malu lagi

23.6K 1.5K 6
                                    

3 jam kelas Alvano sudah selesai, kini ia berjalan menyusuri koridor dengan tatapan kagum yang diperlihatkan oleh mahasiswanya.

"Pak Al tunggu!"

Alvano menghentikan langkahnya saat mendengar seseorang memanggil namanya. Tapi saat sadar jika pemilik suara itu adalah Rheyna, dengan cepat ia kembali melangkah, membuat Rheyna berlarian mengejarnya dibelakang.

"Pak, saya tau bapak kemarin itu Cuma bercanda sama saya"ucap Rheyna saat dirinya sudah berada disamping Alvano dnegan langkah yang cepat mengikuti langkah kaki Alvano yang besar.

"Saya sudah bilang kalau saya serius"jawab Alvano.

"Tapi saya gak mau nikah sama bapak"ucap Rheyna.

Alvano menghentikan langkahnya tepat saat mereka berada ditengah-tengah lapangan yang dikelilingi oleh mahasiswa yang sedang bersantai.

"Kasih saya alasan"jawab Alvano datar.

"Ya..bapak sama saya baru aja kenal kan, masa iya saya harus nerima lamaran bapak gitu aja sih?"ucap Rheyna.

"Semalam kan kamu sudah minta waktu ke saya, dan saya gak keberatan untuk nunggu kamu"jawab Alvano.

"Pak tapi saya gak mau!"

"Kalau alasan kamu masih tentang waktu, saya akan buat kamu jatuh ke saya dalam waktu singkat"ucap Alvano kemudian berlalu membuat Rheyna kesal hingga menghentakan kakinya beberapa kali.

"Ciee Rheyna dilamar dosen"

Ucapan dari salah satu mahasiswa laki-laki yang ada disana sontak membuat Rheyna tersadar lalu menatap sekelilingnya yang sedang tersenyum padanya.

'Rheyna....lo bodoh banget sumpah! Kenapa sihhhhhh?!!'-Rheyna menghardik dirinya sendiri dalam hati.

"Rhey, kabarin dong kalu udah mau married!"

"Jadi yang lo omongin di kelas itu maksud lo drama lo sam pak Al gitu ya Rhey?"

"Yahhh jadi mama tiri dong"

"Patah hati deh gue, mau nikung juga yang ditikung jauh lebih didepan"

Dan masih banyak lagi pujian dan beberapa hinaan yang dilontarkan dari teman-teman kampus Rheyna. Membuat Rheyna sangat pusing sekaligus kesal. Dengan langkah cepat ia berlari keluar dari area kampus.

Rheyna merasa dirinya benar-benar bodoh sekarang. Sangat bodoh!

-

Sebenarnya Rheyna masih punya 6 jam lagi jadwal kampusnya hari ini, tapi karena ia mendapatkan pesan yang cukup banyak dari teman-temannya yang mempertanyakan mengenai hubungan nya dengan Alvano membuat Rheyna memutuskan untuk membolos saja hari ini.

"Lagian ngapain sih lo tuh pakai cegat pak Alvano dan ngomongin itu di kampus Rhey? Gak cukup apa lo malu didepan mama sama papa pas ketahuan dianter sama pak Al, mana ketahuan nginap juga! Ih bodoh banget lo sumpah!"Rheyna kembali menghardik dirinya sendiri saat sudah tiba didalam kamar.

Tok tok

"Rhey, ada tamu dibawah"ucap Fira setelah mengetuk pintu kamar Rheyna.

"Siapa ma?"tanya Rheyna.

"Dosen kamu"

Rheyna menghela, "Rhey lagi gak enak badan..suruh pulang aja"

"Tapi dia datang bawain kamu makanan banyak banget Rhey!"ucap Fira.

"Rhey gak laper! Buat mama aja!"jawab Rheyna.

"Jadi kamu gak mau turun nih?"tanya Fira memastikan.

"Gak!"jawab Rheyna cepat lalu menutup wajahnya dengan bantal miliknya.

"Gue udah bilang gue gak mau!"teriak Rheyna dibalik bantalnya.

Tok tok

"Ma, Rhey udah bilang Rhey gak mau turun!"

Tok tok

"Mama please"

Tok tok

Rheyna menghela lalu dengan terpaksa bangkit dan membuka pintu secara kasar.

"Ma, Rhey gak mau ketemu----"

"Katanya kamu sakit, saya bawakan bubur buat kamu"sela Alvano cepat sambil melangkah masuk kedalam kamar Rheyna dan menyimpan semangkuk bubur diatas nakas.

"P-pak Al ngapain disini?"tanya Rheyna.

"Salah satu cara agar kamu cepat suka sama saya"jawab Alvano terus terang.

Rheyna membulatkan matanya tidak habis pikir, "pak, jangan gila deh"

"Saya gak gila, malah sepertinya kamu yang gila karena gak mau nerima lamaran dari pria seperti saya"sela Alvano.

Rheyna berdecih, "saya gak suka duda"

Alvano mengangkat sebelah alisnya lalu berjalan mendekat kearah Rheyna, mengikis jarak diantara keduanya membuat Rheyna melangkah mundur. Ia tidak tau kenapa Alvano menjadi sosok yang berbeda sekarang, di kampus tadi Alvano sangat terlihat cuek dan dingin saat berbicara dengannya.

Tapi sekarang, dia benar-benar melakukan segala hal untuk menarik perhatiannya.

"P-pak, ini rumah saya! Jangan macam-macam ya bapak disini!"ucap Rheyna.

Alvano menyunggingkan sebelah ujung bibirnya lalu mengangkat tangannya membuat Rheyna semakin ketakutan.

Plukk

Alvano menyimpan punggung tangannya didepan dahi Rheyna dan merasakan suhu tubuh gadis dihadapannya ini.

"Kamu gak panas, katanya sakit"ucap Alvano.

"Bapak apa-apaan sih?!"Rheyna segera menurunkan tangan Alvano dari dahinya.

"Kamu bohong?"Alvano balik bertanya membuat Rheyna panik mencari alasan untuk menjawab pertanyaan Alvano yang satu ini.

"Euuhh.....uhuk uhuk, saya sakit pak..uhuk"ucap Rheyna berlagak batuk didepan Alvano.

Takk

Alvano menyentil dahi Rheyna membuat Rheyna berhenti berpura-pura dan mengusap dahinya yang sedikit terasa sakit.

"Masih ada 6 jam ngampus, kenapa pulang?"tanya Alvano dengan raut yang kembali datar dengan tangan yang berkacak pinggang.

"Ya terserah saya dong, mang gak boleh?"jawab Rheyna sambil berkacak pinggang mengikuti gaya Alvano.

"Saya dosen kamu, lulus atau enggak nya kamu itu tergantung keputusan saya dan dosen pembimbing"ucap Alvano.

Rheyna terdiam menatap manik Alvano lekat. Jujur, menatap mata Alvano lebih dari 5 detik itu sudaah cukup bagi Rheyna untuk jatuh kedalam hatinya.

"Balik lagi ke kampus"ucap Alvano sambil menarik lengan Rheyna.

"Ih bapak gak mau!"teriak Rheyna sambil berjongkok.

"Balik ke kampus atau saya seret kamu?"tanya Alvano.

"Mama pak Al mau perkosa Rheyna ma tolong!!!!"teriak Rheyna.

Alvano sontak melepaskan pegangan tangannya pada tangan Rheyna. Ternyata trik ini cukup sulit dari yang ia bayangkan. Rheyna memang berbeda dari wanita kebanyakan yang baru ditatap saja sudah menjerit untuk dinikahi. Sedangkan Rheyna, sudah diminta baik-baik untuk menikah dengannya eh malah ditolak.

Bahkan disaat Alvano berusaha untuk membuat Rheyna mencintainya malah sesusah ini.

"Siap-siap, saya tunggu kamu dibawah"ucap Alvano lalu berjalan keluar menutup pintu kamar Rheyna rapat-rapat.

Melihat Alvano sudah pergi Rheyna langsung menyentuh jantungnya yang terasa berdenyut. Ia meringis ngeri pada dirinya sendiri. Kenapa ia bisa menjadi seaneh ini?

Duda LoversTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang