Bintang memompa ban sepedanya, saat ia akan pergi dari sana ia melihat seorang anak kecil yang sedang terlihat sedih. Lalu Bintang mendekati anak kecil itu. Tapi diam-diam dari kejauhan ada seseorang yang mengintai Bintang. Dia adalah Surya, saat Surya sudah sampai dirumah Langit, ia pura-pura ada sesuatu yang tertinggal. Lalu Surya kembali ketoko buku itu dan benar saja kalau Bintang masih disana. Memotret wajah Bintang yang sedang duduk dan berbicara kepada anak kecil. Lalu ia mendekat agar mendengar percakapan mereka berdua.
"Hai... Kamu kenapa sedih?" ujar Bintang kepada anak kecil itu.
"Aku bingung, karena besok adalah acara untuk hari ibu, tapi aku gak punya ibu. Yang ada hanya ayahku, tapi ayah tidak mau datang ke acara di sekolahku karena ayah sibuk." sahut Anak itu.
"Kita sama-sama tidak punya ibu, kamu kenapa keluar sendirian?" ujar Bintang.
"Aku habis beli buku disana tadi bang, dan ziarah kemakam ibu. Abang mau gak bantuin aku, datang keacara sekolah ku? Aku bayar abang juga gak apa-apa." ujar anak kecil itu, sambil mengeluarkan uang lima ratus ribu.
Bintang diam, lalu ia berbicara. "Kau mencuri uang ayahmu?"
"Tidak, ini uang yang di berikan ayah untuk membeli buku." ujar anak kecil itu.
"Ya sudah, abang bantu kamu. Besok abang datang kesekolah kamu. Acaranya jam berapa?" ujar Bintang.
"Acaranya jam tiga sore bang... Ini uangnya bang," ujar Anak itu sambil menghapus air matanya.
Surya yang melihat itu penasaran akankah Bintang menerima uang anak itu atau tidak. Lalu Bintang berbicara. "Kamu simpan saja uangnya, kamu tabung. Abang bantu kamu secara cuma-cuma. Oh iya nama kamu siapa?"
"Nama aku Baim... Abang namanya siapa? Aku panggil abang ganteng aja ya." ujar Baim.
"Ahahhaha, kamu bisa aja. Nama abang Bintang. Ya sudah ayo abang antar kamu pulang." ujar Bintang.
Anak itu mengangguk, lalu Bintang dan Baim pergi mengendarai sepedanya. Lalu Surya pun mengikuti kemana Baim pergi juga naik sepeda. Bintang sampai dirumah Baim, lalu Bintang berpamitan dan pergi dari rumah Baim. Sementara Surya terus mengikuti Bintang sampai kerumahnya Bintang. Lalu Surya pergi meninggalkan rumah Bintang, dan dia tau dimana Bintang tinggal. Rumah sederhana milik Bintang, apa yang membuat Surya begitu tertarik dengan Bintang? Entahlah.
Keesokan harinya, Bintang berangkat kesekolah. Sesampainya di sekolah semua murid heboh dan riuh. Willy menyapa Bintang yang tengah berjalan dengan santainya menuju sekolah. "Bintang, tunggu..."
Bintang menoleh lalu tersenyum kearah Willy. "Lo cepet banget sih jalannya Bin,"
"Lo yang lambat, perasaan gue jalan pelan juga. Oh iya Tristan mana?" ujar Bintang.
"Mana gue tau, emang gue emaknya?" ujar Willy.
"Ya biasakan kalian selalu berdua kemana-mana." ujar Bintang.
"Belum sampai kayaknya tu anak, ya udah kita kekelas yuk." ujar Willy.
Bintang mengangguk, lalu Tristan datang dan menyapa mereka berdua. "Bintang, Willy, kalian baru sampai?"
"Iya, lo udah dari tadi di sekolah? Tumben bener lo, biasa paling akhir." ujar Willy.
"Eheheheh, gue penasaran sama tu anak baru. Katanya keluarga Jayadiningrat." ujar Tristan.
"Oooh, jadi itu yang buat satu sekolah heboh pagi ini?" ujar Bintang.
"Iya katanya satu kelas sama kita juga loh, sumuran sama Langit." ujar Tristan.
Bintang mengangguk, lalu saat mereka tengah berjalan, klakson mobil mengagetkan mereka. Lalu kepala Langit nongol dan mengusir mereka. Surya yang melihat Bintang dari dalam mobil langsung senang, ternyata satu sekolah dengannya. Bintang, Willy, dan Tristan minggir lalu mobil Sport itu melaju menuju halaman parkir. Bintang sedikit kesal, tapi buat apa kesal, lalu Bintang berbicara.
KAMU SEDANG MEMBACA
BxB- STAR IN THE SKY
Fiksi RemajaBintang dan Langit, adalah kesatuan yang sangat pas dan cocok banget. Dimana ada langit yang cerah di malam hari, maka muncullah bintang yanh berkerlap kerlip nan indah. Tetapi ketika langit berubah mendung maka bintang pun hilang. Sayangnya tidak...