Bab 5

894 104 25
                                    

Langit mulai Frustasi saat tidak ada kabar dan di abaikan oleh Bintang. Ia berkali-kali menelpon Bintang tetapi tidak di angkat, jika di lihat log panggilan di ponsel Bintang akan ada 500 panggilan tak terjawab dalam sehari. Bintang juga tidak membuka pesan Whatsappnya karena jika ia membuka Whatsapp akan terlihat status Online dan Chat dari Langit akan masuk sebanyak-banyaknya.

Bintang membuka ponselnya dan melihat panggilan tak terjawab, ia tertawa geli saat melihat Langit menelponnya berkali-kali. Bintang sudah pulang kerumah sederhananya itu, ia juga sudah menelpon abangnya dan mengabari kalau dirinya sudah dirumah milik Bintang sendiri. Bintang sudah membereskan semua pakaiannya, lalu ia mendapat kabar dari kepala sekolah bahwa besok sudah mulai belajar. Bintang kembali mempersiapkan buku pelajarannya, hari ini ia tidak kerumah sakit karena Jayadiningrat sudah pulang dari rumah sakit. Bintang melihat kembali ponselnya lalu ia melihat ada pesan dari Jayadiningrat.

Om Jaya: "Terimakasih sekali lagi Om ucapkan ya nak. Lain waktu Om ingin  bertemu dan berbicara padamu."

"Baik Om, kabari Bintang saja kapan Om mau ketemu." balas Bintang.

Dugaan bintang benar, begitu Bintang Online langsung masuk pesan dari Langit. "Lo abaikan gue lagi Ha? Jawab gue kemana lo seharian gak masuk sekolah?"

"Bukan urusan Lo, mau gue masuk kek, mau gak kek. Apa peduli Lo, wahai Langit yang biru?" balas pesan Bintang.

"Gue nanya baik-baik, Lo kenapa dan kemana?" Balas Langit lagi.

"Gue sakit," balas Bintang Singkat.

"Sharelok sekarang, gue kerumah Lo." balas Langit.

"Gak usah, makasih. Udah malam, mending Lo tidur. Dah ya," balas Bintang lagi.

Langit membanting ponselnya di kasur, beruntung tidak dilantai kan sayang handphone mahal pejah. Walaupun iya pecah Langit akan dengan mudah mendapatkan gantinya yang baru. Langit pun pergi tidur, merasa kesal di abaikan terus menerus oleh Bintang, tersimpan dendam tersendiri di dalam hatinya. Bintang membuka lagi ponselnya, ia membaca pesan dari Langit dari pagi hingga malam ini. Bintang sedikit bingung, sebenarnya apasih maunya Langit ini. Merasa malas jika harus bertemu pura-pura baik kadang, kadang kurang ajar sifat Langit kalau di hadapan teman-temannya.

Pagi hari yang cerah telah tiba, Bintang masih tidur. Lalu pintu kamarnya terbuka, Satria datang dan membangunkan Bintang. "Wooooiii putri tidur bangun, hari sudah pagi. Nanti lambat kesekolah."

"Abang ih, hari minggu ini. Masak lupa hari?" ujar Bintang.

"Hari minggu mbahmu, heh. Ini hari senin adik sayang... Kuylah mandi sama abang." ujar Satria.

Mendengar ajakan itu Bintang langsung pergi kekamar mandi dan mengunci pintu kamar mandi dan mandi. Satria terkekeh geli, ia pergi keluar dan menunggu Bintang di meja makan. Disana sudah ada dokter Edy yang sedang menyiapkan sarapan. Bintang keluar sambil menyeret tasnya, rasanya ia malas sekali kesekolah hari ini. Sekolah hanya untuk formalitas saja baginya, bahkan ia tidak membutuhkan sekolah, karena otaknya jauh lebih cerdas dari gurunya. Mata Bintang langsung melek lebar-lebar saat melihat Dokter Edy disana.

"Aaahh, abang dengan kakak ipar toh, uwuw banget sih...." ujar Bintang.

"Pppfffff, k-kamu tau hubungan abang sama  dia?" ujar Satria kaget sambil nyemburin air tehnya.

"Dasar bege, kalau mau nyembur kearah sana. Kotor ni seragam sekolah dedek yang baru di beliin sama om Jaya." ujar Bintang.

"Apa? Kamu... Kamu, oh tidak. Adek ku main sama om om... Dek maafkan abang, abang udah kaya kamu gak perlu main sama Om Om hidung belang, kamu butuh apa bilang sama abang." ujar Satria sambil mendekati Bintang.

BxB- STAR IN THE SKYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang