Semua murid masuk kedalam kelas masing-masing, namun hari ini belum mulai pelajaran. Karena setiap murid harus beradaptasi dulu dengan sekolah, berkenalan satu sama lain dan mengenal seluk beluk sekolah yang besar dan luas itu. Hari ini semua murid baru melalukan Tour atau keliling sekolah. Bintang dan Willyam berjalan bersama lalu ada salah satu orang yang menyapa Willyam.
"Ooooiiiikkk, Willy. Lo keterima disini kagak ngabarin gue, aaah jahat lo." seru anak itu yang bernama Tristan.
"Eh lo keterima disini? Yang jahat siapa, lo kan yang ga ada ngabarin gue. Ya mana gue tau," ujar Willy.
"Lo mah gitu, mentang-mentang dapat teman baru, teman lama di lupain." ujar Tristan.
"Gila lo, ya gak lah. Kenalin ini Bintang," ujar Willy.
"Halo, Tristan yang paling cakep dan paling imut di sekolah ini. Lo imut banget btw," ujar Tristan.
"Hahahahaha, sa ae lo Bambang... Gue Bintang," ujar Bintang sambil berjabat tangan.
Tristan lama tidak melepaskan tangan Bintang karena halus banget. Lalu Willy berbicara. "Woi, lepasin tangan anak orang."
"Ahahha maaf, mulus banget soalnya." ujar Tristan.
Ketiga orang itu sudah akrab, lalu saat mereka tengah asik berjalan lalu bintang menabrak seseorang. Orang itu adalah Langit Jayadiningrat. Willy dan Tristan sedikit ketakutan, lalu saat Bintang melihat siapa yang ia tabrak, wajah datarnya mulai muncul. Lain halnya dengan ekspresi si Langit itu gelap sama persis dengan langit yang mendung itu.
"Lo kalau jalan lihat-lihat, pakai mata lain kali." ujar Langit dengan suara berat khas pria macho.
Bintang hanya meringis dan bilang. "Sory, tadi lagi fokus ke sekolah."
"Oh jadi lo sekolah disini juga? Heran gue, sekolah elite begini nerima gembel kayak lo." ujar Langit.
Bintang hanya diam, lalu ia tidak menggubris Langit yang menghinanya. 'What gue dikatain Gembel? Sabar sabar.'
"Woi, gue ngomong sama lo. Inget, selagi gue ngomong sama lo, lo gak boleh abaikan gue." ujar Langit sambil menarik tangan Bintang.
".........." Bintang diam dan tidak berbicara melainkan menatap tajam Langit.
Langit mendekat dan mulai berbicara lagi. "Inget, jangan macam-macam sama gue,"
"Oke... Ya udah ya gue pergi dulu. Mnp, kalau bisa ngomongnya agak jauhan dikit, jigong lo bau jengkol. Dan satu lagi, kalau masih ngantuk tidur aja lagi, trend sepatu beda warna udah lewat." ujar Bintang sambil menahan tawanya.
"Sialan lo... Awas lo." ujar Langit.
Bintang pergi meninggalkan Langit dengan gelak tawa yang membuat Langit kesal, hanya Bintang yang berani mentertawakan anak konglomerat pemilik sekolah itu. Willy dan Tristan hanya tertegun saat melihat Bintang berani dengan anak pimilik sekolah.
"Bintang, kok lo berani sih sama Langit?" ujar Willy.
"Abang Willy, kenapa mesti takut sama tu anak. Sama-sama manusia ini," jawab Bintang dengan santai dan cuek.
"Tapikan dia anak pemilik sekolah ini loh," sahut Tristan menimpali.
"Terus mentang-mentang dia anak pemilik sekolah, kita harus takut? Aduh malah gue berharap di keluarin dari sekolah ini. Mending gue sekolah di sekolahan biasa," ujar Bintang.
"Lah terus kenapa lo bisa ketrima disini?" ujar Willy.
"Abang gue tu yang daftarin kesini, pas ikut test eh lolos gue, ya udahlah mau gak mau gue terima aja." sahut Bintang.

KAMU SEDANG MEMBACA
BxB- STAR IN THE SKY
Teen FictionBintang dan Langit, adalah kesatuan yang sangat pas dan cocok banget. Dimana ada langit yang cerah di malam hari, maka muncullah bintang yanh berkerlap kerlip nan indah. Tetapi ketika langit berubah mendung maka bintang pun hilang. Sayangnya tidak...