pak Alvano.2

30.1K 1.9K 26
                                    

Keesokan harinya Rheyna kembali ke kampus dan kembali bertemu dengan Alea. Mengenai pesan yang dikirim oleh Rheyna kepada Alea sungguh membuat Alea penasaran.

“Jadi..kemarin pak Al ke rumah lo?”tanya Alea dengan bola mata yang berbinar.

Rheyna mengangguk dengan lesuh, “gue baru banget sadar kalau kemarin gue itu sok kepo banget sama pak Al”

“Kepo gimana? Lo nanya apa emangnya ke dia?”tanya Alea.

“Gue nanya....’jadi bener ya kalau bapak itu duda’”Rheyna mengulang pertanyaan yang kemarin ia lontarkan pada Alvano.

“Serius? Terus respon dia  gimana?”tanya Alea.

Rheyna menghela, “ya dia jawab iya, terus...dia nanya juga katanya gue udah berapa kali ketemu sama anaknya, padahal gue ngerasa pernah ketemu sama anaknya”

Alea mengangguk, “apa anak yang waktu itu manggil lo mami anaknya pak Al?”

“Gue gak tau Le, gue jadi....ngerasa aneh sama diri gue sendiri”jawab Rheyna.

“Kalau iya, gue yakin alasan dia ke rumah lo kemarin itu gara-gara anaknya”ucap Alea.

“Ih, lo tuh kebanyakan nonton drama Le, pilosofi lo tuh ngaco semua tau gak!”jawab Rheyna dengan wajah yang semakin ditekuk.

Alea mendengus sambil melipat kedua tangannya didepan dada dengan wajah yang dibuat kesal.

Sepulang kuliah Rheyna kembali sendiri dirumah karena Alaska sedang bekerja dan Fira kembali pergi keluar kota untuk membantu pekerjaan Bagas. Sebenarnya ia dan Alea berniat untuk menonton drama thriller dirumahnya hari ini, tapi karena cuaca yang mendadak panas membuat Alea membatalkan acara nonton mereka.

Rheyna menghela setelah berhasil menghabiskan semangkuk bakso yang ia beli saat perjalanan pulang tadi. Perutnya jadi sedikit membuncit karena efek kekenyangan yang timbul dari memakan bakso satu porsi sendiri itu.

Biasanya ia selalu memakan bakso berdua dengan Alaska karena selalu merasa kenyang disaat bakso itu baru habis setengahnya. Tapi karena Alaska yang tidak ada dirumah membuat Rheyna harus menghabiskannya seorang diri.

Di sisi lain, Alvano dibuat fokus dengan jalan raya didepannya. Ia sedang dalam perjalanan menuju rumah Rheyna karena sejak tadi Enzi dan Aileen terus merengek meminta Rheyna untuk datang. Sejak kemarin mereka terus dipaksa untuk bermain dengan Kirana dan itu membuat mereka tidak ingin lagi pergi kemana-mana selain bertemu dengan Rheyna.

Selain karena itu, Alvano juga ingin melihat senyuman Rheyna lagi setelah ia melihatnya tempo hari.

Alvano menghentikan mobilnya saat melihat lampu lalu lintas berwarna merah. Ponselnya berdering memunculkan nama Sintya dilayar ponselnya. Alvano pun segera mengangkat telpon itu dengan memasangkan earphone Bluetooth ditelinganya.

'Ada apa?' Alvano segera membuka percakapan.

'Kamu setiap aku telepon kenapa ketus banget sih?’

'Ada perlu apa? Saya lagi dijalan, gak bisa diganggu'

Terdengar Sintya sedikit berdecak disana.

‘Mama bilang kamu dikantor jadi aku kesini, sekarang kamu dimana?’

‘Saya lagi ada urusan’

'Yaudah Jemput aku didepan kantor kamu sekarang, cepet!'

'Sejak kapan saya jadi supir kamu?'

'Mas, itu kewajiban kamu lho, kamu lupa omongan mama?'

'Apa? Kewajiban? Siapa saya dan siapa anda?'

Duda LoversTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang