Bab 8

832 97 49
                                    


"Hidup tak akan menjadi beban jika kau bisa menjalaninya dengan ikhlas".

_____________________________________

Jaya dan Vero berpelukan, saling memaafkan dan menyesali semua yang telah terjadi. Langit dan Bintang melihat mereka yang damai, lalu mereka pun pergi dari sana. Bintang membawa Langit kesebuah hamparan padang rumput hijau yang luas. Lalu terdapat bunga-bunga bermekaran. Langit dan Bintang sampai di tempat itu, lalu Langit dan Bintang duduk di tepi danau yang sangat indah. Bintang berbaring, sambil menatap awan di Langit yang biru, lalu Langit Jayadiningrat pun ikut berbaring, namun posisinya berbeda.

 Bintang berbaring, sambil menatap awan di Langit yang biru, lalu Langit Jayadiningrat pun ikut berbaring, namun posisinya berbeda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kayak gini.... Bintang jaket Biru, Langit yang pakai jas.

Bintang menoleh kearah Langit, lalu Langit berbicara. "Kenapa orang tua lo memberi nama lo Bintang?"

"Karena kedua orang tua gue dan abang gue menyukai nama Bintang, setiap malam mereka selalu keluar rumah bahkan menggunakan teropong Bintang untuk melihat cahayanya yang indah. Dan mereka berkata kepada gue jadilah Bintang yang selalu bersinar terang seperti Bintang-bintang di langit itu. Meski Langit mendung, kau akan muncul kembali menyinari langit hitam kelabu itu." sahut Bintang.

Langit mengangguk, lalu Bintang berbicara lagi. "Kenapa kedua orang tua lo memberi nama Langit?"

"Karena mereka menyukai Langit yang cerah dan biru. Namun tidak suka di saat mendung, menyukai langit malam yang di hiasi Bintang." ujar Langit sambil memiringkan badannya dan wajahnya menghadap ke Bintang.

"Nama lo Langit, dan nama gue Bintang... Suatu kebetulan yang tak terduga," ujar Bintang.

"Benar, kita akan saling melengkapi satu sama lain, seperti bintang dan langit di dunia ini." ujar Langit.

"Tapi gue males, kenapa langitnya itu lo?" ujar Bintang mulai usil dan mulai membuat Langit kesal.

Langit yang tadinya tersenyum seketika cemberut dan berbicara. "Heleh, emang apa salahnya kalau gue ha? Lo itu emang di takdirin buat gue, udah terima ajalah."

"Ogah gue sama lo, lo pikir gue apaan? Gak usah aneh-aneh lo ya," ujar Bintang.

Langit mulai memasang wajah tanpa ekspresinya lalu ia hanya diam dan mulai cemberut, dan mencabuti rumput yang ada di sampingnya. Bintang melihat ekspresi itu, lalu ia tertawa. "Ppppfffff, ahahahahha..."

"Kenapa lo ketawa? Ada yang lucu?" ujar Langit.

"Ada, dan itu lo..." ujar Bintang, melihat Bintang tertawa seperti itu Langit langsung mengusili Bintang.

Iya pindah kebelakang Bintang lalu menggelitiki Bintang. Bintang tidak tahan geli, ia akhirnta terbaring dan tertawa terus menerus. Langit menghentikannya, lalu ia menindih tubuh Bintang. Mereka saling pandang, wajah Langit perlahan turun, turun, semakin dekat, dekat, dan..... Cuuuuupppssssss mmuach

BxB- STAR IN THE SKYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang