Bab 16

713 82 11
                                    

"Oh jadi ini brandalan yang sudah menyiksa anak saya?" ujar orang tua Raka.

"Brandalan kayak gini harusnya di keluarin dari sini." ujar orang tua Nando.

Bintang hanya tersenyum miring, ia berbicara. "Baiknya sebagai orang tua kalian lihat ini dulu."

Bintang memutar Video di layar televisi. Lalu di video itu menunjukan perilaku anak-anak mereka. Mulai dari membully nya, sampai pergi kediskotik hingga menggunakan narkoba. Kedua orang tua itu tertampar keras, saat melihat video itu.

"Video ini bukanlah rekayasa, ini sengaja saya rekam sendiri. Siapa yang berandalan? Saya atau anak-anak kalian? Sebagai orang tua kalian gagal mendidik anak kalian," ujar Bintang.

Kepala sekolah mendukung Bintang dan Langit sepenuhnya. Lalu menghukum Nando, Raka, dan semua Murid yang membully Bintang. Bintang dan Langit keluar dari ruangan itu, lalu Langit berbicara. "Di video itu harusnya ada gue juga. Tapi tadi kenapa tidak ada?"

"Gue menghapus bagian yang ada lo nya." ujar Bintang.

"Kenapa?" ujar Langit.

"Karena gue perduli..." ujar Bintang.

Langit terdiam, lalu seulas senyuman tersungging di bibirnya. Langit dan Bintang melanjutkan ujian mereka, sudah semua mata pelajaran di kerjakan hanya menunggu pengumuman dan hasil ujian mereka. Setelah bagi Rapor mereka akan libur, tapi waktu libur di manfaatkan oleh Bintang untuk bekerja. Langit dan Bintang naik kelas dengan nilai yang tinggi. Tetap Bintang juara kelasnya, kali ini Langit dan Bintang duduk di kelas A kembali bersama Willy dan Tristan. Mereka sudah akrab satu sama lainnya, bermain bersama, bernyanyi bersama dan sebagainya.

Musim liburan telah tiba, Langit yang hanya di rumah saja merasa bosan. Akhirnya ia memutuskan keluar untuk mencari pekerjaan. Karena selama ini ia hanya numpang hidup bersama Bintang. Merasa tidak enak, akhirnya dia memutuskan untuk mencari pekerjaan. Langit mendapat pekerjaan di sebuah bengkel mobil. Jujur saja Langit mengerti untuk urusan mobil, ia bekerja dari pagi sampai jam lima sore, selama liburan sekolah. Kalau sudah masuk sekolah ia akan bekerja sepulang sekolah sampai jam sembilan malam. Langit pulang bekerja dan mendapatkan gaji pertamanya selama satu bulan penuh. Ia memberikan semua uang hasil kerja kerasnya.

"Dari mana lo dapat uang sebanyak ini? Bang Bayu transfer uang ke lo?" ujar Bintang pada Langit.

"Gue gak minta sama bang Bay, lagian gue kerja sekarang, walau gak seberapa, tapi paling gak cukup buat tambahan biaya hidup. Lo yang pegang uangnya. Uang gue uang lo, uang lo ya uang lo." ujar Langit.

"Oooo, gue tabung aja uangnya buat masa depan ya..." ujar Bintang.

"Masa depan lo dan gue...." ujar Langit sambil memeluk Bintang.

"Lo aja gue gak..." ujar Bintang.

"Lo masih benci sama gue?" ujar Langit.

"Gak kok, hahaha. Ya udah gue mau kerja dulu. Lo jam berapa masuk kerja? Makan dulu ya," ujar Bintang.

"Ini mau balik lagi ke bengkel," ujar Langit.

Bintang mengambilkan makanan untuk Langit lalu membungkusnya untuk bekal di bengkel. "Lo gak sempet makan dirumah, jadi gue bawain bekal aja buat lo makan nanti disana. Jangan telat makan ya,"
Berasa kek suami istri..

"Makasih sayang, gue pergi dulu. Lo hati-hati ya," ujar Langit.

"Lo juga..." sahut Bintang 

Bintang memperhatikan Langit yang sudah jauh pergi, ia melihat perubahan yang sangat banyak pada diri Langit, Langit kini mulai berpikiran dewasa dan mandiri. Ia bahka bertanggung jawab dengan apa yang sudah ia perbuat. Bahkan ia tidak ingin jauh dari Bintang sekarang ini. Di hati dan otaknya selama ini hanya Bintang. Selama ini ia menyukai Bintang, tapi ia melakukan cara yang salah untuk mengungkapkan rasanya. Langit menyadari hal itu, bahkan sekarang ini ia ingin mengungkapkan perasaannya kepada Bintang, tapi ia takut cintanya akan bertepuk sebelah tangan. Mengingat Bintang sangat dekat dengan Surya, di situ ia hanya akan memendam perasaannya sendiri.

BxB- STAR IN THE SKYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang