuk di periksa.

"Bintang?" ujar dokter itu yang kenal dengannya.

"Dokter Edy, tolong bantu periksa bapak itu. Om Jayadiningrat," ujar Bintang, ya dokter itu adalah dokter Edy, kekasih Satria. Dan pria yang di tolong oleh Bintang adalah ayahnya Langit Jayadingrat.

"Kamu tunggu disini, saya periksa dulu." ujar Edy.

Bintang mengangguk, lalu ia menunggu di luar ruangan. Bintang berinisiatif menghubungi kepala sekolah kalau hari ini ia sedikit terlambat masuk kesekolah karena sedang ada kecelakaan, Bintangengirim Foto darah di tangannya lalu sang kepala sekolah mengijinkan Bintang tidak masuk hari ini. Berhubung juga sekolah masih belum memulai pelajaran, besok baru mulai pejalaran pertama mereka. Dokter Edy keluar, lalu dokter Edy berbicara.

"Bintang, apa kamu punya kontak keluarga yang kamu kenal?" ujar Dokter Edy.

"Tidak ada dok, memangnya kenapa?" ujar Bintang.

"Pasien butuh donor darah, golongan darahnya A+," ujar Dokter Edy.

"Ambil darah Bintang aja, golongan darah Bintang O+, bisa donor kesiapapun kan?" ujar Bintang.

"Baiklah, kita periksa dulu ya." ujar Dokter Edy.

Dokter Edy melakukan transfusi darah itu, Bintang melihat darahnya di kantong darah itu. Lalu ia melihat wajah Jayadiningrat yang menua, ubannya yang mulai tumbuh dan keriput diwajah yang mulai bermunculan. Transfusi darah itu selesai, lalu Bintang di biarkan istitahat sejenak. Lalu ia bangkit dan menunggu di luar ruangan operasi. Setelah menunggu beberapa jam operasi selesai dan dokter Edy pun keluar.

BxB- STAR IN THE SKYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang